5 Fakta PNS Kementerian PU Tewas Dicor dalam Makam, Dibunuh Teman Dekat Akibat Hutang Jual Beli
Lima fakta pembunuhan PNS Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang yang tewas dengan tubuh dicor.
TRIBUNTERNATE.COM - Aprianita (50), akhirnya ditemukan setelah dilaporkan menghilang dan menjadi korban penculikan selama 17 hari.
Namun, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, itu ditemukan dalam keadaan tewas mengenaskan dengan tubuh dicor, Jumat (25/10/2019).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian ini bermula pada Rabu (09/10/2019) dimana pihak keluarga korban membuat laporan terkait Apriana yang menjadi korban penculikan.
Setelah mendapatkan laporan tersebut, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi.
Berikut fakta-fakta terkait PNS Kementerian PU Tewas Dicor dirangkum dari Kompas.com:
1. Hutang jual beli mobil
Pada 2014, Yudi Tama Rianto (50) dan Aprianita (50) saling berkenalan saat mereka sama-sama bekerja di Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah I Satker Metropolis Palembang.
Aprianita berstatus PNS, sementara Yudi adalah pegawai honorer.
Setelah lima tahun saling mengenal, tepatnya pada 26 Agustus 2019, Yudi menawarkan mobil jenis Toyota Kijang Innova keluaran tahun 2016 pada Aprianita.
Perempuan itu pun menyetujui membeli mobil tersebut.
Ia kemudian mentransfer uang sebesar Rp 145 juta kepada Yudi untuk membeli mobil tersebut.
Selanjutnya uang itu ditranfser korban ke rekening pelaku.
"Saya Janjikan mobil itu, tapi ternyata mobil tersebut tidak ada lagi. Dia minta uangnya dikembalikan," kata Yudi saat diperiksa penyidik, dikutip dari Kompas.com.
Dari total Rp145 Juta, Yudi mengaku telah mengembalikan uang korban sebesar Rp 50 juta.
Namun, pada 9 Oktober 2019, Aprianita kembali menemuinya untuk meminta uang pembelian mobil tersebut sebesar Rp 35 juta.
2. Dibunuh teman dekat
Jajaran Unit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan menangkap dua orang terduga pelaku pembunuhan Aprianita (50).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, satu dari terduga pelaku tersebut bernama Yudi (50) yang merupakan teman dekat korban.
"Iya, keduanya masih kita periksa. Baru dua tersangka yang diamankan," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel AKBP Yudhi Suwaryadi, Jumat (25/10/2019), dikutip dari Kompas.com.
Menurut Yudhi, polisi sebelumnya telah tiga hari melakukan penggalian di beberapa lokasi untuk mencari korban.
Setelah lima kali menggali di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, petugas akhirnya menemukan korban dengan kondisi mengenaskan.
"Kondisi korban masih mengenakan baju. Kaki korban juga terikat tali,"ujar Yudhi.
3. Kronologi
Yudi Tama Rianto (50) merupakan otak pelaku pembunuhan Aprianita (50) PNS Kementerian PU di Palembang, Sumatera Selatan.
Yudi mengatakan, sebelum membunuh Aprianita, ia lebih dulu memberikan minuman bercampur obat tetes mata kepada korban.
Minuman itu ia berikan saat korban berada di dalam mobil.
"Sebelum menjemputnya di rumah, saya beli minum dan obat tetes mata dulu di jalan. Lalu saya campurkan dan diletakkan di dasboard mobil, "kata Yudi, saat berada di Mapolda Sumsel, Jumat (25/10/2019), dikutip dari Kompas.com.
Saat korban masuk ke dalam mobil, Yudi menawarkan korban untuk minum.
Ketika menenggak minuman tersebut, Aprianita pun lemas tak berdaya.
Namun korban masih dalam kondisi hidup.
Melihat korban lemas, Yudi lalu menjemput pamannya yang dipanggil Aci.
"Sebelumnya saya curhat sama Aci kalau ada utang. Aci menyarankan agar dibunuh saja. Jadi saya turuti, saya disuruh kasihkan ke korban minuman campur obat tetes mata. Setelah itu menjemput Aci di rumah," ujar dia.
Usai menjemput Aci, ternyata paman pelaku ini mengajak dua rekannya yang lain untuk ikut menghabisi nyawa korban.
Dua pelaku itu bertugas untuk menjerat leher korban dari belakang.
"Kami jemput dua orang lagi. Mereka naik mobil dan duduk dibelakang. Korban langsung dijerat. Kondisinya waktu itu masih lemas,"ucap tersangka ini.
Setelah memastikan korban tewas, Yudi bersama tiga pelaku lain membawa jenazah korban ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat untuk mengubur Aprianita.
4. Tukang gali kubur
Tersangka Nopi alias Aci, yang berstatus DPO dan merupakan salah satu otak pembunuhan Aprianita (50), ternyata merupakan tukang gali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat.
Hal itu diungkapkan oleh tersangka Ilyas Kuniawan (26) ketika berada di Mapolda Sumsel, Jumat (25/10/2019).
Ilyas mengatakan, ia mengenal Nopi karena sering nongkrong di sekitar TPU Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II Palembang.
Malam sebelum kejadian, Nopi meminta kepada Ilyas untuk minta ditemani menemui seseorang.
"Waktu ketemu itu, saya langsung disuruh masuk mobil sama Nopi," kata Ilyas, dikutip dari Kompas.com.
Ketika di dalam mobil, Yudi memberikan seutas tali kepada Ilyas untuk menjerat korban Aprianita.
Korban, saat itu, menurutnya terlihat lemas tak berdaya di kursi depan penumpang.
Ilyas sempat gugup saat melihat kondisi korban yang lemas.
Namun, Nopi dan Yudi memaksanya untuk segera menjerat korban hingga tewas.
"Saya tidak ada pilihan. Mereka memaksa saya,"ujarnya.
Setelah membunuh korban, Ilyas lalu diantar pulang oleh kedua tersangka ke kawasan Ariodila, Kecamatan Ilir Timur I Palembang.
Tersangka Aci pun lalu memberikannya uang Rp 4 juta sebagai upah telah membunuh korban.
5. Korban tewas ditemukan dicor dengan kaki terikat
Heriyanto (55), kakak kandung Aprianita (50) Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian PU mengatakan, jenazah Aprianita ditemukan dicor dengan kaki terikat.
Hal itu diketahui karena Heriyanto ikut menggali lokasi ditemukannya jenazah Aprianita yang berada di kawasan tempat pemakaman umum (TPU).
Dalam penggalian itu, Heriyanto turun langsung untuk memecahkan bagian atas coran yang menimbun tubuh Aprianita.
Sekitar kedalaman 50 sentimeter, tubuh korban ditemukan dalam keadaan masih menggunakan pakaian dinas.
"Kakinya masih terikat tali warna putih. Saya yakin itu adik saya," kata Heriyanto ketika berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Jumat (25/10/2019), dikutip dari Kompas.com.
Heriyanto semakin yakin bahwa jenazah itu adalah Aprianita saat melihat langsung pakaian yang dikenakan korban.
Sementara, kondisi mayat yang telah membusuk membuat sebagian tubuh korban telah rusak.
"Batin saya sudah yakin jika itu memang adik saya. Dia hilang sejak 9 Oktober lalu," ujar dia.
(TribunTernate.com/Kompas.com)