Virus Corona
Maling Ikut Diisolasi Gegara Tak Sadar Curi HP Pasien Covid-19 di Ruang Isolasi Corona RSUD Mimika
Seorang maling tidak sadar mencuri ponsel seorang pasien yang dirawat di dalam ruang isolasi covid-19.
TRIBUNTERNATE.COM - Ada kejadian unik menimpa seorang pasien Covid-19.
Di mana ada seorang maling masuk ke lingkungan RSUD Mimika, Minggu (24/5/2020) dini hari.
Rupanya maling tersebut tanpa sadar itu memasuki ruangan isolasi pasien Covid-19.
Tak hanya itu, maling tersebut mencuri dua unit ponsel milik pasien positif Covid-19.
Juru Bicara Percepatan Pengendalian Covid-19 Mimika Reynold Ubra menjelaskan, pencurian itu terjadi pada Minggu (24/5/2020) sekitar pukul 02.00 WIT di ruang isolasi pasien Covid-19.
Awalnya, pelaku yang tinggal di sekitar lokasi rumah sakit menerobos penjagaan RSUD Mimika.
Tanpa sadar, pelaku masuk ke ruangan isolasi pasien positif Covid-19 di RSUD Mimika.
Ia kemudian mencuri dua ponsel milik pasien positif Covid-19.
• Buat Pakar Kaget, Ternyata Ini Cara Unik Jepang Tangani Virus Corona hingga Status Darurat Dicabut
• Jika Vaksin Virus Corona Belum Ditemukan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Tak Akan Buka Sekolah
Diketahui saat pasien Covid-19 terbangun
Aksi pelaku pertama kali diketahui oleh pasien positif Covid-19 yang merupakan pemilik ponsel.
Sadar ponselnya raib saat terbangun dari tidur, pasien melaporkan hal tersebut kepada pihak RSUD.
Pihak rumah sakit kemudian mengecek rekaman CCTV.
Benar saja, terlihat seorang pemuda menggasak ponsel korban.
Pihak keamanan RSUD melacak dan mendatangi rumah maling tersebut.
Ikut diisolasi dan harus jalani pemeriksaan
Ketika didatangi oleh pihak rumah sakit, maling itu mengaku telah mencuri.
Lantaran korbannya seorang pasien positif Covid-19, si maling harus menjalani prosedur isolasi hingga pemeriksaan.
Dikhawatirkan, ia berpotensi tertular dari korbannya.
Reynold mengatakan, pelaku kini menjalani isolasi.
"Kita juga tetap melakukan pemeriksaan lanjutan kepada pelaku nanti," papar dia.
Untuk diketahui, RSUD Mimika Papua adalah salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 yang menangani 55 pasien positif Covid-19. (Kompas.com/Irsul Panca Aditra)
Kisah-kisah Penjemputan Pasien Positif Corona
Tidak semua warga menyadari pentingnya karantina untuk menekan penularan usai dinyatakan terinfeksi Covid-19.
Kompas.com merangkum beberapa pasien positif corona justru melakukan aksi nekat saat dijemput oleh petugas medis.
Di Tasikmalaya, seorang pasien corona memeluk warga yang merekam penjemputan agar warga tersebut tertular.
Sedangkan di Pamekasan, tim medis harus bersabar berjam-jam lantaran pasien yang mereka jemput bersembunyi.
• UPDATE Sebaran Virus Corona di Indonesia Selasa (26/5/2020): Tambah 89, Kasus di DKI Capai 6.798
• BREAKING NEWS: Tambah 415, Jumlah Kasus Virus Corona di Indonesia Jadi 23.165 per 26 Mei 2020
Malah petak umpet dengan petugas
Seorang pasien positif corona di Pamekasan, Jawa Timur, malah "petak umpet" dengan tim medis.
Usai dinyatakan positif Covid-19 dari hasil rapid test, pasien tersebut dijemput petugas untuk menjalani karantina.
