Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Bukan Hanya Direktur PLN, Erick Thohir Juga akan Copot Pimpinan BUMN yang Tak Miliki Sense of Crisis

Erick Thohir menegaskan, ia tidak akan segan menindak tegas pimpinan BUMN yang tidak memiliki sense of crisis seperti direktur PLN.

Tribunnews/Herudin
Menteri BUMN Erick Thohir saat diwawancara secara khusus oleh Tribunnews, di Jakarta, Senin (30/9/2019). 

"Nah, karena itu mengapa ketika Bapak Presiden mengambil arahan seperti itu, kami empat menteri langsung melakukan rapat. Saya, Pak Menteri ESDM, Pak Budi Karya Menteri Perhubungan, karena ini ada hubungan dengan logistik juga."

"Makanya kita melakukan tindakan-tindakan, salah satunya yang kita lakukan waktu itu kita cek lapangan, ternyata di lapangannya kekrisisan itu tidak dirasakan," terang Erick.

Ke depan, Erick pun menegaskan bahwa dirinya tidak akan ragu untuk menindak tegas pimpinan BUMN yang tidak memiliki sense of crisis seperti yang terjadi pada pimpinan-pimpinan PLN.

"Saya rasa nggak hanya PLN, untuk semua BUMN juga. Ketika ada krisis seperti ini, [tetapi] para pimpinan BUMN tidak punya sense of crisis, pasti saya akan ambil tindakan," pungkasnya.

Erick Thohir Copot Direktur Energi Primer PLN, Berikut Susunan Baru Direksi PLN

Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Rudy Hendra Prastowo dari posisi Direktur Energi Primer PT PLN (Persero).

Posisi itu kini digantikan oleh Hartanto Wibowo, yang sebelumnya merupakan Direktur PLN Batu Bara, anak usaha PLN.

Perubahan susunan direksi itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN melalui Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nomor SK-2/MBU/01/2022 pada tanggal 6 Januari 2022.

Baca juga: Bongkar Pasang Kementerian BUMN: Abdee Slank hingga Said Aqil Siradj Jadi Komisaris BUMN

Baca juga: Prediksi Menteri BUMN soal Garuda Indonesia, Berpotensi Dinyatakan Bangkrut dalam Hitungan Hari

"Saya baru saja tandatangani surat pergantian Direktur Energi Primer PLN dengan saudara Hartanto Wibowo yang merupakan top talent yang ada di PLN," ungkap Erick di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (6/1/2022).

Keputusan tersebut tak lepas dari permasalahan krisis pasokan batu bara yang terjadi di PLN.

Kondisi itu membuat 10 juta pelanggan listrik PLN terancam mengalami pemadaman karena 20 pembangkit tidak mendapat pasokan batu bara.

"Jadi saya juga minta sama saudara Hartanto hal-hal yang kita alami seperti ini tidak boleh terjadi lagi," imbuh dia.

Padahal, lanjut Erick, Indonesia kaya akan sumber daya alam termasuk batu bara dan LNG.

Oleh sebab itu, ia menilai, dari komposisi penggunaan untuk listrik sudah seharusnya pasokan batu bara aman dan tidak ada krisis energi.

"Banyak negara tidak punya sumber daya alam dan tidak alami krisis energi. Maka artinya ini ada sesuatu yang harus kita perbaiki bersama-sama," jelas Erick.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved