Sebut Vaksin Covid-19 Bisnis Besar, Fadli Zon: Jangan Sampai Rakyat Jadi Kelinci Percobaan
Fadli Zon, meminta pemerintah untuk lebih berhati-hati sebelum memberikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat Indonesia.
TRIBUNTERNATE.COM - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, meminta pemerintah untuk lebih berhati-hati sebelum memberikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat Indonesia.
Diketahui, pemerintah telah memastikan finalisasi pembelian vaksin dari tiga perusahaan produsen vaksin Covid-19 luar negeri, yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.
Ketiga perusahaan itu telah sepakat menyediakan vaksin untuk Indonesia pada November mendatang.
Baca juga: Menkes Terawan Perkirakan Vaksin Merah Putih Siap pada 2022
Baca juga: Soal Bakal Vaksin Covid-19, Epidemiolog: Yang Dibeli Pemerintah, Belum Tentu Aman dan Efektif
Adapun jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, tergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain.
Pengadaan vaksin virus corona itu pun mendapat sorotan dari Fadli Zon.
Melalui akun Twitternya, Kamis (22/10/2020), Fadli Zon menyebut, vaksin virus corona merupakan bisnis besar.
Maka dari itu, ia mengingatkan pemerintah agar tidak menjadikan rakyat sebagai kelinci percobaan vaksin yang belum jelas status dan keampuhannya.
Fadli Zon juga meminta pemerintah untuk lebih hati-hati dan tidak terburu-buru melakukan vaksinasi untuk masyarakat.
"Vaksin memang bisnis besar.
Jgn sampai rakyat kita jadi kelinci percobaan vaksin yg belum jelas status n keampuhannya.
Lebih baik hati2 utk menimbang vaksin yg cocok bagi rakyat Indonesia," tulis Fadli Zon melalui akun Twitter @fadlizon.

Vaksin Masuk Tahap Akhir Uji Klinis
Sebelumnya diberitakan, vaksin dari Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac kini sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ketiga dan dalam proses mendapatkan emergency use authorization (EUA) di sejumlah negara.
Melansir Kompas.com, Cansino melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Arab Saudi, Rusia, dan Pakistan.
Lalu G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko, dan Argentina.