Beda dari Susi Pudjiastuti, Luhut B Pandjaitan: Kapal yang Sudah Ditangkap Ngapain Ditenggelamin?
Luhut Binsar Pandjaitan tak setuju jika kapal asing yang kedapatan mencuri ikan di perairan Indonesia ditenggelamkan.
TRIBUNTERNATE.COM - Polemik penangkapan kapal ilegal berbendera asing rupanya turut menyedot perhatian Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Dimana Luhut Binsar Pandjaitan tak setuju jika kapal asing yang kedapatan mencuri ikan di perairan Indonesia ditenggelamkan.
Ketimbang ditenggelamkan, kata Luhut, kapal asing tersebut lebih baik dimanfaatkan untuk masyarakat, khususnya untuk nelayan.
“Kapal asing kalau saya yang miliki, atau buatan asing sudah dimiliki kami (pemerintah), ya kapal Indonesia, ngapain ditenggelamin? Sekarang gini, ada orang sudah beli mobil mahal masa karena buatan asing ditenggelamin,” ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Luhut menambahkan, setelah kapal pencuri ikan itu ditangkap, lebih baik dibawa ke ranah hukum. Setelahnya, kapal itu bisa dimanfaatkan oleh para nelayan Indonesia.
“Kita akan lanjut putusan pengadilan, nanti dibicarakan Menteri Keuangan diapakan, apakah dikasihkan kepada koperasi nelayan atau (diberikan) ke pendidikan kelautan. Daripada kita bikin baru lagi,” kata Luhut.
Kendati tak ditenggelamkan, Luhut membantah bahwa sikap tersebut merupakan bentuk pelemahan pemberantasan illegal fishing.
“Dilihat efisiensinya apakah penenggelaman itu diperlukan? kalau dia lari ya itu ( penenggelaman kapal) kita lakukan. Jangan salah ya, jangan dipikir kita lunak, enggak lunak kok,” ucap dia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebelumnya ingin agar kapal-kapal pelaku illegal fishing diberikan kepada nelayan daripada ditenggelamkan. Edhy mengatakan lebih fokus pada pembinaan serta menyejahterakan nelayan Indonesia.
Meski begitu penenggelaman kapal bisa saja dilakukan khususnya bagi kapal-kapal yang melarikan diri saat ditindak. Sementara kapal yang berhasil ditangkap dan inkrah, ke depan bisa saja dimanfaatkan untuk nelayan.
Hal ini berbeda dengan kebijakan Susi Pudjiastuti saat menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan. Susi justru jengkel lantaran beberapa kali menangkap kapal illegal fishing yang bikin kaget.
Sebab setelah diperiksa ternyata beberapa kapal yang ditangkap adalah kapal yang pernah ditangkap sebelumnya oleh petugas di perairan Indonesia.
Saat itu, Susi meminta kepada pihak yang menangkap kapal illegal fishing, penyidik, hingga penuntut tidak lagi melakukan tindakan atau keputusan yang normatif. Susi ingin agar pengadilan tidak memutuskan kapal illegal fishing disita negara untuk dilelang namun diputuskan untuk ditenggelamkan sesuai ketentuan UU Perikanan.
Sebab bila hanya dilelang, maka bisa memberikan celah kepada pemilik kapal illegal fishing mendapatkan kapal yang sudah ditangkap oleh petugas dengan susah payah. Hal ini terutama terkait dengan keputusan pengadilan. (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)
Edhy Prabowo Akan Manfaatkan Kapal Ilegal untuk Kebutuhan Kampus dan Rumah Sakit
Diberitakan sebelumnya, terkait penangkapan kapal ilegal, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo akan menghibahkan kapal ilegal itu ke universitas atau dijadikan rumah sakit terapung.
Kebijakan Edhy Prabowo tersebut berbeda dengan kebijakan Susi Pudjiastuti yang memilih menenggalamkan kapal ilegal.
"Saya lebih cenderung menyerahkan ke yang membutuhkan. Mungkin diserahkan ke lembaga pendidikan, karena banyak kampus perikanan perlu praktik kapal tanker," ujar Edhy Prabowo di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12/2019).
"Kemudian juga bisa diserahkan untuk rumah sakit, ada kapal yang luar biasa besar di Provinsi Aceh yang sampai 3 ribu GT, bisa jadi rumah sakit," sambung Edhy.
Meski nantinya dihibahkan, kata Edhy, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan memastikan kapal ilegal tersebut dimanfaatkan dengan baik, bukan untuk dijual ke pihak lain.
"Jadi nanti diserahkan dan pengawasannya akan melekat," ucap polikus Partai Gerindra itu.
Edhy menilai, proses penyerahan kapal ilegal tentu harus menunggu proses hukum dari pengadilan sampai tuntas.
"Mereka akan kejar pelanggar ilegal fishing di tengah laut, dan kami sudah buktikan, ada dua pelanggaran yang terjadi, melibatkan empat kapal, satu di laut Sulawesi, ada kapal dari negara tetangga kita masuk," ujar Edhy.
"Satu lagi di selat Malaka kemarin yang juga berbendera negara tetangga. Mereka kita kejar dan menyerah, ya enggak perlu lagi tindakan represif kan," tambahnya. (Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono)
Sumber:
Kompas.com: Luhut: Kapal yang Sudah Ditangkap Ngapain Ditenggelamin?
Tribunnews.com: Edhy Prabowo Akan Manfaatkan Kapal Ilegal untuk Kebutuhan Kampus dan Rumah Sakit