Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Johan Budi Ungkap 3 Penyebab Kasus Korupsi Sulit Diberantas di Indonesia

Anggota Komisi III DPR RI fraksi PDIP Johan Budi menyebut ada tiga hal yang membuat perilaku korupsi ini sulit diberantas di Indonesia.

KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Anggota DPR terpilih periode 2019-2024 Johan Budi saat ditemui seusai pelantikan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019). 

TRIBUNTERNATE.COM - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Johan Budi, menyebut ada tiga hal yang membuat perilaku korupsi ini sulit diberantas di Indonesia.

Johan mengatakan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap para koruptor di semua level.

Bahkan, menteri pun ditangkap oleh KPK dan tuntutan hukuman bagi pelaku juga cukup berat.

Akan tetapi, pertanyaannya, kenapa korupsi itu masih terjadi hingga saat ini?

Pertama, menurut Johan yaitu berkaitan dengan komitmen.

Komitmen ini tidak hanya harus muncul di dadanya penegak hukum dalam konteks pemberantasan korupsi, tetapi juga dalam komitmen pemberantasan korupsi ini juga harus dilakukan oleh semua pihak.

Termasuk presiden, DPR, dan/atau lembaga yudikatif.

Hal itu disampaikan Johan Budi dalam Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) Perjalanan Pemberantasan Korupsi dari Masa ke Masa, Kamis (9/12/2021).

Baca juga: 35 Link Twibbon Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 9 Desember 2021, Yuk Bagikan di Media Sosial!

Baca juga: Viral Video Perobohan Tiang Rel Kereta Timpa Ekskavator, KCIC Langsung Panggil Kontraktor

Baca juga: Dinkes DKI Jakarta Tegaskan Virus Corona Omicron Belum Terdeteksi di Jakarta

"Itu harus benar-benar sama komitmennya bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa yang harus diberantas," kata Johan.

Mantan Jubir KPK ini meyebutkan hal kedua, yakni berdasarkan analisa pribadi 'kenapa tiba-tiba kok korupsi sulit diberantas.'

Padahal, orang-orang ditunjuk sebagai pejabat itu kadang-kadang tidak melihat kapasitas, kapabilitas dan integritas calon pejabat yang bersangkutan.

Termasuk kepala daerah, dan jabatan-jabatan strategis di lembaga.

Padahal, kata Johan, pemilihan pimpinan lembaga itu sudah melalui panitia seleksi (pansel) yang dibentuk.

Kemudian yang mengisi pansel juga tokoh-tokoh yang memiki integritas di mata publik, serta melalui seleksi yang panjang.

Lebih lanjut, calon pimpinan lembaga juga akan di bawa ke DPR untuk uji kelayakan dan kepatutan.

"Tetapi hasil itu, pejabat itu korupsi juga. Apa yang salah ya," ucapnya.

Yang ketiga, lanjut mantan Jubir Presiden ini adalah regulasi dan aturan dalam bentuk undang-undang untuk memagari benturan kepentingan.

Ia pun mencontohkan bagaimana kebijakan di saat pandemi Covid-19 yang harus melakukan tes PCR untuk bisa berpergian.

Namun, ternyata ada pejabatnya atau saudara pejabat itu yang bisnis yang berkaitan dengan PCR.

"Apakah tidak boleh kalau itu dilakukan? Masalahnya tidak ada aturan-aturan yang tidak membolehkan. Jadi ada pejabat yang kemudian juga berbisnis apalagi kemudian bisnisnya itu merupakan kolaborasi dengan penegak hukum dengan anggota DPR makin lancar saja itu. Izinnya lancar bisa dapat dari proyek-proyek APBN," papar Johan.

"Nah praktek-praktek ini yang menurut saya salah satu penyumbang sulitnya korupsi diberantas di Indonesia," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Banyak Pejabat yang Telah Ditangkap KPK Tapi Kenapa Korupsi Masih Ada? Ini Kata Johan Budi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved