Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

''Kapan Nikah?'' Jadi Pertanyaan Langganan Tiap Lebaran, Ini 3 Cara Tepat untuk Menjawabnya

Tak dipungkiri, pertanyaan "kapan menikah" sudah menjadi langganan di kala kumpul-kumpul keluarga pada hari Lebaran.

depositphotos
Ilustrasi pernikahan 

TRIBUNTERNATE.COM - Hari Idulfitri atau Lebaran biasanya menjadi momen di mana seluruh keluarga berkumpul, bersilaturahmi, dan saling memaafkan satu sama lain.

Namun, perkumpulan keluarga tak hanya berhenti di situ saja.

Di kalangan masyarakat Indonesia, momen kumpul-kumpul keluarga, termasuk saat Lebaran, biasa dijadikan ajang untuk menanyakan perihal kehidupan orang lain.

Salah satunya adalah pertanyaan "kapan menikah?"

Biasanya, pertanyaan ‘kapan menikah’ kerap kali dilontarkan dari orang yang usianya lebih tua kepada yang lebih muda, atau kepada orang-orang yang dianggap sudah cukup usia.

Tak dipungkiri, pertanyaan "kapan menikah" sudah menjadi langganan di kala Lebaran.

Tak jarang, pertanyaan ini juga membuat suasana menjadi canggung.

Nah, rupanya ada cara yang tepat untuk menjawab pertanyaan langganan tersebut tanpa harus terpancing emosi.

Jawab dengan candaan

Cara yang satu ini adalah cara yang paling ampuh dan bisa dilakukan tanpa menyinggung pihak yang melontarkan pertanyaan.

“Kalau enggak Sabtu ya Minggu,” salah satu jawaban yang biasa dilontarkan dan tetap mengundang gelak tawa dari si penanya.

Dengan demikian, obrolan pun akan berakhir dengan suasana yang menyenangkan dan memecah kecanggungan.

Baca juga: Eid Mubarak! 15 Kutipan dan Ucapan Selamat Idul Fitri 2021 dalam Bahasa Inggris dan Terjemahannya

Baca juga: Resep Menu Lebaran Praktis Sajian Kue Kering: Nastar Almond Keju dan Kue Kering Kacang Cokelat Bar

Baca juga: Sebut Harga Rumah di Jakarta Tak Masuk Akal, Sophia Latjuba Pilih Tinggal Nomaden

ILUSTRASI - Perkawinan adalah hak dan kebutuhan dasar bagi setiap warga negera Indonesia. Tidak terkecuali mereka yang berada di luar negeri
ILUSTRASI - Perkawinan adalah hak dan kebutuhan dasar bagi setiap warga negera Indonesia. Tidak terkecuali mereka yang berada di luar negeri (Tribun Jogja)

Minta doa

Di hari suci dan penuh berkah tersebut, Anda bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan meminta untuk didoakan akan mendapatkan jodoh yang terbaik.

Cara ini juga termasuk cara yang mudah untuk dilakukan daripada memberikan penjelasan mengenai kondisi asli diri Anda.

Dengan demikian, doa-doa baik diharapkan bisa diberikan oleh sang penanya kepada Anda dan pertanyaan akan berakhir.

Siapkan mental sejak awal

Dikutip dari Kompas.com, seorang dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, D. Chandra Kirana menyebutkan bahwa sebagian orang memang memandang hal-hal seperti ini adalah hal yang pribadi.

Dengan demikian, pihaknya merasa terganggu ketika ada keluarga besar yang menanyakan tentang statusnya.

“Pertanyaan seperti ini merupakan hal pribadi yang seharusnya tidak ditanyakan karena mengganggu nilai personal seseorang,” jelasnya.

Jika Anda adalah bagian dari tipikal orang tersebut, maka ada baiknya Anda mempersiapkan mental ketika sudah tahu akan berkumpul dengan keluarga dan mendapatkan pertanyaan tersebut.

Baca juga: Fakta-Fakta Malam Takbiran di Rumah Zaskia Sungkar: Merdunya Irwanysah hingga Kumpul Keluarga

Baca juga: Kumpulan 50 Ucapan Selamat Idul Fitri 2021, Bahasa Indonesia & Inggris, Cocok Dikirimkan ke Kerabat

TIPS PSIKOLOG

Pertanyaan ‘kapan menikah?’ kerap kali terdengar pada saat kumpul keluarga, dan tak jarang pertanyaan tersebut membuat ketidaknyamanan.

Psikolog Klinis, Inez Kristanti membagikan tips yang ampuh dan bisa dilakukan bagi para korban pertanyaan tersebut.

Ilustrasi pernikahan
Ilustrasi pernikahan (depositphotos)

“Kalau misalkan orang yang enggak deket-deket banget ya udahlah ya, kadang nanyain buat basa-basi doang, enggak tahu mau nanya apa. Tapi kalau misalkan memang yang bertanya adalah seorang yang penting buat kamu, kamu bisa tanya balik sih,” jelas Inez dalam Program ‘Tap Out’ di Motion Radio.

Korban pertanyaan ‘kapan nikah?’, bisa mengajak diskusi orang yang bertanya tersebut, jika memang orang yang bertanya itu penting di hidupnya, misalnya orangtua atau saudara kandung.

Inez menyarankan adanya obrolan yang formal untuk mengetahui latar belakang dari pertanyaan tersebut, sehingga ada diskusi yang sehat.

“Sebenarnya apa sih yang membuat orang-orang tersebut menginginkan kita punya pasangan, apa pertimbangannya? Jadi diajak ngobrolnya dari situ sih, karena kita supaya bisa memahami kita juga harus dengar dari ‘yang sana’. Walaupun kan ‘hidup-hidup gue’, tapi kalau itu datang dari seseorang yang kita respect dan orangnya penting buat kita, akan lebih enak kalau saling ngerti,” sambungnya.

Dengan obrolan terbuka tersebut, kedua pihak diharapkan bisa memaparkan latar belakang dari setiap keinginan mereka.

Anak diharap mampu menjelaskan alasan di balik belum menjadikan menikah sebagai prioritas, dan pihak orangtua juga sebaiknya menjelaskan alasan desakan tersebut.

“Jadi, kalau misalkan enggak ketemu jalan tengahnya, at least bisa saling respect. Oke, memang beda. Hidup-hidup kamu, jadi bisa saling menghargai perbedaan pendapat juga,” tambah Inez.

Artikel ini telah tayang di sonora.id dengan judul Jadi Hal yang Rutin, Ini 3 Cara Jawab Pertanyaan ‘Kapan Nikah?’ dan Bosan Ditanya ‘Kapan Nikah?’, Ini Tips Psikolog Inez Kristanti

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved