Langit Merah di Muaro Jambi Viral, Begini Klarifikasi BMKG Secara Ilmiah: Mie Scattering
Langit berwarna merah di Muaro Jambi, BMKG memberi klarifikasi secara ilmiah dari hasil analisis citra satelit Himawari-8 dan teori fisika atmosfer
TRIBUNTERNATE.COM - Beberapa waktu lalu sempat beredar video viral dimana langit di daerah Muaro Jambi berwarna merah dan sinar matahari tertutup oleh asap tebal.
Hal ini diketahui dari unggahan Instagaram, @makassar_iinfo yang diunggah pada Sabtu (21/9/2019).
Menanggapi hal tersebut BMKG akhirnya memberikan klarifikasi secara ilmiah.
Menurut hasil data yang di analisis oleh citra satelit Himawari-8 pada tanggal 21 September, di sekitar lokasi Muaro Jambi ternyata terdapat banyak titik panas dan sebaran asap yang sangat tebal.
• Beredar Isu Hoax, BMKG Klarifikasi Ikan Mati Massal di Ambon Bukan Pemicu Terjadinya Gempa & Tsunami
Asap tebal tersebut berbeda dari asap hasil kebakaran hutan dan lahan dari daerah lain yang juga mengalami kebakaran.
Di wilayah lain, pada satelit menampakan warna cokelat, namun di daerah Muaro Jambi menunjukan warna putih yang diindikasikan dari lapisan asap yang sangat tebal.
Dari hal ini dimungkinan karena kebakaran yang dihasilkan terutama dari kebakaran lahan gambut.
"Beberapa hari terakhir, beredar viral di masyarakat langit di Muaro Jambi berwarna merah, sinar matahari tertutup asap tebal.
BMKG mencatat hal tersebut peristiwa yang dapat dijelaskan secara ilmiah.
Hasil analisis citra satelit Himawari-8 tanggal 21 September di sekitar Muaro Jambi, tampak terdapat *banyak titik panas* dan sebaran *asap yang sangat tebal*.
Asap dari kebakaran hutan dan lahan ini berbeda dari daerah lain yang juga mengalami kebakaran, wilayah lain pada satelit tampak berwarna cokelat namun di Muaro Jambi menunjukkan warna putih yang mengindikasikan bahwa lapisan asap yang sangat TEBAL.
Hal ini dimungkinkan karena kebakaran lahan / hutan yang terjadi di wilayah tersebut, terutama pada lahan-lahan gambut.
Selain faktor tersebut, ternyata kondisi asap tebal juga didukung oleh tingginya konsentrasi debu partikulat polutan yang sangat kecil.
Di daerah Pekanbaru yang lebih parah kondisinya, mengalamai konsentrasi debu polutan yang dikategorikan berbahaya.
Tebalnya asap juga didukung oleh tingginya konsentrasi debu partikulat polutan berukuran
Di Pekanbaru lebih parah lagi, yaitu konsentrasi debu polutan PM10 kategori BERBAHAYA 406,4 ug/m3
Informasi Konsentrasi Partikulat (PM10) BMKG tiap jamnya dapat dipantau pada laman http://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm10.bmkg," tulis akun @infobmkg.
• Ibu Kota Pindah, BMKG Akan Pasang Seismograf di 40an Titik di Pulau Kalimantan Pada 2019-2020
Setelah hasil analisis, BMKG juga menjelaskan fenomena langit merah berdasarkan teori fisika atmosfer.
Langit merah yang terjadi tersebut disebabkan adanya hamburan sinar matahari oleh partikel mengabung di udara yang berukuran kecil atau yang dikenal dengan sebutan Mie Scattering.
Mie Scattiering terjadi apabila diameter partikel yang mengapung di udara sama dengan panjang gelombang dari sinar tampak matahari.
"*Mengapa Langit Memerah?*
Jika ditinjau dari teori fisika atmosfer pada panjang gelombang sinar tampak, langit berwarna merah ini disebabkan oleh adanya hamburan sinar matahari oleh partikel mengapung di udara yang berukuran kecil (aerosol), dikenal dengan istilah hamburan mie ( Mie Scattering ) .
Mie scattering terjadi jika diameter aerosol dari polutan di atmosfer sama dengan panjang gelombang dari sinar tampak ( visible) matahari," tulis @infobmkg.
• Kepala BMKG Beberkan Fakta Aktivitas Gempa Bumi di Kalimantan, Paling Rendah Dibanding Pulau Lain
Dari data BMKG, diketahui jika konsentrasi debu partikulat polutan berukuran
Namun di Muaro Jambi berubah merah, sehingga debu polutan di daerah ini dominan berukuran sekitar 0,7 mikrometer atau lebih dengan konsentrasi sangat tinggi.
Selain konsentrasi tinggi, sebaran partikel polutan ini juga luas untuk dapat membuat langit berwarna merah.
Panjang gelombang sinar merah berada pada ukuran 0,7 mikrometer.
"Panjang gelombang sinar merah berada pada ukuran 0,7 mikrometer.
Dari data BMKG kita mengetahui bahwa konsentrasi debu partikulat polutan berukuran
Ini berarti debu polutan di daerah tersebut DOMINAN berukuran sekitar 0,7 mikrometer atau lebih dengan konsentrasi sangat tinggi.
Selain konsentrasi tinggi, tentunya sebaran partikel polutan ini juga LUAS untuk dapat membuat langit berwarna merah," tulis @infobmkg.
• Prakiraan Cuaca BMKG Maluku Utara Sabtu (21/9/2019), Morotai Cerah Berawan Sepanjang Hari
Dikatakan ukuran partikel bisa lebih dari 0.7 mikrometer dikarena mata manusia yang hanya bisa melihat dengan spektrum visibel 0.4-0.7 mikrometer.
(TribunTernate.com/Sri Handayani)