Beri Sambutan Ramadan, Moeldoko Ingatkan Soal Radikalisme: Jangan Sampai Jatuh ke Ajaran Menyesatkan
KSP Moeldoko beri sambutan selamat Ramadhan sekaligus mengingatkan soal radikalisme.
TRIBUNTERNATE.COM - Menyambut datangnya bulan suci, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko memberikan ucapan selamat Ramadhan sekaligus memperingatkan soal Radikalisme.
Hal ini diungkapkan oleh Moeldoko melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko.
“Kita juga harus meningkatkan kewaspadaan kita pada segala bentuk radikalisme,” ujar Moeldoko dikutip dari keterangannya Selasa (13/4/2021).
Moeldoko juga mengajak masyarakat untuk mempelajari ilmu agama yang benar.
“Mari kita bentengi keluarga kita dengan ilmu agama yang benar,” lanjutnya.
Dikatakan Moeldoko, hal ini dilakukan agar masyarakat dapat terhindar dari ajaran radikalisme yang menyesatkan.
“Jangan sampai anak-anak kita malah justru jatuh ke pada ajaran-ajaran yang menyesatkan,” terangnya.
Selain itu, Moeldoko juga memperingatkan soal menjalankan puasa di tengah pandemi Covid-19 yang sedang menurun di Indonesia.
“Ramadhan kali ini meski masih dalam suasana covid-19, namun kita akan menjalaninya dengan penuh optimisme,” ujarnya.
Moeldoko menegaskan agar masyarakat tidak lengah dan tetap waspada meski pemerintah tengah mempercepat proses vaksinasi.
“Program vaksin kepada seluruh masyarakat terus dikejar capaiannya oleh pemerintah, namun jangan pernah gegabah dan lengah meski kita sudah divaksin,” tegasnya.
Kemudian, Moeldoko juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan ibadah dalam segala bentuknya di bulan suci ini.
“Mari kita mempertebal iman kita, dengan meningkatkan segala bentuk di bulan ramadhan ini,” lanjutnya.
Selain itu, Moeldoko juga berharap ibadah yang dilakukan mendapat pahala.
“Semoga kita dapat pahala dari ibadah yang kita lakukan,” katanya.
Rangkul Tokoh Lintas Agama, BNPT Buat Program Tangkal Radikalisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengajak tokoh lintas agama membuat program membangun kekebalan bangsa menangkal paham radikal terorisme.
Boy menuturkan, tokoh agama merupakan pencerah bagi umat beragama.
"Tentu menjadi kewajiban kita bersama menjaga imunitas bangsa dari berbagai pengaruh-pengaruh virus yang membahayakan umat,” ujar Boy Rafli Amar, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (10/4/2021), dikutip dari Kompas.com.
Hal ini diungkapkan Boy Rafli Amar saat acara Dialog Kebangsaan bersama Gugus Tugas Pemuka Agama yang tergabung Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jumat (9/4/2021) malam, dikutip Antara.
Hadir pula dalam acara tersebut anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Boy Rafli mengatakan, pertemuan dengan para tokoh lintas agama sangat penting untuk membangun daya imunitas menghadapi virus radikalisme yang menjadi ancaman bangsa Indonesia.
Lebih lanjut Boy menyebut ideologi terorisme memiliki karakteristik, yakni intoleran, anti kemanusiaan, memanipulasi teks-teks ajaran agama, termasuk juga mudah menyalahkan pihak-pihak lain yang tidak sejalan pemikirannya.
"Dan kecenderungannya bahkan melakukan yang bersifat destruktif," ujar Boy.
Sementara itu, Anggota Wantimpres Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyampaikan, dalam hal ini BNPT tak mungkin bekerja sendirian.
Sehingga perlu masukan para tokoh lintas agama untuk memikirkan generasi penerus bangsa menjadi pembangun-pembangun bangsa.
Menurut Habib Luthfi, menjadi PR bersama untuk mencegah pengaruh-pengaruh yang akan melenturkan nasionalisme yang ada di republik tercinta ini. Dalam acara tersebut hadir organisasi keagamaan.
Di antaranya, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Al Irsyad al Islamiyah, Ittihadiyah, Persatuan Tarbiyah islamiyah (Perti).
Lalu, Mathlaul Anwar (MA), Az Zikra, Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Syarikat Islam Indonesia, Al Washliyah.
Selain itu hadir juga perwakilan dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi). Kemudian, Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).
(TribunTernate.com/Qonitah)