Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Soal Presiden 3 Periode, Fahri Hamzah: Kita Punya Kebiasaan Buruk Besarkan Isu dari Sumber Tidak Sah

Terkait presiden 3 periode, Fahri mengatakan Indonesia memiliki kebiasaan buruk yaitu membesarkan semua isu meski berasal dari sumber yang tidak sah.

Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Fahri Hamzah soal isu presiden 3 periode: Kita punya kebiasaan buruk besarkan isu dari sumber yang tidak sah. Dalam foto: Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (31/7/2019) 

TRIBUNTERNATE.COM- Meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengatakan secara pribadi bahwa dirinya tidak akan menjabat 3 periode, namun isu masa jabatan presiden 3 periode masih menjadi bahan pembicaraan.

Wakil Ketua DPR Bidang Kesejahteraan Rakyat, Fahri Hamzah, turut memberikan komentarnya terhadap persoalan ini.

Dalam sebuah video yang ditayangkan di kanal Youtube miliknya Fahri Hamzah Official, Fahri mengatakan masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan buruk yaitu membesarkan semua isu tanpa disaring terlebih dahulu.

Menurut Fahri, meski ada isu yang bersumber dari pihak yang tidak sah, masyarakat Indonesia tetap membesar-besarkannya.

“Pertama-tama kita ini ada kebiasaan jelek sekarang karena semua isu, termasuk yang tidak datang dari pihak yang legitimate pun kita besar-besarkan,” ujar Fahri dikutip dari keterangannya, Selasa (16/3/2021).

Menurut Fahri, isu presiden 3 episode ini telah selesai ketika Presiden Jokowi menyatakan secara langsung bahwa ia tidak akan melakukannya.

“Padahal ini sebenarnya kalau menurut saya sih sudah selesai di tingkat presiden ya,” lanjut Fahri.

Fahri juga mengatakan, menurutnya, isu ini asalnya bukan dari Presiden Jokowi pribadi.

Dikatakan Fahri, dirinya pernah dua kali menanyai Jokowi secara pribadi terkait persoalan presiden 3 periode.

“Ini bukan isu yang bersumber dari presiden. Saya sendiri pernah 2 kali bertanya langsung kepada Presiden soal ini, sebelum berakhir jabatan dan setelah berakhir saya tanya lagi,” kata Fahri.

Baca juga: Kata Pengamat Politik Soal Isu Masa Jabatan Presiden 3 Periode: Jadi Target Kelompok Tertentu

Baca juga: Jokowi Tegaskan Tak Berniat Jadi Presiden 3 Periode, Febri Diansyah: yang Penting Konsistensi

Wakil Ketua DPR Bidang Kesejahteraan Rakyat, Fahri Hamzah.
Wakil Ketua DPR Bidang Kesejahteraan Rakyat, Fahri Hamzah. (Tribunnews.com)

Fahri mengatakan, pada saat itu, Jokowi menjawab dengan tegas bahwa dirinya tidak menginginkan untuk menjabat lagi.

Kata Fahri, Jokowi tidak ingin dikenang sebagai seorang yang menginginkan jabatan kembali, apalagi yang mengharuskan adanya perubahan konstitusi.

“Jawabannya (Jokowi) itu bulat. Beliau mengatakan, saya tidak mau dikenang sebagai seseorang yang menginginkan jabatan kembali. Apalagi itu kan memerlukan perubahan konstitusi,” terang Fahri.

Lebih lanjut, Fahri menegaskan bahwa perubahan konstitusi itu ada di tangan MPR, bukan Presiden.

“Padahal perubahan konstitusi itu nyaris tidak di tangan Presiden tapi di tangan MPR,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Fahri mengatakan, seharusnya masyarakat tidak berfokus pada isu yang tidak berasal dari sumber yang sah.

“Karena itulah menurut saya temen-temen juga jangan sibuk atas sesuatu yang sebenarnya bukan merupakan bersumber dari sumber yg sebenarnya,” ujar Fahri.

Terlebih, kata Fahri, jangan menuduh Presiden Jokowi sebagai pihak yang bersalah.

“Apalagi kemudian ikut-ikutan menganggap Pak jokowi yang bersalah,” kata Fahri.

Video selengkapnya.

Baca juga: Ada Isu Presiden Tiga Periode, Mahfud MD Singgung Alasan Pembubaran Orde Baru

Baca juga: Anggap Presiden Sering Tak Konsisten, Rizal Ramli Ragukan Pernyataan Jokowi Tak Maju 3 Periode

Jokowi Bantah Ingin Menjabat 3 Periode

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya tidak berniat dan tak punya minat untuk menjabat selama tiga periode.

Hal ini Jokowi sampaikan merespons isu perpanjangan masa jabatan presiden dari 2 periode menjadi 3 periode yang tengah menjadi pembicaraan.

"Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak ada juga berminat menjadi presiden tiga periode," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/3/2021), dikutip dari Kompas.com.

Jokowi mengaku telah berulang kali menyampaikan penolakan terhadap usulan perpanjangan masa jabatan presiden.

Sikap ini, kata dia, tidak akan pernah berubah.

Sebagaimana bunyi konstitusi atau Undang Undang Dasar 1945, masa jabatan presiden dibatasi sebanyak dua periode.

"Itu yang harus kita jaga bersama-sama," ujar Jokowi.

Jokowi pun meminta agar tak ada yang membuat kegaduhan baru atas isu ini.

Menurut dia, saat ini pemerintah tengah fokus pada penanganan pandemi virus corona.

"Janganlah membuat kegaduhan baru. Kita saat ini tengah fokus pada penanganan pandemi," katanya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Twitter/@jokowi)

Amien Rais Sebut Ada Skenario Perubahan Jabatan Presiden jadi 3 Periode

Untuk diketahui, isu tentang perpanjangan jabatan presiden tiga periode kembali berembus dari pernyataan Pendiri Partai Ummat, Amien Rais.

Amien Rais menyebut bahwa ada skenario mengubah ketentuan dalam Undang Undang Dasar 1945 soal masa jabatan presiden dari 2 periode menjadi 3 periode.

Menurut Amien, rencana mengubah ketentuan tersebut akan dilakukan dengan menggelar Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) guna mengubah atau mengamendemen UUD 1945.

"Jadi, mereka akan mengambil langkah pertama meminta sidang istimewa MPR yang mungkin 1-2 pasal yang katanya perlu diperbaiki, yang mana saya juga tidak tahu," kata Amien dalam tayangan Kompas TV, Senin (15/3/2021).

Mantan politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebut, setelah Sidang Istimewa digelar, akan muncul usul untuk mengubah masa jabatan presiden dari 2 periode menjadi 3 periode.

Menurut Amien, skenario ini muncul karena ada opini publik yang menunjukkan ke arah mana pemerintahan Presiden Jokowi melihat masa depannya.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved