Pilpres Amerika Serikat
Fadli Zon Minta KPU Belajar dari Penghitungan Pilpres AS: Meyakinkan, Tak Ada Sulap atau Akrobat
Anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon, menyoroti Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat yang digelar Selasa (3/11/2020).
TRIBUNTERNATE.COM - Anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon, menyoroti Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat yang digelar Selasa (3/11/2020).
Fadli Zon meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk belajar dari Pilpres AS.
Saat ini, penghitungan suara Pilpres AS masih terus berlangsung.
Perolehan suara kedua calon Presiden AS, yakni Joe Biden dan Donald Trump tampak begitu ketat.
Hal itu tampak dalam live quick count atau hitung cepat yang disajikan website CNN, Rabu (4/11/2020) ini.
Untuk sementara, Joe Biden ungguli Donald Trump dengan 205 electoral votes per pukul 12.00 WIB.
Sementara itu, Donald Trump mengumpulkan 114 electoral votes.
Baca juga: Jadwal Pilpres Amerika: Pengumuman hingga Waktu Pelantikan Presiden
Baca juga: Prediksi Pilpres AS: Joe Biden Unggul, Dapatkah Donald Trump Kejutkan Dunia Lagi?
Bila ingin terpilih menjadi presiden Amerika Serikat pada periode kali ini, mereka minimal harus mendapatkan 270 electoral votes atau separuh dari electoral votes yang ada.

Penghitungan suara Pilpres AS itu rupanya mendapat sorotan dari Fadli Zon.
Ia menilai Pilpres AS tahun ini sangat kompetitif.
Fadli Zon pun memprediksi jika Donald Trump berpotensi menang lagi menuju 270 electoral college.
"Pertarungan Pilpres AS ini sangat kompetitif. Kelihatannya @realDonaldTrump berpotensi menang lagi menuju 270 electoral college.
Ada swing states, tp secara tradisional Republik memegang mayoritas basisnya.
Tak ada persoalan DPT atau hitungan suara yg dipermainkan," tulis Fadli Zon melalui akun Twitternya, @fadlizon, Rabu (4/11/2020).
Menurut Fadli Zon, penghitungan electoral college begitu cepat dan tepercaya.
Ia pun mengusulkan agar KPU belajar bagaimana penghitungan Pilpres AS.
Di mana, kata Fadli Zon, penghitungan begitu meyakinkan dan terlihat kandidat mana yang menang.
"Dalam hitungan electoral college smp saat ini Biden leading 192 lawan Trump 114.
Hitungan bgt cepat n tepercaya.
Tak ada dispute soal hitungan suara.
@KPU_RI harus belajar byk bgmn penghitungan Pilpres AS bgt meyakinkan, tak ada sulap atau akrobat.
Siapapun yg menang," tulisnya kembali.
Baca juga: Biografi Capres Partai Demokrat Joe Biden: Keluarga, Jumlah Kekayaan hingga Karier Politik
Baca juga: Biografi Donald Trump: Keluarga, Gaya Hidup, Kerajaan Bisnis hingga Jumlah Kekayaan
Apakah pemenang nasional pasti jadi Presiden?
Melansir TribunPalu.com, kedua kandidat bersaing untuk memenangi suara dari Electoral College atau Dewan Elektoral.
Setiap negara bagian memiliki jumlah suara electoral college tertentu berdasarkan populasinya.
Mengingat ada 538 suara yang diperebutkan, pemenangnya adalah kandidat yang mendulang 270 suara atau lebih.
Itu artinya para pemilih menentukan persaingan pada tingkat negara bagian, alih-alih tingkat nasional.
Karenanya, seorang kandidat dimungkinkan merebut suara terbanyak pada tingkat nasional—seperti Hillary Clinton pada 2016—namun kalah dari jumlah suara electoral college.
Semua negara bagian, kecuali dua di antaranya, punya aturan bahwa pemenang bisa merebut semua suara Electoral College.
Dengan demikian, setiap kandidat yang mendulang suara terbanyak di sebuah negara bagian berhak meraup seluruh suara Electoral College negara bagian tersebut.
Kebanyakan negara bagian condong pada salah satu partai, sehingga fokus setiap capres biasanya tertuju pada 12 atau lebih negara bagian yang peluang kemenangannya 50-50.
Negara-negara bagian ini dijuluki negara bagian kunci pertarungan.
Pemilihan ini hanya memilih presiden?
Tidak. Semua perhatian memang tertuju pada persaingan Trump dan Biden, namun para pemilih juga menentukan anggota baru Kongres saat mengisi kertas suara. Kubu Demokrat telah menguasai majelis rendah parlemen atau DPR, sehingga mereka bertekad mempertahankan hal tersebut sekaligus mengincar kendali Senat.
Jika Demokrat punya kursi mayoritas di DPR dan Senat, partai berlambang keledai itu akan mampu memblokir atau menunda rencana Trump jika dia kembali terpilih sebagai presiden.
Sebanyak 435 kursi di DPR AS diperebutkan pada pemilihan tahun ini, sedangkan di Senat terdapat 33 kursi yang dipertarungkan.
Kapan mengetahui hasil pemilu?
Bisa memakan waktu selama beberapa hari untuk menghitung semua kertas suara, namun biasanya pemenang pilpres dapat diketahui dini hari setelah pilpres.
Pada 2016 Donald Trump naik ke atas panggung di New York pukul 03.00 guna menyampaikan pidato kemenangan di hadapan para pendukungnya.
Akan tetapi, jangan buru-buru menyetel jam weker Anda.
Para pejabat telah mewanti-wanti bahwa kita mungkin harus menunggu lebih lama, mungkin hari, bahkan pekan—sampai hasil resminya diumumkan karena peningkatan jumlah kertas suara yang dikirim melalui pos.
Terakhir kalinya hasil pilpres tidak jelas dalam hitungan jam adalah pada 2000, saat pemenangnya dipastikan melalui putusan Mahkamah Agung sebulan kemudian.
Kapan pemenang Pilpres mulai menjabat?
Jika Joe Biden memenangi pilpres, dia tidak langsung menggantikan Presiden Trump karena ada periode transisi agar pemimpin yang baru punya waktu menunjuk menteri-menterinya dan membuat berbagai rencana.
Presiden yang baru akan resmi dilantik pada 20 Januari dalam sebuah upacara yang dikenal dengan inaugurasi.
Acara ini digelar di tangga gedung Capitol di Washington DC.
Setelah upacara rampung, presiden yang baru akan menuju Gedung Putih untuk memulai masa jabatan selama empat tahun.
(TribunTernate.com/TribunPalu.com)