Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kepala BMKG Beberkan Fakta Aktivitas Gempa Bumi di Kalimantan, Paling Rendah Dibanding Pulau Lain

BMKG turut memberikan jawaban mengenai Pulau Kalimantan terkait bencana gempa bumi agar informasi yang ditangkap masyarakat tidak salah kaprah.

instagram.com/@infobmkg
Informasi BMKG terkait gempa di Pulau Kalimantan 

TRIBUNTERNATE.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan perpindahan ibukota baru di Pulau Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Timur pada Selasa (26/8/2019).

Tentunya perpindahan ibukota baru menimbulkan pro kontra dari segala lapisan masyarakat.

Salah satu yang banyak diperbincangkan khalayak yakni mengenai Pulau Kalimantan yang dianggap relatif minim mengalami bencana, termasuk gempa. 

Menanggapi hal itu, dari BMKG turut memberikan jawaban mengenai Pulau Kalimantan terkait bencana gempa bumi agar informasi yang ditangkap masyarakat tidak salah kaprah.

Cuitannya soal Ibu Kota Baru Diadukan Kaesang ke Jokowi, Tengku Zulkarnain Tagih Janji Kampanye

Informasi tersebut disampaikan BMKG melalui unggahannya di Instagram resmi, @infobmkg, pada Rabu (28/8/2019) pagi.

Menurut BMKG, Pulau Kalimantan adalah satu-satunya pulau dengan aktivitas gempa paling kecil.

Walaupun di Pulau Kalimantan sendiri mempunyai sesar dan catatan aktivitas gempa, tetapi gempa yang terjadi masih relatif lebih aman dibanding pulau lain di Indonesia.

"Kalimantan adalah satu-satunya pulau di Indonesia dengan tingkat aktivitas kegempaan relatif paling rendah. 

"Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, tetapi secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia, seperti Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar," tulis akun @infobmkg.

Peletakan Batu Pertama Jalan untuk Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur Mulai Tahun 2020

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, juga turut membeberkan sejumlah fakta tentang kondisi seismisitas Pulau Kalimantan yang rendah potensi aktivitas gempa.

"@dwikoritakarnawati memaparkan, kondisi seismisitas Pulau Kalimantan yang relatif rendah ini berdasarkan sejumlah fakta, diantaranya pertama, wilayah Pulau Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.

Kedua, wilayah Pulau Kalimantan lokasinya cukup jauh dari zona tumbukan lempeng (megathrust).

Dan ketiga, beberapa struktur sesar di Kalimantan kondisinya sudah berumur tersier sehingga segmentasinya banyak yang sudah tidak aktif lagi dalam memicu gempa," ungkap Kepala BMKG.

Walaupun rawan terjadi gempa, namun kegiatan mengantisipasi terjadinya bencana di wilayah pesisir tetap harus dipersiapkan secara matang.

Perlu strategi mitigasi bencana hingga penataan ruang pantai agar lebih aman menjadi salah satu poin penting yang perlu disiapkan.

"Namun demikian, untuk mengantisipasi terjadinya bencana khususnya di wilayah pesisir Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan yang berhadapan dengan sumber gempa, maka perlu disusun strategi mitigasi bencana dengan menyiapkan tata ruang pantai agar masyarakat pesisir lebih aman. .," imbuh Dwikorita.

Selain mitigasi bencana, masyarakat juga perlu dibekali konsep edukasi mandiri terutama menyikapi jika adanya potensi ancaman tsunami.

Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Status Daerah Khusus Akan Dicabut dari Jakarta

"Selain itu, konsep evakuasi mandiri juga menjadi pilihan tepat dan efektif untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman tsunami.

Evakuasi mandiri dengan menjadikan guncangan gempa kuat sebagai peringatan dini tsunami alami dapat menjamin keselamatan masyarakat," paparnya.

Perlunya edukasi mandiri serta pelatihan evakuasi akan menjadi kunci penting untuk sosialisasi masyarakat dan stakeholder di wilayah pantai rawan tsunami yang perlu dilakukan oleh lembaga BNPB, BPBD, BMKG dan lainnya.

Sebagai Arsitek, Ridwan Kamil Nilai Lahan 200 Ribu Hektare untuk Ibu Kota Baru adalah Pemborosan

"Edukasi evakuasi mandiri dan pelatihan evakuasi (drill) akan menjadi materi penting dalam kegiatan sosialisasi untuk masyarakat dan stakeholder di wilayah pantai rawan tsunami, oleh berbagai Lembaga terkait, seperti BNPB, BPBD, BMKG, dsb.

Masyarakat yang ditinggal di zona sesar aktif dan di kawasan pesisir, harus memahami bagaimana cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.

#bmkg #gempa #kalimantan #ibukotabaru," pungkas Dwkorita.

(TribunTernate.com/Sri Handayani)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved