Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Ini Penjelasan Ahli soal Terinfeksi Virus Corona Tapi Tak Bergejala

Namun, saat ini sudah banyak terjadi perubahan gejala pada orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Editor: Sansul Sardi
Kompas.com
Ilustrasi virus corona 

TRIBUNTERNATE.COM - Wabah virus corona atau Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China memang menjadi momok menakutkan bagi orang di berbagai dunia.

Awal kemunculan ini, SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 di Wuhan, China, gejala-gejala yang terjadi pada pasien yang terinfeksi sangat jelas sekali.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, gejala-gejala awal yang harus dicurigai adalah demam tinggi di atas suhu 38,5 derajat celcius, batuk dan sesak napas.

Namun, saat ini sudah banyak terjadi perubahan gejala pada orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Seseorang yang terinfeksi bisa mengalami gejala yang lebih berat atau malah tidak bergejala sama sekali yang disebut asimtomatik atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

Lantas, bagaimana seseorang bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan tidak menunjukkan adanya gejala pada tubuh?

Menjawab hal itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, menjelaskan bahwa interaksi antara manusia sebagai host dengan virus sebagai agent memang kompleks.

150 Anggota Kerajaan Saudi Positif Corona, Raja Salman dan Putra Mahkota Diungsikan ke Pulau

Dukung Penanganan Covid-19, TikTok Sumbang Dana Rp 100 Miliar, Diprioritaskan untuk Tenaga Medis

"Berat (atau) ringan gejala bisa dipengaruhi faktor host (sistem imun manusia) dan faktor agent (virulensi) atau gabungan keduanya," kata Panji kepada kompas.com, Kamis (9/4/2020).

Fenomena infeksi asimtomatik, kata dia, bukan hanya terjadi pada Covid-19 saja, tetapi juga pada kebanyakan atau mungkin semua jenis penyakit infeksi.

Imunitas selalu disebutkan sebagai garda terdepan tubuh dalam melawan semua jenis kuman asing yang memasuki tubuh manusia.

Jika imunitas seseorang lemah, maka reaksi atau respons berupa gejala yang dimunculkan oleh tubuh juga akan lebih berat.

Begitu pun sebaliknya.

Namun, jika hanya dilihat dari faktor agent saja, belum diketahui secara pasti apakah perubahan gejala menjadi asimtomatik atau parah adalah pengaruh mutasi pada virus penyebab Covid-19.

"Setidaknya secara teori (bisa jadi ada mutasi). Tapi sampai sekarang belum ada bukti kuat kalau keparahan penyakit disebabkan oleh mutasi virus," ujar dia.

Tak Semua Bisa Akses Internet, Nadiem Makarim Gandeng TVRI, Luncurkan Program Pembelajaran Lewat TV

Jangan Sembarangan, Ini Cara Buang Masker Bekas yang Tepat, Disemprot Disinfektan Lalu Digunting

Panji menekankan bahwa sebenarnya yang menjadi masalah utama bukanlah asimtomatik atau tidak, tetapi apakah orang yang asimtomatik ini menjadi sumber penularan atau tidak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved