Wakil Ketua MPR Tanggapi Aksi Pengibaran Bendera Putih Saat PPKM: Menambah Derita Rakyat
Aksi pengibaran bendera putih terjadi di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta; Rangkasbitung, Banten; Kota Bandung; hingga Surabaya, Jawa Timur.
TRIBUNTERNATE.COM - Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, menanggapi adanya aksi pengibaran bendera putih dilakukan oleh warga di beberapa daerah di tengah penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Diketahui, aksi pengibaran bendera putih sempat viral dan terjadi di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rangkasbitung, Banten, Kota Bandung hingga Surabaya, Jawa Timur.
Menurut Jazilul Fawaid, aksi tersebut bisa menimbulkan kegaduhan dan justru akan menambah derita rakyat.
"Aksi itu tidak bertanggung jawab, menimbulkan kegaduhan, serta akan menambah derita rakyat," kata Jazilul Fawaid dalam pernyataannya, Selasa(27/7/2021).
Menurut Jazilul, jika aksi pengibaran bendera putih meresahkan, polisi bisa mengusut motif dan pelakunya. Dia menyarankan siapapun untuk tidak melakukan aksi yang mempersulit keadaan dan kontraproduktif.
"Hemat kami, aksi seperti itu mudah ditumpangi politisi hitam yang mencari keuntungan di tengah penderitaan," tuturnya.
Sementara itu, anggota Fraksi Partai Golkar di DPR Bobby Adityo Rizaldi mengatakan, jika pengibaran bendera putih dilakukan sebagai ekspresi menolak PPKM level 4 berarti ada masyarakat yang belum terinformasi dengan baik mengenai kebijakan itu.
Sebab, saat ini PPKM sudah ada kelonggaran dan penyesuaian untuk kegiatan ekonomi di sektor usaha kecil.
Jika pengibaran bendera putih sebagai penanda tidak mau mematuhi PPKM, Bobby mengatakan, ada konsekuensi penegakan disiplin dan hukum.
Menurut dia, pemerintah dan elemen masyarakat perlu bersinergi menyosialisasikan pentingnya kebijakan PPKM untuk memutus penyebaran virus.
Bobby juga berharap masyarakat yang terdampak langsung pandemi bisa tersentuh bantuan sosial, relaksasi pajak atau program-program bantuan lain dari pemerintah.
"Sehingga ada solusi bagi masyarakat terdampak," kata Bobby.
Terpisah, Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan, pemerintah pusat sudah mengeluarkan berbagai program bantuan sosial.
Menurut dia, pemerintah daerah dan pusat perlu mengantisipasi dinamika di lapangan dan terus berkoordinasi.
"Apapun gerakan maupun upaya penanggulangan, termasuk untuk para pelaku wisata, hendaknya tidak dipolitisasi, sehingga situasi ini tidak memburuk," kata Andreas.
Andreas mengatakan, pemerintah harus membuat kebijakan pembatasan masyarakat mengingat penambahan kasus positif Covid-19 kembali naik.
"Tidak ada pilihan lain. Kalau kita membiarkan mobilitas masyarakat tetap tinggi, maka risikonya korban pandemi naik lagi," ujar Andreas.
Bendera Putih Dikibarkan PKL Lebak
Sejumlah pedagang kaki lima didukung mahasiswa di Kota Lebak, Rangkasbitung, memprotes kebijakan Pemerintah memperpanjang PPKM Darurat dengan mengibarkan bendera putih di tepi jalan.
Meski perpanjangan PPKM hanya berlangsung lima hari, hal itu membuat pedagang kaki lima semaki kesulitan.
Para PKL kompak memasang bendera putih di gerobak mereka sebagai pertanda mereka sudah menyerah dengan keadaan.
Selain itu juga merupakan aksi protes lantaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperpanjang.
Di Jalan Iko Jatmiko, sedikitnya belasan gerobak yang dipasang bendera putih. Mereka terdiri dari penjual gorengan hingga penjual bubur ayam.
"Baru dipasang tadi bareng mahasiswa, biar pemerintah tahu kalau kita sudah babak belur," kata Warjoko, salah satu PKL yang berjualan gorengan di depan RSUD dr Adjidarmo, Rabu (21/7/2021).
Dia mengatakan, sudah bingung apa yang akan dilakukan.
Sejak PPKM Darurat diberlakukan, dia dan penjual lain di sepanjang Jalan Iko Jatmiko, hanya bisa pasrah lantaran penjualannya terus menurun.
Kata dia, sejak PPKM Darurat, ada aturan pedagang hanya boleh buka sampai pukul 20.00 WIB saja. Namun, jalan sudah ditutup sejak pukul 19.00 WIB.
"Saya baru buka sore, biasanya sampai jam 12 malam, tapi sekarang jam 7 malam saja sudah tidak ada pembeli, banyak gorengan yang mubazir tidak terjual," kata dia.
Dia menyebutkan, omzet penjualannya menurun drastis hingga 60 persen.
Ada pula pedagang lain yang memasang bendera putih adalah Eni.
Dia berharap dengan dipasang bendera putih pemerintah akan peduli jika pedang kecil seperti dirinya sangat terdampak namun minim dapat bantuan.
"Sangat parah dampaknya, biasanya dalam sehari saya bisa menjual 100 cup minuman, tapi sekarang 20 saja Alhamdulillah," kata Eni.
Eni mengatakan, karena PPKM dia harus pintar-pintar mengelola keuangan dari hasil penjualan.
Dia banyak berhemat dengan cara mengurangi jatah makanan bagi dirinya dan keluarga.
"Sekarang mah makan sepiring berdua saja sudah Alhamdulillah, tidak memikirkan lauknya apa, ketemu nasi saja sudah bersyukur," kata dia.
Bukan hanya dirinya yang merasakan langsung dampaknya, tapi juga suaminya yang berprofesi sebagai tukang ojek.
Katanya, sejak PPKM, suaminya memilih berjualan dengannya lantaran sepi penumpang.
"Apalagi ada kebijakan jalan ditutup, di atas jam 7 malam nggak bisa kemana-mana karena banyak jalan yang ditutup, penumpang tidak ada," kata dia.
Sementara pedagang lain, Jefri, berharap mendapat bantuan dari pemerintah.
Sejak PPKM, kata dia, belum pernah mendapat bantuan sama sekali baik beras maupun uang.
Kata Jefri, pedagang lain pernah mendapat bantuan beras dari petugas yang berkeliling memberi bantuan, namun dirinya tidak dapat lantaran gerobaknya sudah tutup lebih dulu.
"Besoknya saya tanyakan ke petugas, katanya harus divaksin dulu kalau mau dapat, sementara saya belum divaksin, dulu enggak kebagian karena antri," kata Jefri.
Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Lebak, Alkadri, mengatakan hingga saat ini, bantuan untuk PKL sudah disalurkan sejak PPKM digulirkan awal Juli lalu.
Bantuan sebanyak 4,5 ton beras hingga kini sudah disalurkan.
"Sudah kita salurkan langsung, paket sembako terdiri dari beras lima kilogram hingga minyak goreng, melalui Satpol-PP turun langsung langsung untuk para PKL di Rangkasbitung," kata Alkadri kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu.
Selain disalurkan langsung, bantuan juga diberikan pada para pedagang di pasar dan PKL yang berminat melakukan vaksinasi.
Kata Alkadri, secara berkala Pemkab Lebak mengadakan vaksinasi massal untuk pedagang dan PKL, setelahnya mereka akan mendapat paket sembako.
"Iya pengen dorong harus vaksin dulu, mereka supaya vaksin dulu, mereka tinggal datang ke tempat vaksin nanti dapat paket sembako," kata dia.
Minggu-minggu ini, kata dia, vaksinasi massal akan digelar khusus untuk pedagang dan PKL di Rangkasbitung.
Untuk PKL yang belum divaksinasi dan belum dapat bantuan dia sarankan untuk datang. (*)
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul Pasang Bendera Putih di Gerobak, Pedagang: Biar Pemerintah Tahu, Kita Sudah Babak Belur
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Terima PPKM Diperpanjang, PKL Lebak Kibarkan Bendera Putih, ''Kami Sudah Babak Belur''
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Aksi Pengibaran Bendera Putih Saat PPKM, Pimpinan MPR: Bisa Timbulkan Kegaduhan