Viral
Soal Video Jenazah ABK Indonesia di Kapal China Dibuang ke Laut, Susi Pudjiastuti: Tenggelamkan!
Mantan menteri kelautan Susi Pudjiastuti tanggapi video jenazah ABK Indonesia dibuang ke laut dari kapal China.
TRIBUNTERNATE.COM - Sebuah video viral yang memperlihatkan jenazah ABK Indonesia dibuang ke laut dari kapal China membuat warganet geram.
Bahkan mantan menteri kelautan Susi Pudjiastuti turut menanggapi kabar tersebut melalui cuitan di akun media sosial Twitter pribadinya @susipudjiastuti.
Sontak hastag #Bu Susi pun menjadi trending topic di jagat Twitter Indonesia.
Meski tak menunjuk langsung, Susi menulis: Ilegal unreported unregulated Fishing = Kejahatan yg mengambil kedaulatan sumber daya ikan kita= sumber Protein = Ketahanan Pangan= TENGGELAMKAN, Saya sudah teriak sejak tahun 2005.
Hingga berita ini diturunkan cuitan Bu Sudi sudah diretweet 3.500 orang dan disukai 8.700 orang.
Sebelumnya Susi membagikan video jasad ABK Indonesia dibuang ke laut dipublikasikan media Korea Selatan ini, jadi viral di media sosial (medsos).
Mengutip artikel Kompas.com, di video dipublikasikan media Korea Selatan memperlihatkan jenazah Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal China dilempar ke tengah laut.
Video yang dirilis oleh stasiun MBC itu diulas oleh Youtuber Jang Hansol di kanal-nya, Korea Reomit, pada Rabu waktu setempat (6/5/2020).
• Viral, Diduga Dieksploitasi, Jenazah ABK Indonesia di Kapal China Dibuang ke Laut, Ini Videonya
• Profil Jang Hansol, YouTuber Korea yang Ungkap Video Viral Jenazah ABK Indonesia Dibuang ke Laut
Dalam video itu, kanal MBC memberikan tajuk "Eksklusif, 18 jam sehari kerja. Jika jatuh sakit dan meninggal, lempar ke laut".
"Video yang akan kita lihat habis ini adalah kenyataan pelanggaran HAM orang Indonesia yang bekerja di kapal China," ujar Hansol menirukan penyiar tersebut.
Kata Susi: Itulah kenapa Ilegal Unreported Unregulated Fishing harus dihentikan. Ingat dulu kasus Benjina ? Dibawah ini berita dari Korea
Dalam video itu, disebutkan MBC mendapatkan rekaman itu setelah kapal tersebut kebetulan tengah bersandar di Pelabuhan Busan.
Berdasarkan terjemahan yang disampaikan oleh Hansol, orang-orang Indonesia itu meminta bantuan kepada pemerintah Korea Selatan dan media setempat.
Pada awalnya, pihak televisi tidak bisa memercayai rekaman tersebut.
Apalagi ketika hendak dilakukan pemeriksaan, kapal itu disebutkan sudah kembali berlayar.
Dalam terjemahan yang dipaparkan Hansol, pihak televisi menyatakan dibutuhkan adanya penyelidikan internasional untuk memastikan kabar itu.