Namun, petugas harus menunggu berjam-jam lantaran pasien bersembunyi ketika dijemput.
Bahkan, tim medis juga melibatkan pihak kepolisian dalam penjemputan.
"Negosiasinya cukup alot mulai dari pukul 21.00 WIB sampai pukul 00.17 WIB baru mau dibawa ke rumah sakit. Bahkan yang bersangkutan bersembunyi," kata petugas Polsek Proppo Briptu Khairul Anwar.
Dengan penuh perjuangan, tim akhirnya berhasil membujuk pasien agar bersedia dikarantina di Rumah Sakit Pamekasan.
Kepala Bagian Humas Pemkab Pamekasan Sigit Priyono mengatakan, pasien tersebut pernah mengikuti pelatihan petugas kesehatan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 9-18 Maret 2020.
Sepulang dari Surabaya, ia menderita sakit dan melakukan tes swab.
Hasilnya, pasien itu dinyatakan positif Covid-19.
Peluk warga yang merekam penjemputan, teriak "Kamu ODP"
Seorang pria di Tasikmalaya berinisial AR dinyatakan positif Covid-19 dan menolak dikarantina.
Akhirnya, petugas harus menjemput AR di Kecamatan Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Saat didatangi petugas, pria berusia 40 tahun itu mengamuk.
Ia tak terima dijemput oleh petugas medis untuk menjalani karantina.
AR bahkan berlari mengejar warga yang merekam dengan kamera ponselnya. AR juga memeluk warga tersebut supaya mereka tertular.
"Ieu naon (apa) sih? Di mana sih? Saya peluk semua ODP, kamu ODP," kata dia.
Keluarga AR sempat mempertanyakan keberadaan banyak orang ketika penjemputan.
"Kenapa ini bawa segini banyak?" tanya seorang perempuan.
Setelah membujuk dan menenangkan suasana, AR akhirnya bersedia dibawa ke rumah sakit untuk isolasi.
Tim pun langsung melakukan tracing, sedangkan kawasan rumah AR disemprot dengan disinfektan.
Bupati Madiun dituding zalim saat menjemput santri positif
Seorang santri laki-laki Pondok Temboro Magetan di Madiun dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Lantaran santri itu termasuk orang tanpa gejala (OTG), orangtua sempat menolak jika putra mereka dibawa ke rumah sakit untuk diisolasi.
Padahal, berdasarkan hasil tes swab, pemuda itu positif terinfeksi corona.
Penjemputan yang berlangsung alot membuat Bupati Madiun Ahmad Dawami atau yang akrab disapa Kaji Mbing turun tangan membujuk orangtua agar sang anak diizinkan menjalani karantina.
Namun, setibanya di rumah santri tersebut, Bupati justru diadang.
"Kedua orangtua anak itu menolak anaknya yang positif Covid-19 dibawa ke rumah sakit lantaran merasa anaknya dalam kondisi sehat. Kedua orangtua anak itu tetap kukuh seperti itu,” kata Kaji Mbing.
Tak berhenti di situ, ayah sang santri membacakan doa dan menuding bupati menzalimi keluarganya.
"Justru mereka malah memiliki paham tersendiri yang katanya saya malah menyakiti, menzalimi. Tetapi, saya sampaikan yang namanya pemerintah pasti tidak akan menjerumuskan masyarakatnya,” ujar Kaji Mbing.
Perdebatan berlangsung sekitar sejam hingga akhirnya orangtua melepas santri itu untuk diisolasi di RSUD Dolopo Madiun.Tak Sadar Masuk Ruang Isolasi Corona,
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Maling Tak Sadar Masuk Ruang Isolasi Corona dan Curi Ponsel Pasien Positif Covid-19, Ini Akibatnya" dan "Kisah-kisah Penjemputan Pasien Positif Corona, Warga Dipeluk agar Tertular hingga Petak Umpet dengan Petugas"