Virus Corona
Warren Buffett Jual Saham Maskapai Penerbangan dan Pilih Pegang Kas saat Pandemi Covid-19
Miliarder Warren Buffett memilih melepas seluruh saham maskapai penerbangan Berkshire Hathaway.
TRIBUNTERNATE.COM - Siapa yang tak kenal dengan sosok miliader Warren Buffett?
Baru-baru ini salah satu orang terkaya di dunia ini menyatakan, perusahaan miliknya, yakni Berkshire Hathaway sudah melepas seluruh saham maskapai penerbangan AS yang selama ini dikantonginya.
Di mana saham tersebut juga berada di United Airlines, American Airlines, Southwest, dan Delta Airlines.
"Dunia telah berubah bagi maskapai penerbangan.
Saya tidak tahu bagaimana ini bisa berubah dan saya berharap (maskapai) dapat mengoreksi diri dengan cara yang masuk akal," ujar Buffett dalam rapat pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway seperti dikutip dari CNBC, Minggu (3/5/2020).
"Saya tidak tahu apakah warga AS telah mengubah kebiasaan mereka atau akan mengubah kebiasaan karena perpanjangan periode ( virus corona)," imbuh Buffett.
Pada Desember 2019 lalu, nilai kepemilikan saham Buffett di empat maskapai tersebut mencapai 4 miliar dollar AS.
• Miliarder Warren Buffet Berikan Saham Ketimbang Barang untuk Kado Akhir Tahun, Ini Cara Investasinya
• Di Tengah Wabah Corona, Harta 10 Orang Terkaya di Dunia Ini Naik Rp 1.950 Triliun Dalam Sebulan
Menurut Buffett, ada beberapa industri yang sangat terpengaruh oleh virus corona dan kebijakan lockdown.
Salah satunya adalah industri penerbangan yang sangat terpukul.
Permintaan transportasi udara anjlok sejak Maret 2020 akibat merebaknya virus corona.
Ketika dikonfirmasi apakah Buffett sudah menjual seluruh saham maskapai yang dimilikinya, ia tidak menampik.
"Ya (sudah menjual)," ujarnya singkat.
"Ketika kami menjual sesuatu, sangat sering kami akan menjual seluruh saham yang kami miliki.
Kami tidak memangkas posisi. Kami akan menjualnya hingga 90 persen atau 80 persen," ungkap pria 89 tahun tersebut.
Per Desember 2019, Berkshire Hathaway memiliki 42,5 juta atau 10 persen saham American Airlines dan 58,9 juta atau 9,2 persen saham Delta Airlines.
Kemudian, Berkshire Hathaway juga memiliki 51,3 juta atau 10,1 persen saham Southwest dan 21,9 juta atau 7,6 persen saham United Airlines.
Sepanjang tahun ini, saham American Airlines anjlok 62,9 persen, sementara saham Delta Airlines menukik 58,7 persen.
Adapun saham Southwest ambrol 45,8 persen dan saham United Airlines amblas 69,7 persen.
Maskapai-maskapai penerbangan AS membukukan laba selama 10 tahun berturut-turut pada tahun 2019.
Capaian laba pada tahun 2020 pun telah diyakini dapat diraih.
Namun, kemudian virus corona mewabah dan kondisi terburuk tidak terelakkan.
Keempat maskapai yang sahamnya dilepas oleh Buffett susah payah menghemat biaya, memangkas rute penerbangan, memarkir ratusan pesawat, dan meminta pegawai mengambil cuti di luar gaji.
Pada Maret 2020, maskapai-maskapai penerbangan AS mulai menerima dana federal dan pinjaman sebesar 25 miliar dollar AS.
Dana itu digunakan sebagai upaya penyelamatan agar maskapai tidak merumahkan pegawai atau memangkas upah hingga September 2020 mendatang. (Kompas.com/Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Warren Buffer Pilih Pegang Kas saat Pandemi Corona
Strategi Warren Buffett saat pandemi virus corona melanda dunia ternyata lebih baik memegang uang tunai.
Bahkan ia tidak melihat, terjunnya harga saham di kuartal I-2020 sebagai sebuah kesempatan.
Padahal dia telah menunggu bertahun-tahun agar saham terlihat lebih menarik.
Ketika perlambatan ekonomi akibat virus corona mulai mencengkeram Amerika Serikat, investor Berkshire Hathaway Inc ini justru menumpuk kas dalam jumlah besar bahkan berada yakni di US$ 137 miliar pada akhir Maret.
