Sebut 4 Faktor NF Pembunuh Bocah Juga Jadi Korban, Haniva Hasna: Kalau Dibiarkan Akan Ada yang Lain
Kriminolog anak Haniva Hasna menjelaskan empat faktor mengapa NF (15) gadis yang membunuh APA (6), juga menjadi korban dalam kasus tersebut.
TRIBUNTERNATE.COM - Kriminolog anak Haniva Hasna menjelaskan empat faktor mengapa NF (15) gadis yang membunuh APA (6), juga menjadi korban dalam kasus tersebut.
Haniva sebelumnya telah menjelaskan faktor-faktor mengapa NF dapat disebut sebagai pelaku.
Kini ia menjelaskan ada empat faktor yang memungkinkan NF juga disebut sebagai korban dalam kasus pembunuhan tersebut.

• Ahli Tanggapi Soal Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun: Ada Tanda Psikopatik Salah Satunya Antisosial
Dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (11/3/2020), awalnya Haniva menjelaskan bahwa NF merupakan korban dari kesalahan pendidikan oleh keluarga dan lingkungan di sekitarnya.
"Dia ini korban, jadi jangan bilang dia pelaku, kenapa jadi pelaku? Karena dia korban," kata Haniva.
"Korban dari agensi keluarganya tadi, dan lingkungan," lanjutnya.
Haniva lalu menjelaskan bahwa berdasarkan teori Social Bonding, ada empat faktor yang menyebabkan NF dapat disebut sebagai korban.
Keempat faktor tersebut yakni, attachment (keterikatan), comittment (komitmen), involvement (keterlibatan), dan belief (kepercayaan).
Pertama, Haniva menjelaskan bahwa kedekatan antara pelaku dengan orangtua berperan besar dalam tindakannya.
"Attachment itu dengan siapa? Pertama dengan orang tua pastinya, dengan keluarga terdekatnya, pada saat dia enggak ada kedekatan, enggak ada tanggung jawab," katanya.
Haniva mencontohkan apabila dirinya ada niat melakukan aksi kriminal, dirinya pasti memikirkan perasaan dan kondisi orangtuanya.
"Pada saat anak tidak merasa punya kedekatan apapun dengan orangtuanya, dia akan bebas melakukan apapun," ujarnya.
Selanjutnya, Haniva tidak melihat adanya rencana kehidupan masa depan pada diri NF.
"Yang kedua, komitmen dia apa, lima belas tahun, harusnya dia sudah memikirkan SMA apa, dia harus memikirkan jurusannya apa, tujuan hidupnya apa, enggak ada sama sekali," terangnya.
Keterlibatan NF dengan lingkungan sekitarnya, disebut juga dapat mempengaruhi kondisi pelaku.
"Ketiga, involvement, keterlibatan dia di masyarakat, keterlibatan dia di sekolah, berarti tidak ada sama sekali," terang Haniva.