Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Krisis Iklim, PBB Peringatkan Manusia Timbulkan Dampak yang Tak Dapat Diubah Lagi bagi Bumi

Kenaikan suhu lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas rata-rata pra-industri dapat memicu perubahan iklim yang tak terkendali dengan berbagai bencana.

Twitter/Forest Service NW via disasterphilanthropy.org
ILUSTRASI - kebakaran hutan akibat perubahan iklim. Sudah terlambat untuk mencegah perubahan yang ditimbulkan oleh krisis iklim dan pemanasan global ini. Hal terbaik yang dapat dilakukan dunia adalah hanya memperlambatnya, sehingga negara-negara di dunia memiliki lebih banyak waktu untuk bersiap dan beradaptasi. 

Sejauh ini, janji negara-negara untuk mengurangi emisi masih belum cukup untuk menurunkan tingkat akumulasi gas rumah kaca di atmosfer.

Pemerintah dari beberapa negara sudah bereaksi terhadap temuan tersebut.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang negaranya akan menjadi tuan rumah konferensi iklim, mengatakan bahwa dekade yang akan datang sangat "penting" untuk mengamankan masa depan Bumi:

"Saya berharap laporan IPCC hari ini akan menjadi peringatan bagi dunia untuk mengambil tindakan sekarang, sebelum kita bertemu di Glasgow pada bulan November untuk KTT COP26 yang kritis," kata Boris.

PERUBAHAN YANG TIDAK DAPAT DIBALIKKAN LAGI

Emisi yang "jelas disebabkan oleh aktivitas manusia" telah mendorong suhu rata-rata global naik sebesar 1,1 derajat Celcius dari rata-rata yang tercatat pada masa pra-industri.

Dan suhu rata-rata global akan naik lagi 0,5 derajat Celcius lebih lanjut jika tidak ada efek yang bisa melawan dan mengimbangi polusi di atmosfer, kata laporan IPCC.

Itu berarti, bahkan ketika masyarakat sudah menjauh dari penggunaan bahan bakar fosil, suhu rata-rata global masih akan terdorong lagi oleh hilangnya polutan udara tersebut.

Para ilmuwan memperingatkan, kenaikan lebih dari 1,5 derajat Celcius di atas rata-rata pra-industri dapat memicu perubahan iklim yang tak terkendali dengan berbagai dampak bencana, seperti suhu panas ekstrem yang dapat menyebabkan orang tewas hanya karena berada di luar ruangan.

Peningkatan temperatur lebih lanjut juga akan meningkatkan intensitas dan frekuensi panas ekstrem dan hujan lebat, serta kekeringan di berbagai wilayah.

Karena suhu berfluktuasi dari tahun ke tahun, para ilmuwan pun mengukur pemanasan iklim dalam rata-rata 20 tahun.

"Kami memiliki semua bukti yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa kita semua berada dalam krisis iklim," kata co-author IPCC Sonia Seneviratne, seorang ilmuwan iklim di ETH Zurich.

"Para pembuat kebijakan sebenarnya memiliki informasi yang cukup. Anda dapat bertanya: Apakah penggunaan waktu para ilmuwan ini berarti, jika tidak ada tindakan yang dilakukan?" lanjutnya.

Peningkatan suhu sebesar 1,1 derajat Celcius yang tercatat sudah cukup untuk menyebabkan cuaca buruk.

Tahun 2021 ini saja, gelombang panas menewaskan ratusan orang di Pacific Northwest dan memecahkan rekor di seluruh dunia.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved