Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ini Alasan Terjadinya Rentetan Gempa Bumi Selama Bulan Agustus 2019, Daryono: Ada 3 Klaster Seismik

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono BMKG, memberikan informasi terkait rentetan gempa bumi yang terjadi pada bulan Agustus 2019

Instagram.com/@infobmkg
Hasil monitoring karakteristik gempabumi di Bulan Agustus 2019 

TRIBUNTERNATE.COM - Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memberikan informasi terkait rentetan gempa bumi yang terjadi pada bulan Agustus 2019.

Hal tersebut disampaikan Daryono melalui media sosial Instagram BMKG@infobmkg.

Dalam unggahan tersebut, Daryono mengungkapkan tentang cara memahami karakteristik gempa pendahuluan.

Menurut Daryono, sebelumnya monitoring BMKG sudah mencatat data gempa yang terjadi sejak awal Agustus 2019 ini.

Infok BMKG: Gempa Bumi M 5.1 Guncang Melonguane, Sulawesi Utara Selasa (13/8/2019) Siang

Rentetan gempa bumi yang dicatat tersebut terjadi di sekitar Selat Sunda.

"Monitoring BMKG menunjukkan bahwa sejak awal Agustus 2019 telah terjadi rentetan aktivitas gempa bumi di Busur Subduksi Sunda.

Aktivitas gempa singnifikan ini tersebar dari Segmen Megathrust Mentawai-Siberut hingga Segmen Megathrust Sumba," tulis Daryono.

Aktivitas gempa bumi tersebut pertama kali diawali oleh gempa Banten pada 2 Agustus 2019 yang bermagnitudo 6.9.

Semenjak gempa Banten tersebut, hingga kini masih banyak rentetan gempa yang terjadi di Indonesia.

Info BMKG: Gempa Bumi M 3.8 Guncang Donggala, Sulawesi Tengah Selasa (13/8/2019) Pagi

"Diawali dengan peristiwa gempa kuat dan merusak di Banten berkekuatan M 6,9 pada 2 Agustus 2019 lalu, hingga hari ini rentetan gempa masih terus mengguncang.

Hari ini saja sudah 2 kali wilayah selatan Bali dan Banyuwangi diguncang gempa berkekuatan M 4,9," imbuh Daryono.

Selain itu ia juga memberikan catatan gempa selama bulan Agustus 2019, yang ternyata sudah lebih dari 8 kali gempa terjadi.

"Sejak awal Agustus 2019 tercatat di Busur Subduksi Sunda sudah lebih dari 8 kali terjadi gempa signifikan yaitu.

1. 2 Agustus 2019 Gempa Selatan Banten M 6,9

2. 3 Agustus 2019 Gempa Sukabumi M 4,4

3. 9 Agustus 2019 Gempa Sumba M 4,3

4. 10 Agustus 2019 Gempa Tasikmalaya dan Pangandaran M 4,0

5. 10 Agustus 2019 Gempa Tasikmalaya dan Pangandaran M 5,1

6. 11 Agustus 2019 Gempa Pariaman M 5,2

7. 11 Agustus 2019 Gempa Selatan Selat Sunda M 5,1.

8. 12 Agustus 2019 Gempa Selatan Bali dan Banyuwangi M 4,9," papar Daryono.

BMKG Maluku Catat Gempa Bumi Guncang Seram Bagian Timur Senin (12/8/2019) Siang

Ia juga mengungkapkan jika rentetan gempa yang terjadi tersebut sangat perlu dicermati.

Hal tersebut dikarenakan seluruh rentetan 8 kali gempa yang terjadi berada di Zona Subduksi.

"Rentetan gempa ini sangat menarik dicermati.

Seluruh gempa berpusat di Zona Subduksi.

Memang ada variasi kedalaman hiposenternya, dalam hal ini ada pusat gempa yang sangat dangkal bersumber di zona subduksi muka (front subductioan) tetapi ada juga yang berada di kedalaman menengah di zona transisi antara zona Megathrust dan Benioff," ungkap Daryono.

Dari fenomena yang terjadi tersebut malah semakin membuat masyarakat dan awak media penasaran, apa yang sebenarnya terjadi.

Masyarakat hingga awak media bahkan banyak yang bertanya, mengenai alasan zona subduksi yang akhir-akhir ini menjadi sangat aktif.

"Fenomena rentetan gempa yang terus terjadi ini memancing perhatian masyarakat dan awak media yang terus menanyakan ke BMKG, fenomena apakah ini, mengapa aktivitas gempa di zona subduksi akhir-akhir ini sangat aktif.

Sebagian dari mereka malah lebih kritis dengan menanyakan apakah rentetan gempa ini merupakan aktivitas gempa pendahuluan (foreshocks)?," lanjut Daryono.

Gempa 2 Kali Guncang Jembrana Bali Senin (12/8/2019) Pagi, Guncangan Terasa Hingga Jember Jawa Timur

Dari banyaknya pertanyaan masyarakat hingga awak media tentang fenomena di atas, BMKG akhirnya membeberkan jika hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya klaster paling utama yang menjadi penyebab peningkatan seismik.

"Tentu saja sangat sulit untuk menjawab pertanyaan semacam ini.

Namun demikian, hasil monitoring BMKG memang menunjukkan adanya klaster yang mencolok terkait adanya peningkatan aktivitas seismik, yaitu:

(1) zona selatan Bali dan Banyuwangi,

(2) Zona Cilacap dan Pangandaran,

dan (3) Selat Sunda.

BMKG akan terus memonitor aktivitas seismik yang terjadi khususnya di 3 zona duga aktif tersebut dan hasilnya akan segera diinformasikan kepada masyarakat," jelas Daryono.

(TribunTernate.com/Sri Handayani)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved