Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pernikahan Adik Jokowi & Anwar Usman Usung Tema Jawa Klasik, Begini Prosesi Lengkap Nikah Adat Jawa

Pernikahan antara adik Presiden Jokowi, Idayati dan Ketua MK Anwar Usman mengusung tema Jawa klasik. Lantas, seperti apa prosesi pernikahan adat Jawa?

YouTube/KompasTV
Pasangan suami istri Idayati dan Anwar Usman saat bernyanyi bersama Judika di acara pernikahan mereka. 

TRIBUNTERNATE.COM - Acara akbar pernikahan adik Presiden Jokowi, Idayati dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman telah digelar di Solo, Jawa Tengah pada Kamis (26/5/2022).

Pernikahan yang didatangi oleh sederet pejabat dan petinggi negara tersebut berlangsung dengan mengusung tema Jawa Klasik.

Tampak Idayati dan Anwar Usman mengenakan busana Jawa saat akad nikah. Mempelai wanita mengenakan kebaya berwarna putih, sementara mempelai pria mengenakan beskap sikepan.

Untuk bawahan, baik Idayati dan Anwar Usman sama-sama mengenakan kain batik bermotif Sidomulyo khas Solo.

Pernikahan mereka diiringi dengan suasana Jawa yang kental, suara gamelan dan dekorasi wayangan pun memenuhi ruangan Gedung Graha Saba Buana.

Meski dilangsungkan dengan tema Jawa klasik yang kental, namun prosesi pernikahan adik Jokowi dan Anwar Usman tak sepenuhnya mengikuti adat Jawa.

Usai melangsungkan akad nikah, Idayati dan Anwar Usman pun langsung menyambut para tamu dan berfoto bersama.

Adik kandung Jokowi, Idayati, menikah dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman pada Kamis (26/5/2022).
Adik kandung Jokowi, Idayati, menikah dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman pada Kamis (26/5/2022). (Tangkap layar KompasTV)

Lantas, bagaimana prosesi pernikahan adat Jawa yang lengkap?

Melansir laman Gramedia, berikut susunan acara dalam prosesi pernikahan adat Jawa:

Baca juga: Pengrajin Bunga di Solo Panen Rejeki Berkat Pernikahan Adik Jokowi dan Anwar Usman

Baca juga: Sederet Orang Penting Hadiri Pernikahan Adik Jokowi dan Anwar Usman: Ganjar Pranowo hingga Menteri

1. Ijab Kabul

Prosesi akad nikah atau ijab kabul biasanya akan dipandu oleh pembawa acara dan dimulai dengan pembukaan.

"Bismillah" dan lantunan doa menjadi pembuka prosesi ijab kabul, dengan harapan agar acara dapat berjalan tanpa halangan.

Lantunan doa kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran.

Sebelum ijab kabul, KUA atau penghulu yang menikahkan calon mempelai akan memberikan semacam wejangan.

Tujuannya untuk pembekalan bagi kedua mempelai, dan agar menjadi pengingat bahwa mereka akan diteguhkan dalam perjanjian yang sakral.

Setelah itu, pengucapan janji suci ijab kabul sudah bisa dilakukan.

2. Panggih

Selanjutnya ada prosesi panggih atau pertemuan.

Prosesi ini juga biasa disebut sebagai upacara dhaup, yakni acara temu antara pengantin pria dan wanita.

Tata cara panggih pun masih terbagi lagi menjadi beberapa tahapan, seperti berikut:

Sepasang pengantin, Idayati dan Ketua MK anwar Usman didampingi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi.
Sepasang pengantin, Idayati dan Ketua MK anwar Usman didampingi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi. (Tangkap layar YouTube)
  • Liron kembar mayang

Pengantin akan saling bertukar kembar mayang.

Maknanya, yakni untuk menyatukan cipta, rasa, dan karsa bersama dalam mewujudkan perdamaian, kebahagiaan, serta keselamatan.

  • Gantal

Gantal adalah daun sirih yang digulung kecil, kemudian diikat dengan tali atau benang putih.

Jika sudah jadi, pengantin pria maupun wanita bersama-sama akan melemparkannya.

Harapannya agar godaan-godaan yang ada akan hilang karena terkena lemparan tersebut.

  • Ngidak Endhog

Ngidak dalam bahasa Jawa berarti menginjak dan endhog berarti telur.

Telur yang disediakan akan diinjak oleh pengantin pria hingga pecah.

Hal itu menjadi simbol seksual kedua pengantin, yang berarti bahwa keduanya sudah pecah pamor.

  • Pengantin putri mencuci kaki pengantin pria dengan air bunga setaman

Tradisi ini bermakna pada kebersihan, benih yang diturunkan terhindar dari segala perbuatan kotor.

  • Minum air degan yang membawa kesegaran pada dahaga

Makna dari prosesi ini adalah air yang hidup, suci, dan mani (manikam).

  • Dikepyok bunga warna-warni

Prosesi ini bertujuan agar keluarga yang mereka bina pada masa mendatang bisa selalu berkembang dan bahagia secara lahir batin.

  • Sindur atau isin mundur

Prosesi ini memiliki makna bahwa pengantin yang baru saja menikah tidak akan mengenal kata menyerah atau mundur.

Setelahnya, pengantin akan diantar menuju sasana riengga untuk melangsungkan kelanjutan acara dan melakukan beberapa hal.

Baca juga: Adik Jokowi dan Anwar Usman Menikah: Maruf Amin dan Andika Perkasa Jadi Saksi, Tanpa Upacara Adat

Baca juga: Raja Ternate Rayakan Ulang Tahun dan Pengenalan Istri Sultan dengan Upacara Adat

  • Timbangan

Saat sudah berada di pelaminan, bapak dari pengantin putri akan menduduki pelaminan.

Selanjutnya, kaki kiri bapak akan diduduki oleh pengantin putra, sedangkan kaki kanannya diduduki oleh pengantin putri.

Pada saat melakukan prosesi ini, bapak pengantin wanita akan mengatakan bahwa pengantin pria dan putri sama beratnya, tak ada yang berat sebelah.

Hal itu berarti bahwa tidak ada yang berbeda antara anak kandung dan menantu, setelah menikah keduanya sudah menjadi anak.

  • Kacar-Kucur

Pengantin putra mengucurkan uang receh yang disimbolkan sebagai nafkahnya kepada pengantin putri.

Di beberapa daerah, bahkan menyertakan campuran beras kuning dan permen.

Biasanya, anak-anak akan berkumpul untuk ikut mendoakan dan menerima kucuran.

  • Dulangan

Pengantin putra maupun putri akan saling menyuapi.

Hal tersebut merupakan kiasan, laku memandu kasih antara keduanya (simbol seksual).

  • Sungkeman

Sungkeman menjadi langkah terakhir dari proses panggih.

Sungkeman dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan izin kepada orang tua dari masing-masing pihak.

Pengantin putri dan putra akan memohon doa restu supaya pernikahan yang dijalani sesuai dengan ridho Tuhan dan orang tuanya.

Ketika melakukannya, orang tua akan ikut mendoakan dan memberikan dukungan.

Begitulah tahapan prosesi pernikahan adat Jawa menurut tradisi terdahulu dan kebiasaan masyarakat.

Meski zaman sudah berkembang dan lebih modern, tradisi ini nyatanya masih terus dirawat dan dilakukan oleh banyak pasangan.

(TribunTernate.com/Ron)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved