Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Jokowi 3 Kali Rombak Kabinet hingga Lantik Kapolri pada Rabu Pon, Ini Kata Pengamat Budaya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap melakukan hal-hal penting pada hari Rabu Pon. Ini kata pengamat.

Istimewa
Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/1/2021). 

TRIBUNTERNATE.COM - Bukan sekali dua kali, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhitung kerap melakukan hal-hal penting pada Rabu Pon

Catatan Tribunnews.com, sejumlah hal penting yang dilakukan di Rabu Pon antara lain perombakan kabinet sebanyak tiga kali yang semuanya dilakukan di hari Rabu.

Kemudian, vaksinasi perdana juga dilakukan oleh Jokowi pada Rabu, 13 Januari lalu. 

Jokowi juga akan menjalani vaksin kedua yang juga dilakukan pada Rabu besok, 27 Januari. 

Tidak hanya itu, momen penting lainnya juga akan dilakukan oleh Jokowi pada Rabu besok yakni melantik Kapolri baru, Listyo Sigit Prabowo. 

Adapun Rabu Pon merupakan weton atau hari kelahiran Jokowi yang lahir pada 21 Juni 1961.

Baca juga: Jokowi Bakal Lantik Kapolri Listyo Sigit pada Rabu Pon Besok, Ini Maknanya

Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet pada Rabu Pon, Pengamat: Tanggal atau Hari Tak Perlu Jadi Pertimbangan Khusus

Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Lalu, apa makna dan tujuan Jokowi melakukan hal penting di hari wetonnya?

Pengamat budaya dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof Dr H Bani Sudardi, MHum menyampaikan, hari kelahiran merupakan hari yang baik menurut tradisi Jawa.

Namun, menurutnya, hanya Jokowi yang tahu alasan melakukan hal penting di hari kelahirannya tersebut.

"Memang kalau dalam tradisi Jawa, hari kelahiran itu hari yang baik ketika seseorang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar yang baik," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (26/1/2021).

Ia menyebut, hari kelahiran dipilih karena pada hari itu seseorang lahir dalam keadaan suci.

"Melakukan pekerjaan di hari weton, karena hari weton bagi seseorang itu hari baik pada saat seseorang dilahirkan dalam keadaan yang suci," jelasnya.

Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr H. Bani Sudardi, MHum.
Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr H. Bani Sudardi, MHum. (Tribunnews/Istimewa)

Guru Besar Ilmu Budaya UNS ini berujar, orang Jawa memperingati kelahiran setiap 35 hari.

"Maka menurut perhitungan Jawa, setiap 35 hari atau selapan, ini ada peringatan hari kelahiran."

"Jadi orang Jawa itu hari lahirnya setiap 35 hari."

"Ini sebagai hari yang baik, karena dianggap kembali ke kesucian atau ke fitrahnya," terang Bani.

Meski begitu, ia menyampaikan, banyak hari yang bisa dipilih dalam tradisi Jawa.

Sehingga, melakukan hal baik tidak selalu bertepatan pada hari kelahiran.

"Tapi tidak selalu hari kelahiran yang dipilih, banyak hari dalam tradisi Jawa yang bisa dipilih," ungkap dia.

Bani menambahkan, melakukan hal penting bertepatan pada hari kelahiran juga dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah SAW kerap menunaikan puasa pada hari Senin, yang bertepatan dengan hari kelahirannya.

"Ini sebenarnya juga ada di dalam tuntunan agama Islam."

"Misalnya Rasulullah SAW melakukan puasa di hari Senin, karena Rasulullah SAW dilahirkan pada hari Senin," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kata Pengamat Budaya soal Jokowi yang Rombak Kabinet hingga Lantik Kapolri pada Rabu Pon

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved