Cara Menghitung Upah Lembur jika Masuk di Hari Libur Nasional, Berikut Sanksi Bagi Pengusaha
Berikut ini cara menghitung lembur bagi pekerja yang masuk di Hari Libur Nasional, beserta contoh perhitungannya.
TRIBUNTERNATE.COM - Pada Hari Libur Nasional, sebagian besar karyawan tidak masuk kerja alias libur.
Namun karyawan di beberapa sektor pekerjaan tidaklah libur.
Lantas bagaimana cara menghitung upah lembur bagi pekerja yang masuk di Hari Libur Nasional?
Pada hari libur resmi, pekerja atau buruh tidak wajib bekerja.
Namun, pengusaha dapat mempekerjakan pekerja saat hari libur resmi bila jenis dan sifat pekerjaan sesuai kesepakatan.
Di antaranya harus dilaksanakan secara terus menerus dan berdasarkan kesepakatan pekerja dengan pengusaha.
Dalam postingan akun resmi Instagram @kemnaker, disebutkan pengusaha wajib membayar upah lembur kepada pekerja yang tetap bekerja.
Lantas, bagaimana cara menghitung upah lembur pekerja jika masuk di hari libur nasional?
Penghitungan upah kerja lembur pada hari libur nasional
1. Waktu kerja 6 hari kerja dan 40 jam seminggu
- Jam pertama sampai dengan jam ketujuh dibayar dua kali upah sejam
- Jam kedelapan, dibayar tiga kali upah sejam
- Jam kesembilan, kesepuluh, dan kesebelas dibayar empat kali upah sejam
2. Waktu kerja 5 hari kerja dan 40 jam seminggu
- Jam pertama sampai dengan jam kedelapan, dibayar dua kali upah sejam
- Jam kesembilan, dibayar tiga kali upah sejam
- Jam kesepuluh, kesebelas, dan kedua belas, dibayar empat kali upah sejam
Baca juga: Jadwal Libur Hari Raya Idul Fitri 2021, Beserta Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021
Baca juga: Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021, Total 23 Hari, Ada Perubahan untuk Libur Lebaran 2021
Sanksi bagi pengusaha yang tidak bayar upah lembur
Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 78 ayat (2) dikenai sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan atau denda paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Dasar hukum: Pasal 187 ayat (1) Undang-undang Cipta Kerja.

Contoh Kasus
Pada Hari Raya Idul Fitri 2021, seorang pekerja yang kerjanya adalah 6 hari kerja 40 jam dalam seminggu bekerja lembur selama 7 jam.
Kemudian, upah bulanannya Rp 4 juta.
Maka, cara menghitung upah lemburnya, ialah:
1. Menghitung Upah per-jam
Rumus menghitung upah per-jam= upah bulanan : 173.
Rp 4.000.000 : 173 = Rp 23.121,387
2. Kalikan Upah per-jam dengan Lama Kerja Lembur
Upah kerja lembur untuk pekerja dengan waktu kerja 6 hari kerja 40 jam seminggu adalah 2 kali upah sejam untuk 7 jam pertama.
Karena kerja lembur dilakukan selama 7 jam, maka upah lembur yang berhak didapatkan pekerja tersebut adalah 7 x 2 x Rp 23.121,387 = Rp 323.699,418
Adapun, sebagai informasi berikut ini jenis pekerjaan yang dijalankan secara terus-menerus berdasarkan Kepmenakertrans Nomor KEP-233/MEN/2003 Tahun 2003 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus Menerus:
- Pelayanan jasa kesehatan
- Pelayanan jasa transportasi
- Jasa perbaikan alat transportasi
- Usaha pariwisata
- Jasa pos dan telekomunikasi
- Penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih (PAM) dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas bumi
- Pekerjaan di usaha swalayan, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya
- Media massa
- Pengamanan
- Pekerjaan di lembaga konservasi
- Pekerjaan-pekerjaan yang apabila dihentikan akan mengganggu proses produksi, merusak bahan, dan termasuk pemeliharaan/perbaikan alat produksi.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)
Simak berita lain terkait Hari Libur Nasional
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cara Menghitung Upah Lembur jika Bekerja di Hari Libur Nasional, Beserta Contohnya