Tagihan PLN Melonjak? Ini Skema Cicilan Pembayaran hingga Cara Mengecek Data Pemakaian Listrik
PT PLN menyiapkan skema cicilan pembayaran kenaikan listrik bagi pelanggan yang jumlah tagihannya membengkak pada Juni.
TRIBUNTERNATE.COM - Berikut skema cicilan pembayaran kenaikan listrik bagi pelanggan yang jumlah tagihannya membengkak pada Juni.
Seperti diketahui, skema cicilan pembayaran ini telah disiapkan oleh PT PLN (Persero).
Di mana cicilan pembayaran tersebut diberikan kepada pelanggan yang mengalami kenaikan tagihan lebih dari 20 persen.
Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo menjelaskan, cicilan pembayaran hanya diberlakukan untuk besaran kenaikan tagihan listrik.
Sebagai contoh, pelanggan biasanya membayar Rp 1 juta setiap bulan, tetapi pada rekening Juni, tagihan yang perlu dibayar sebesar Rp 1,6 juta.
Maka, pelanggan dapat mencicil besaran kenaikan sebesar Rp 600.000.
Cicilan pembayaran dapat dilakukan empat kali, yaitu satu kali setiap bulannya.
• Direktur PLN Mengaku Tagihan Listrik di Rumahnya Membengkak hingga 100%, Ini Penyebabnya
• PLN Beri Keringanan Cicilan Pembayaran Tagihan Listrik yang Membengkak, Ini Syaratnya
"Dengan rumusan 60 persen dari kenaikan dicicil selama tiga bulan mulai bulan depan (Juli).
Sementara 40 persen dibayarkan bulan Juni ini," ujar Yuddy dalam sebuah diskusi virtual, Senin (8/6/2020).
Dengan demikian, apabila mengalami kenaikan sebesar Rp 600.000, maka pada tagihan Juni, pelanggan hanya perlu membayar Rp 240.000, atau setara dengan 40 persen.
"Sisanya Rp 360.000, jadi tagihan Juli-September ditambah Rp 120.000," kata Yuddy.
PLN berharap, skema cicilan tersebut dapat meringankan beban pelanggan yang mengalami kenaikan tagihan lebih dari 20 persen.
"Kita paham kondisi pelanggan, sehingga dengan angsuran tersebut harapannya bisa meringankan," ucapnya.
Sebagai informasi, PLN mencatat terdapat 4,3 juta pelanggan yang mengalami kenaikan lebih dari 20 persen pada tagihan Juni. (Kompas.com/Rully R. Ramli)
Cara Mengecek Data Pemakaian Listrik Kita
PT PLN (Persero) menyatakan, salah satu penyebab utama kenaikan tagihan listrik adalah meningkatnya konsumsi selama diterapkannya aturan kerja dari rumah atau work from home (WFH).
Namun, banyak masyarakat yang tidak percaya konsumsinya mengalami kenaikan pada periode tersebut.
Merespons hal tersebut, Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo mengatakan, pihaknya memiliki data konsumsi listrik yakni berupa besaran kWh meter pelanggan setiap bulannya.
Oleh karenanya, apabila merasa ragu dengan besaran kenaikan tagihan yang didapat, PLN siap memberikan data konsumsi listrik pelanggan.
Pelanggan dapat mencocokan data konsumsi listrik dengan cara menghubungi contact center resmi atau posko pengaduan PLN.
• Login www.pln.co.id untuk Klaim Token Listrik Gratis PLN Selama 6 Bulan, Bisa WA di 08122123123
• Klaim Token Listrik Gratis PLN bulan Juni 2020: Bisa Lewat www.pln.co.id atau WhatsApp 08122-123-123
"Kalau pelanggan menanyakan ke call center 123 kami punya data. Ketika disampaikan di pelanggan kami bisa melihat riwayat pelanggan tersebut, kami punya kapan dicatat meternya, kemudian fotonya, kemudian ada data pencatatan tiap bulannya," tutur Yuddy dalam sebuah diskusi virtual, Senin (8/6/2020).
Selain itu, pelanggan juga bisa dapat mengakses data konsumsi listrik melalui website dan aplikasi resmi PLN.
Setelah mendapatkan data, pelanggan dapat mencocokannya dengan angka yang ditunjukan kWh meter.
Yuddy menjelaskan, seharusnya data yang disampaikan oleh PLN akan lebih rendah dibandingkan angka yang ditunjukan kWh meter.
"Karena dicatat beberapa hari lalu," katanya.
Apabila ternyata kWh meter menunjukan angka yang lebih rendah dibandingkan data yang disampaikan PLN, maka Yuddy meminta pelanggan untuk melaporkannya.
"Silahkan protes ke PLN 123, dan kalau salah kami koreksi," ucapnya. (Kompas.com/Rully R. Ramli)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tagihan Listrik Membengkak, Ini Skema Cicilan Pembayaran yang Diberikan PLN" dan "Tagihan PLN Melonjak, Ini Cara Mengecek Data Pemakaian Listrik Kita"