Denial hingga Terlambat Lockdown, 5 Penyebab Pemerintah Dicap Gagal Atasi Pandemi Menurut LP3ES
Menurut peneliti LP3ES Herlambang P Wiratraman, ada lima sebab yang membuat pemerintah dinilai gagal menangani pandemi Covid-19.
TRIBUNTERNATE.COM - Indonesia tengah mengalami lonjakan kasus infeksi virus corona penyebab penyakit Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir.
Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dibarengi dengan masuknya varian baru virus corona.
Sementara jumlah kasus positif Covid-19 semakin melonjak tajam, rumah sakit mulai kolaps dan kekurangan pasokan oksigen.
Tak bisa dihindari, puluhan nyawa pasien tidak terselamatkan.
Fenomena ini membuat pemerintah dinilai gagal dalam menangani pandemi Covid-19 yang saat ini kian meluas.
Gagalnya pemerintah dalam menangani pandemi disampaikan oleh Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga sekaligus Peneliti Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Herlambang P. Wiratraman.
Ada tiga fakta yang menjadi alasan mengapa pemerintah dinilai gagal dalam menjaga rakyatnya dari wabah Covid-19.
Fakta tersebut adalah, melonjaknya jumlah kasus secara signifikan belakangan ini, ketidakmampuannya fasilitas kesehatan dalam menangani jumlah pasien yang terinfeksi, dan terakhir adalah banyaknya tenaga medis yang terpapar virus Covid-19.
Fakta tersebut tentunya berdampak kepada menambahnya jumlah angka kematian, baik di kalangan masyarakat biasa maupun tenaga medis.
Baca juga: Temukan Sampah Berserakan saat Sidak RSUD Ashari Pemalang, Ganjar: yang Datang Malah Tambah Sakit
Baca juga: Sosiolog Tanggapi Viralnya Panic Buying Susu Beruang di Media Sosial: Karena Demonstration Effect
Baca juga: 7 Fakta Puluhan TKA China Masuk Makassar saat PPKM Darurat, Ini Kata Angkasa Pura hingga Imigrasi
Herlambang menjelaskan, kegagalan ini tentunya ada penyebabnya. Dalam pandangannya, terdapat lima sebab.
Pertama, negara gagal dikarenakan Pemerintah abai dalam mengantisipasi adanya varian baru Covid.
“Sebenarnya ini mengulang peristiwa tahun lalu, yang sebenarnya sudah ada praktik pengalaman untuk mencegahnya. Seperti memblok peberbangan dari luar negeri (salahsatunya),” ujar Herlambang dalam Webinar, (5/7/2021).
Penyebab yang kedua, Pemerintah dinilai sangat lambat melakukan tindakan lockdown.
Seperti terlambatnya melakukan tarik rem darurat PPKM Mikro.
Padahal sebelum tanggal 3 Juli 2021 saat pemberlakuan PPKM Darurat, pemerintah sudah didesak tapi tampaknya desakan itu tidak dihiraukan.
Yang ketiga, menurut Herlambang, Pemerintah lebih orientasikan pertimbangan ekonomi daripada penyelamatan warga atau tenaga kesehatan. Serta kurang memperkuat fasilitas kesehatan atau layanan publik.
Keempat, pemerintah masih denial atau menyangkal akan adanya ledakan kasus.
Dan yang kelima, pemerintah tidak mengupayakan secara sistematik upaya pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). Justru Herlambang melihat adanya pembungkaman terhadap mereka yang menyuarakan atau mengkritisi penanganan pandemi.
“Pemerintah tidak serius sesungguhnya dalam melayani secara sistematis upaya 3T. Yang terjadi justru sebaliknya, cukup konsisten untuk menutup rapat informasi. Ketika mendapat kritik dari publik, diserang balik dengan pembungkaman,” ujar Herlambang.
“Lima sebab itu mengapa negara gagal. Ini tidak hanya menguji pelayanan kesehatan, tetapi juga menguji sistem negara juga. Apakah negara hadir atau tidak,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Dicap Gagal Atasi Pandemi, Ini 5 Penyebabnya Menurut Peneliti LP3ES