Berkshire mengatakan, angka itu naik lebih tinggi karena melepaskan lebih dari US$ 6 miliar saham pada bulan April.
• Selain Indonesia, Jack Ma Akan Kirim Bantuan ke 10 Negara Ini untuk Cegah Penyebaran Corona
• Bos Alibaba, Jack Ma Kirim Bantuan Masker ke Indonesia: 2 Juta Masker hingga 150.000 Test Kit
Strategi yang dilakukan Buffet ini kontras dengan apa yang dilakukan saat krisis keuangan pada 2008.
Saat itu, melalui perusahaan Buffet Berkshire menggunakan cadangan kas untuk mendapatkan saham preferen yang menguntungkan dan menjadi penyelamatan pada bisnis yang tengah terhuyung-huyung di tepi kehancuran.
Hasil kinerja Berkshire naik pada kuartal pertama juga menjadi tanda rasa sakit akibat virus corona.
"Ketika upaya untuk menahan penyebaran pandemi Covid-19 meningkat pada paruh kedua Maret dan berlanjut hingga April, sebagian besar bisnis kami terkena dampak negatif, dengan dampak hingga saat ini mulai dari yang relatif kecil hingga parah," kata perusahaan, Sabtu (2/5).
Penurunan tajam dalam saham memicu perdebatan tentang apakah penurunan itu berlebihan, dengan beberapa pemimpin keuangan menyoroti peluang pembelian dan yang lain memprediksi lebih banyak kesulitan yang akan datang. Pemain saham lain mencari Buffett untuk tanda-tanda bullish.
Berkshire mengurangi pembelian kembali sahamnya bahkan ketika sahamnya mengalami penurunan kuartalan terbesar dalam lebih dari satu dekade.
Sementara penjualan ekuitas bersih US$ 6,1 miliar di April jauh melampaui pembelian bersih dalam tiga bulan di tahun ini yakni sebesar US$ 1,8 miliar.
"Secara historis, dia cukup terlihat di pasar, mendorong investor untuk mengambil keuntungan dari penurunan pasar dan menjadi rakus ketika orang lain takut," Jim Shanahan.
Analis Edward Jones, mengatakan dalam sebuah wawancara telepon seperti dikutip Bloomberg.
Tetapi Buffett sendiri tidak melihat peluang, bahkan pada saham miliknya sendiri.
Saham Kelas A Berkshire telah turun sekitar 19% tahun ini pada penutupan Jumat, lebih buruk dari penurunan 12% di S&P 500 selama periode waktu yang sama.
Berkshire hanya membeli kembali saham US$ 1,7 miliar kurang apa yang dilakukan pada tiga bulan terakhir tahun 2019.
Berkshire baru-baru ini mengatakan, telah mengurangi saham di Delta Air Lines Inc. dan Southwest Airlines Co karena maskapai penerbangan telah dihantam oleh pembatasan perjalanan dan pesanan menginap di rumah di seluruh dunia.
Buffett, ketua dan kepala eksekutif Berkshire, telah memburu investasi yang lebih tinggi seperti akuisisi atau pembelian saham selama bertahun-tahun, tetapi juga tidak ingin membeli di harga tinggi.
Ini menimbulkan sejumlah pertanyaan apakah ia dapat melanjutkan langkah yang mengalahkan pasar.
"Dia benar-benar berhati-hati dalam mengambil risiko yang tidak bisa dapat dipastikan dan saya pikir itulah yang terjadi sekarang," kata Paul Lountzis, Presiden Lountzis Asset Management yang mengawasi investasi termasuk saham Berkshire.
Laba bersih kuartal pertama konglomerat itu merosot dan menderita kerugian US$ 49,7 miliar.
Ini didorong oleh kerugian yang belum direalisasi dalam portofolio saham sebesar $ 55,5 miliar.
Keuntungan dalam portofolio investasi unit asuransi membantu mendorong pendapatan operasional naik hampir 6% menjadi US$ 5,87 miliar. (Kontan.co.id/Avanty Nurdiana)
Sumber:
Kompas.com: Imbas Virus Corona, Warren Buffett Lepas Saham Maskapai Penerbangan
Kontan.co.id: Warren Buffet ternyata memilih untuk menjual saham dan memegang kas saat pandemi