PVMBG Sebut Dentuman Bukan dari Letusan Anak Krakatau
PVMBG menyebutkan, suara dentuman yang ramai dibahas di media sosial bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.
TRIBUNTERNATE.COM - Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) angkat bicara mengenai suara dentuman yang ramai dibicarakan di medis sosial.
Di mana PVMBG menyebutkan, suara dentuman itu bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.
"Saya sudah konfirmasi petugas pos pengamatan, mereka tidak mendengar karena letusannya juga kecil," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Hendra Gunawan saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, erupsi gunung yang terletak di Selat Sunda dalam wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, itu hanya mengeluarkan semburan dengan ketinggian berkisar 500 meter.
• 15 Negara Ini Belum Terkena Virus Corona, Termasuk Korea Utara, Ini Daftarnya
• Jangan Berulah! Napi yang Bebas karena Corona Bisa Dijebloskan Lagi ke Penjara Jika Ulangi Kejahatan
Ia menyebut letusan yang terjadi pada Jumat malam juga bukan merupakan letusan eksplosif dan hanya semburan.
"Biasanya dalam jarak dua kilometer, kedengaran hanya suara desis saja," ujarnya pula.
Sebelumnya diberitakan, setelah erupsi Gunung Anak Krakatau, warganet ramai membahas dentuman di media sosial yang mereka duga ada hubungannya dengan erupsi tersebut.
Warga Bogor juga mengaku mendengar suara dentumas keras saat Anak Krakatau meletus.
Salah satunya Vina Trisna Widiatie yang mengaku mendengar suara dentuman sekitar pukul 02.30 WIB.
Awalnya Ia mengira bahwa suara tersebut adalah guntur pertanda hujan.
"Iya jam 2 tadi, lagi begadang nonton film. Nah, kedengaran suara gitu, saya kira dari tadi geluduk, mau hujan. Ternyata info teman, Krakatau meletus," ujar Vina warga Cilebut, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020).
Mendengar suara tersebut, Vina ketakutan dan tidak berani keluar rumah untuk memastikan kebenaran suara dentuman itu.
Warga Pancasan, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Ayda Parlina, mengatakan, suara dentuman terdengar sampai ke rumahnya.
Ia pun tak menyangka lantaran sebelumnya Bogor diguyur hujan yang cukup deras.
"Suaranya jelas banget, aku pikir mah memang karena mau hujan enggak jadi," ungkapnya.
Meski begitu, ia mengaku tak merasakan getaran yang ditimbulkan suara tersebut.
Namun, kata dia, suara itu membuat dirinya takut sehingga tidak dapat istirahat..
Letusan Anak Krakatau Berlangsung hingga Pagi
Diberitakan sebelumnya, PVMBG melaporkan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Jumat (10/4/2020) pukul 22.35 WIB.
Teramati tinggi kolom abu kurang lebih 500 m di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara.
• Ini Isi Paket Bantuan Pemprov DKI kepada Warga Selama PSBB: Beras, Sabun, hingga Surat dari Anies
• Viral Penolakan Jenazah Perawat Positif Corona, Ganjar Pranowo Minta Maaf: Ini Menyakitkan Hati!
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi kurang lebih 38 menit 4 detik.
"Dari pantauan PVMBG, terlihat bahwa letusan terus berlangsung sampai Sabtu (11/4/2020) pagi pada pukul 05.44 WIB," ujar Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo melalui keterangan tertulis, Sabtu.
BPBD Kabupaten Lampung selatan melaporkan kondisi mutakhir di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Sabtu pukul 04.00 WIB, bahwa tidak terpantau adanya bau belerang, debu vulkanik, dan hujan mulai turun hujan.
Masyarakat di kawasan itu terutama wilayah sepanjang pantai yaitu Desa Way Mulih, Desa Way Mulih Timur, dan Desa Kunjir sudah berangsur-angsur kembali ke rumah masing-masing.
Warga masih berjaga-jaga dan ronda untuk memantau kondisi yang ada.
"Sampai pagi ini belum ada laporan kerusakan. Petugas BPBD dan aparat setempat akan terus memantau dan melaporkannya," ujar Agus.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PVMBG: Dentuman Bukan dari Letusan Anak Krakatau" dan "Letusan Anak Krakatau Berlangsung Sampai Pagi"