Rekomendasi Film
Rekomendasi Film Komedi: Guru-Guru Gokil (2020), Kisah Pengajar yang Dulunya Membenci Profesi Guru
Film Guru-Guru Gokil yang rilis di tengah pandemi Covid-19 untuk hiburan karantina ataupun di rumah saja.
TRIBUNTERNATE.COM - Berikut rekomendasi film yang rilis di masa awal pandemi Covid-19 untuk teman hiburan di rumah saja, Guru-Guru Gokil (2020).
Film Guru-Guru Gokil disutradarai oleh sutradara kenamaan tanah air, Sammaria Simanjuntak.
Film ini rilis pada 17 Agustus 2020 lalu.
Adapun pemain dalam film ini adalah Gading Marten, Dian Sastrowardoyo, Boris Bokir, dan lain sebagainya.

Guru-Guru Gokil (2020)
Film Guru-Guru Gokil bercerita tentang perjalanan karier seorang pria bernama Taat (Gading Martin).
Taat merupakan anak seorang guru, tetapi ia tak menyukai profesi ayahnya itu.
Ia menganggap profesi guru sangatlah tidak menguntungkan.
Pasalnya, banyak pekerjaan tetapi tidak sebanding dengan upah yang didapatkan.
Namun, ayah Taat menginginkan anaknya menjalani profesi seperti dirinya yaitu sebagai seorang guru.
Di sisi lain, Taat adalah seseorang yang bermimpi menjadi seseorang kaya raya dan bergelimang harta.
Taat akhirnya melawan keinginan ayahnya dan memilih mengejar karier di kota besar.
Sesampainya di kota besar, Taat bekerja serabutan.
Ia bekerja ke sana ke mari untuk mengejar kekayaan.
Namun, Taat selalu menemui kegagalan.
Setelah 10 tahun bertahan di ibu kota, Taat akhirnya menyerah dan memilih kembali ke kampung halaman orangtuanya.
Di kampung halaman orangtua, Taat merasa gengsi apabila tidak memiliki pekerjaan.
Ia pun jatuh bangun mencari lowongan pekerjaan dari berbagai sumber mulai dari online hingga offline.
Susah payah Taat mencari lowongan pekerjaan, ada satu pekerjaan yang tersedia yakni sebagai guru di tempat ayahnya mengajar.
Taat pun terpaksa mendaftar pekerjaan guru di sekolah ayahnya mengajar itu.
Di sana Taat tidak hanya mengajar sebagai guru sejarah, ia juga menemukan teman-teman yang memiliki berbagai sifat yang unik.
Hari demi hari dilalui Taat menjadi guru sejarah, namun ia sebenarnya tidak memahami materi yang dia sampaikan.
Tiba suatu ketika, sekolah tempat Taat bekerja mengalami kerampokan.
Akibat kerampokan ini, sekolah tidak mampu membayar gaji para guru.
Taat dan teman-teman guru pun tak tinggal diam, mereka mengejar perampok itu hanya dengan bermodalkan ciri-ciri tato di lengan.
Saat tengah pusing mencari perampok, Taat mendapatkan sebuah teguran.
Salah satu murid Taat mengumpulkan tugas mengenai sejarah narkoba.
Akhirnya ia pun merasa bersalah telah menjadi guru yang gagal.
Namun, ia berusaha untuk memperbaiki diri agar menjadi guru yang baik.
Salah satu usaha Taat itu adalah selalu memperhatikan bagaimana teman-temannya bekerja.
Hingga, pada akhirnya ia melihat kelas ayahnya.
Di sana ia sadar bagaimana mulianya seorang guru.
Akhirnya Taat juga mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang guru panutan.
Ia pun benar-benar mengubah cara mengajarnya menjadi lebih baik degan caranya sendiri.
(TribunTernate.com/Efrilia Aminati)