240 Warga Israel Positif Covid-19 Setelah Divaksin Pfizer, Ini Penjelasan Dokter Penyakit Dalam
Pemberitaan warga Israel yang positif Covid-19 setelah disuntik vaksin Pfizer menjadi sorotan dokter penyakit dalam, Prof. Dr. Zubairi Djoerban.
TRIBUNTERNATE.COM - Vaksin merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat mengatasi pandemi virus corona Covid-19.
Salah satu vaksin Covid-19 yang sudah mulai disuntikkan kepada warga di sejumlah negara adalah vaksin buatan Pfizer-BioNTech.
Namun, di beberapa media ramai diberitakan ratusan warga Israel positif Covid-19 setelah disuntik vaksin Pfizer.
Diwartakan media lokal Israel Channel 13 News sebagaimana dikutip Russian Today, Jumat (1/1/2021) dan diterjemahkan Kompas.com, sebanyak 240 warga Israel didiagnosis positif Covid-19 setelah mendapat suntikan vaksin virus corona dari Pfizer-BioNTech.
Meski demikian, dijelaskan infeksi masih masih bisa terjadi lantaran vaksin Pfizer-BioNTech yang dipakai Israel butuh waktu untuk melatih sistem kekebalan, agar dapat mengenali dan melawan penyakit.
Vaksin corona buatan Amerika Serikat (AS) itu juga memerlukan dua suntikan untuk bekerja maksimal.
Menurut penelitian, kekebalan terhadap Covid-19 meningkat 8-10 hari setelah suntikan pertama dan itu baru 50 persen.
Suntikan kedua diberikan 21 hari setelah suntikan pertama, dan kekebalan 95 persen sesuai yang diklaim Pfizer-BioNTech, dicapai seminggu setelahnya.
Dengan demikian, masih ada kemungkinan 5 persen tertular Covid-19 walaupun sudah disuntik dosis penuh.
Baca juga: Faisal Basri: Dalam Melawan Covid-19, Tidak Hanya Vaksin, Protokol Kesehatan Juga Harus Serius
Baca juga: PB IDI: 504 Tenaga Medis Meninggal akibat Covid-19, Kematian Tenaga Medis di RI Masuk 5 Besar Dunia
Baca juga: IDI Sebut Risiko Penularan Covid-19 Saat ini Ada di Titik Tertinggi, Ingatkan Warga Taat Jalankan 3M
Pemberitaan warga Israel yang positif Covid-19 setelah disuntik vaksin Pfizer menjadi sorotan oleh dokter spesialis penyakit dalam, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM.
Melalui utas cuitan yang diunggah di akun Twitter-nya, @ProfesorZubairi, pada Minggu (3/1/2021), Prof. Zubairi ingin meluruskan riuhnya pemberitaan tersebut.
Ia menyebut, adanya kasus 240 warga Israel yang terinfeksi Covid-19 setelah divaksin Pfizer bukan berarti vaksin Pfizer dapat menularkan virus corona.
Ia menegaskan, tidak ada kemungkinan seseorang terkena Covid-19 karena disuntik vaksin.
"Sebelum riuh. Ada berita yang menyatakan: 240 orang Israel terinfeksi Covid-19 beberapa hari setelah divaksinasi Pfizer. Pertanyaannya, apakah vaksin Pfizer dapat menularkan virus korona? Tentu tidak. Tak ada kemungkinan seseorang terinfeksi Covid-19 karena disuntik vaksin," tulis Prof. Zubairi Djoerban.
Dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut menerangkan alasannya.
Ia menjelaskan bahwa vaksin Pfizer tidak dibuat dari virus corona, melainkan dengan menggunakan teknik mRNA.
Teknik mRNA sendiri merupakan kandungan kode genetik protein yang melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus.
Teknik tersebut juga membentuk antibodi jika sewaktu-waktu tubuh terinfeksi virus.
"Kenapa? Karena vaksin Pfizer bukan dibuat dari virus korona. Mereka pakai teknik mRNA, yaitu kandungan kode genetik protein yang melatih sistem imun tubuh mengenali virus. Teknik ini juga membentuk antibodi jika sewaktu-waktu virus itu datang menginfeksi. Itu yang saya tahu."
Dokter yang akrab disapa Dokter Beri tersebut juga menerangkan, proses kekebalan tubuh terhadap virus baru meningkat sekitar delapan hingga sepuluh hari setelah suntikan pertama.
Yakni, sekitar 50 persen.
Oleh karenanya, dalam hal vaksin Pfizer, Prof. Zubairi Djoerban juga menekankan pentingnya dosis kedua vaksin Covid-19.
Sebab, itu akan memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap virus menjadi di atas 90 persen.
"Untuk diketahui. Proses kekebalan terhadap virus itu baru meningkat sekitar 8-10 hari setelah suntikan pertama. Sekitar 50 persen. Itulah mengapa dosis kedua vaksin jadi penting, karena akan memperkuat sistem kekebalan terhadap virus di atas 90 persen. Ini bicara Pfizer ya."
Kemudian, Prof. Zubairi Djoerban juga membagikan pengetahuan lanjutnya mengenai vaksin Pfizer.
Yakni, sebelum rentang waktu delapan hinggasepuluh hari, kekebalan awal dari vaksin Pfizer belum muncul.
Sehingga, masih ada kemungkinan terinfeksi.
Namun, setelah rentang waktu tersebut, risiko tertular virus corona menjadi berkurang dan tubuh akan semakin terlindungi setelah disuntik vaksin dosis kedua.
"Nah, saya membaca, sebelum 8-10 hari, kekebalan awal dari vaksin Pfizer itu memang belum muncul. Sehingga masih ada kemungkinan terinfeksi. Tapi, setelah 8-10 hari, risiko tertular jadi berkurang. Dan, semakin terproteksi dari virus setelah vaksinasi kedua."
Menyimpulkan penjelasan singkatnya, Prof. Zubairi Djoerban menegaskan masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat meski telah divaksin.
Ia tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak melonggarkan masker dan jaga jarak fisik.
"Artinya, setelah divaksinasi, seseorang itu tetap saja harus menerapkan prokes yang ketat. Tidak mentang-mentang setelah divaksin bisa melonggarkan masker dan jaga jarak. Jangan bertingkah."
(TribunTernate.com/Rizki A.) (Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "240 Warga Israel Terinfeksi Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin Pfizer"