Sebut Setya Novanto Biang Buruknya Citra Partai Golkar, Jusuf Kalla: Mengemis Jadi Wakil Sekertaris
Politisi senior Partai Golkar, Jusuf Kalla, menyebut Setya Novanto biang memburuknya citra Partai Golkar.
TRIBUNTERNATE.COM - Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar bakal dilaksanakan pada 3-6 Desember 2019 mendatang.
Terkait buruknya citra Partai Golkar di masyarakat, Politisi senior Partai Golkar, Jusuf Kalla, menyebut Setya Novanto biang keladinya.
Hal itu berkaitan dengan kasus korupsi KTP elektronik atau e-KTP yang kemudian menetapkan Novanto sebagai terdakwa.
"Ternyata dia (Novanto) biangnya. Semua pada tahu itu, dibanding sekarang, akhirnya nama partai kena sekarang akibat Novanto," kata mantan ketua umum Partai Golkar itu dalam sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).
Kalla lantas bercerita bahwa pada saat dirinya menjabat sebagai ketua umum, Novanto pernah memohon untuk menjadi wakil sekretaris fraksi Golkar. Novanto juga sempat melobi sejumlah elite Golkar agar permintaannya itu diwujudkan.
Tetapi, seluruh lobi itu gagal dan tidak satu pun elite partai bersedia memenuhi permintaan Novanto.
"Dia mengemis jadi wakil sekertaris fraksi, melobi. Saya bilang tidak bisa urus apapun di partai, nggak boleh campur tangan di partai apapun. Sudah semua orang lobi, sama sekali Novanto tidak bisa urus apapun," ujar Kalla.
"Jadi aman kita," lanjutnya.
Menurut Kalla, dirinya berkukuh menolak Novanto karena tahu jejak rekam Novanto. Kalla tak mau ada anggota DPR yang mencampuri proyek, apalagi mengambil 'manfaat' dari proyek-proyek tersebut.
Saat menjabat sebagai Ketua Umum Golkar, Kalla bertekad agar partainya bersih dari kasus korupsi apapun.
Bagi Kalla, pemerintahan yang baik bisa tercipta hanya jika partai politik tidak koruptif.
"Kalau partai tidak bersih gimana mau berbicara anti korupsi, gimana bicara good governance tapi kita sendiri governance-nya enggak baik, gimana Anda bisa tegak di DPR kalau temannya lagi masuk penjara," kata dia. (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
JK Akui Temui dan Bicara Langsung dengan Airlangga-Bamsoet terkait Posisi Ketum Golkar
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengaku telah bertemu dan berbicara langsung dengan dua calon ketua umum partai Golkar periode 2019-2024, yaitu Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet).
JK sendiri meyakini keduanya akan bersatu setelah musyawarah nasional (Munas) Golkar selesai dilakukan dan terpilih ketum periode 2019-2024.
"Ya, kita sudah berbicara beberapa waktu yang lalu. Ya kita sudah berbicara beberapa waktu yang lalu. Saya yakin pada ujungnya akan bersatu," ujar JK, ketika ditemui di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).
Dalam kesempatan itu, pria berusia 77 tahun tersebut mengatakan sempat berpesan kepada keduanya untuk tidak membakar uang. Namun, JK tak menjelaskan maksud dari pernyataan tersebut.
"Saya katakan pada mereka yang penting jangan bakar duit lah," kata dia.
Selain itu, ia menegaskan berbicara langsung dengan Airlangga dan Bamsoet. JK juga mengatakan tak terbuka adalah cara tradisional yang berbahaya dalam berpolitik.
"Iya lah (berbicara langsung dengan Airlangga - Bamsoet). Kita terbuka aja, jangan tertutup nanti tidak ada habis-habisnya. Itu cara tradisional yang berbahaya, akhirnya pimpinan kita (yang dipilih) nanti bukan yang terbaik, tapi siapa yang paling kaya," kata JK.
Seperti diketahui, Partai Golkar akan menggelar Musyawarah nasional (Munas) di Hotel Ritz Carlton Jakarta, pada hari ini hingga tiga hari ke depan atau 3-6 Desember 2019.
Salah satu agenda Munas yakni pemilihan Ketua Umum Golkar periode 2019-2024. Terdapat delapan kader Golkar yang maju dalam pemilihan ketua umum. Mereka diantaranya Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ridwan Hisjam, Ali Yahya, Achmad Anama, Indra Bambang Utoyo, Agun Gunandjar Sudarsa, Derek Lopatty, dan Aris Mandji.
Dua calon ketua umum yang diprediksi akan bersaing ketat, yakni Airlangga Hartarto dan Bamsoet. Kedua calon tersebut mengklaim mendapatkan dukungan mayoritas pemegang suara di partai Golkar diantaranya yakni yakni DPD 1 dan DPD.
Kubu Airlangga mengaku mendapatkan dukungan 514 dari 559 suara. Sementara itu Bamsoet mengklaim mendapat dukungan dari 367 suara. (Tribunnews.com/Vincentius Jyestha Candraditya)
Sumber:
Kompas.com: Jusuf Kalla: Novanto Biangnya, Nama Partai Jadi Kena...
Tribunnews.com: JK Akui Temui dan Bicara Langsung dengan Airlangga-Bamsoet terkait Posisi Ketum Golkar