Rekomendasi Film
Rekomendasi Film Drama: Sokola Rimba (2013), Kisah Butet Manurung Mengajar Suku Anak Dalam
Film Sokola Rimba mengisahkan seorang wanita bernama Butet Manurung yang mengajari baca tulis kepada masyarakat Suku Anak Dalam.
TRIBUNTERNATE.COM - Berikut salah satu rekomendasi film drama Indonesia yang mengangkat kisah seorang wanita yang mengajar masyarakat Suku Anak Dalam, Sokola Rimba (2013).
Film Sokola Rimba digarap oleh sutradara kenamaan Tanah Air, Riri Riza.
Film berdurasi 1 jam 30 menit ini tela tayang di bioskop Indonesia pada 21 November 2013.
Adapun pemeran utama dalam film ini adalah Prisia Nasution.

Baca juga: Rekomendasi Film Drama Komedi Kesempatan Keduda Dua Duda yang Berjuang Menata Hati dan Ekonomi
Baca juga: Rekomendasi Film Horor Korea: The Closet (2020), Seorang Anak Menghilang dalam Lemari Misterius
Sokola Rimba (2013)
Film Sokola Rimba menceritakan tentang seorang wanita bernama Butet Manurung (Prisia Nasution).
Mulanya, Butet bekerja di perusahaan yang ada di kota dan karirnya memuncak.
Namun, pada suatu titik, dia memutuskan untuk meninggalkan kota dan mengabdi di dunia pendidikan bagi masyarakat pedalaman.
Butet memilih bekerja sebagai pengajar di kawasan pedalaman hulu Sungai Makekal yang terletak di dalam hutan.
Di sana, dia mengajari baca tulis bagi anak-anak Suku Anak Dalam.
Rupanya tak hanya anak-anak hulu Sungai Makekal yang ingin belajar.
Seorang anak daerah hilir Sungai Makekal bernama Bungo (Nyungsang Bungo) juga menginginkan hal serupa.
Diceritakan dalam film ini, Bungo selalu diam-diam memperhatikan Butet mengajar.
Sebab, ia ingin bisa membaca surat perjanjian di kampungnya.
Bungo juga termasuk anak yang memiliki daya tangkap bagus.
Namun, Butet pun tidak merasa ada yang memerhatikannya diam-diam.
Hingga suatu ketika, Butet pingsan di tengah hutan karena terserang malaria.
Salah satu penolongnya adalah Bungo. Akhirnya Bungo pun memberanikan diri untuk menceritakan keinginannya belajar pada Butet.
Mengetahui keinginan Bungo yang keras, Butet pun tersentuh.
Ia mengajukan perluasan lokasi mengajar hingga hilir Sungai Makekal.
Perjalanan Butet ke hilir Sungai Makekal sangatlah jauh, ia harus berjalan kaki hingga berhari-hari sampai lokasi itu
Bahkan, Butet pun kerap kali membuat tenda untuk bermalam.
Sesampainya di hilir Sungai Makekal, Butet pun meminta izin kepala adat untuk memberikan edukasi bagi anak-anaknya agar bisa membaca dan menulis.
Butet pun mendapatkan izin mengajar, tetapi ada beberapa masyarakat yang tidak menyetujui.
Sebab, menurut sebagian masyarakat pedalaman, pendidikan formal sangat bertentangan dengan adat.
(TribunTernate.com/Efrilia Aminati)