KRI Nanggala-402 Hilang Kontak: Pernyataan Jokowi, Janji Prabowo, hingga Tanggapan Puan Maharani
Sejumlah petinggi negara dan tokoh politik memberikan tanggapan mengenai hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402.
2. Farah PAN Minta Modernisasi Alutsista
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PAN Farah Puteri Nahlia menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas musibah KRI kapal selam Nanggala-402 yang hilang kontak saat latihan di Perairan Bali pada Rabu (21/4).
Farah meminta pemerintah memerintahkan seluruh stakeholder mencari keberadaan KRI Nanggala.
"Saya mengucapkan rasa prihatin yang mendalam dan memanjatkan doa agar seluruh prajurit TNI yang bertugas di dalam kapal tersebut segera ditemukan dalam keadaan sehat tanpa kurang satupun," kata Farah kepada wartawan, Jumat (23/4/2021).
Agar insiden serupa tak terulang, Farah meminta pemerintah melalui Kementerian Pertahanan untuk melakukan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Pasalnya, berdasarkan catatan Kementerian Pertahanan, kapal selam ini dibangun di Jerman pada tahun 1977 dan bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981.
Selain itu, pemerintah harus mengevaluasi seluruh kegiatan dan penganggaran yang tidak berkaitan dengan tugas utama TNI sebagai alat pertahanan.
"Terpenting yang harus digaris bawahi dan kita semua harus ingat, alutsista renta harus diremajakan, jangan sampai mengorbankan prajurit kita," pungkasnya.
3. Ketua Fraksi PDIP DPR: Peremajaan Alutsista
Komisi I DPR RI menyampaikan keprihatinannya atas musibah KRI kapal selam Nanggala-402 yang hilang kontak saat latihan di Perairan Bali pada Rabu (21/4/2021) kemarin.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto menilai, insiden itu menunjukkan bahwa alat utama sistem persenjataan (alutsista) perlu peremajaan.
"Lagi-lagi ini adalah sinyal jelas bahwa TNI kita khususnya alutsista perlu peremajaan," kata Utut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/4/2021).
Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPR RI itu menilai, alutsista di TNI Angkatan Laut, Angakatan Darat maupun Udara banyak yang sudah berumur.
Menurutnya, sebaik apapun perawatan terhadap alutsista yang sudah berumur, tetap berisiko tinggi saat digunakan.
"Ini kebijakan besar, DPR ingin melihat TNI yang kuat, jadi saudara Menhan, Panglima TNI dan para kepala staf hendaknya duduk bareng dengan Menkeu dan tentu Bapak Presiden untuk merumuskan kita mau apa," ucapnya.
Baca juga: KRI Nanggala-402 Hilang, TNI Cuma Punya Waktu 72 Jam Selamatkan 53 Awak Kapal Sebelum Oksigen Habis
Baca juga: Ahli Ungkap Kondisi Perairan Lokasi Diduga Hilangnya KRI Nanggala-402: Laut Dalam dan Arus Kuat
Baca juga: KSAL Laksamana TNI Yudo Margono: Belum Ada Bukti Autentik KRI Nanggala-402 Tenggelam
Baca juga: Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang, Kapal Penyelamat dari Malaysia dan Singapura Bantu Pencarian
