Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Kasus Covid-19 di Indonesia Naik Drastis, Satgas Covid-19 Ungkap Faktor Penyebabnya, Varian Baru?

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menjelaskan sederet faktor yang berpotensi jadi penyebab naiknya kasus Covid-19 di Indonesia.

Dok. Satgas Penanganan Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan faktor penyebab naiknya kasus Covid-19 di Indonesia. 

TRIBUNTERNATE.COM - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menjelaskan sederet faktor yang berpotensi menjadi penyebab naiknya kasus Covid-19 di Indonesia.

Hal ini disampaikan Wiku Adisasmito dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 per 14 Juni 2022 di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/6/2022).

Seperti diketahui, sepekan terakhir Indonesia mencatat kenaikan kasus harian Covid-19 dalam jumlah yang tinggi mencapai 800 kasus dalam sehari.

Bahkan, pada Rabu (15/6/2022), tambahan kasus harian Covid-19 mencapai lebih dari 1.000 kasus, tepatnya 1.242 kasus.

Mutasi baru Covid-19 Omicron, yakni BA.4 dan BA.5 juga disebut-sebut menjadi penyebab naiknya kasus Covid-19 di Indonesia.

Namun, Satgas Penanganan Covid-19 belum dapat memastikan hal ini lantaran masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Akan tetapi, Satgas membeberkan sejumlah faktor yang berpotensi menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

"Sampai dengan saat ini belum dapat disimpulkan penyebab pasti terjadinya kenaikan pada tren kasus positif dan kasus aktif. Namun, beberapa potensi penyebab dapat diidentifikasi," ucap Wiku dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/6/2022).

Baca juga: 3 Orang Terdekatnya Positif Covid-19, Zaskia Adya Mecca Ingatkan Tetap Waspada: Jadi Pengingat Kami

Baca juga: Update Covid-19 Indonesia Rabu, 15 Juni 2022: Kembali Melonjak, Kasus Baru Tembus 1.200

Hal pertama yang berpotensi menjadi penyebab kenaikan kasus Covid-19 yakni mobilitas masyarakat yang sudah mendekati normal.

"Mobilitas penduduk yang terus mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan sepanjang tahun 2021," tutur Wiku.

"Seiring dengan melandainya kasus Covid-19 dapat berpotensi meningkatkan interaksi antar masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya," imbuhnya.

Penyebab selanjutnya yakni aktivitas masyarakat dalam kegiatan skala besar yang melibatkan banyak orang dalam satu tempat.

"Aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik dan kegiatan-kegiatan skala besar yang dihadiri oleh banyak orang berpotensi meningkatkan interaksi antar masyarakat yang juga dapat meningkatkan potensi penularan," terang Wiku.

Selain itu, berkurangnya tingkat kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan juga menyebabkan peningkatan kasus.

"Kedisiplinan protokol kesehatan yang mulai terlihat longgar di tengah masyarakat seiring dengan melandainya kasus," ucap Wiku.

"Dapat kita lihat di tempat-tempat umum dan juga di lingkungan pemukiman bahwa penggunaan masker sudah mulai longgar dan tidak sedisiplin saat kasus mengalami peningkatan yang lalu," lanjutnya.

Warga memakai masker saat berada di jalur pedestrian Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (18/5/2022).
Warga memakai masker saat berada di jalur pedestrian Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (18/5/2022). (WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

Terakhir, Wiku kembali memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai varian Omicron baru yang sudah terdeteksi di Indonesia.

Varian tersebut telah memasuki Indonesia sejak 6 Juni 2022 lalu dan dilaporkan sudah ada delapan pasien Covid-19 yang terinfeksi varian tersebut.

"Selain itu, penting juga bagi kita untuk mewaspadai mutasi virus baru varian BA.4 dan BA.5 yang sudah masuk ke Indonesia," tandasnya.

Kasus Mingguan Naik 2 Kali Lipat

Wiku Adisasmito mengatakan, kasus mingguan Covid-19 pada pekan lalu meningkat hingga dua kali lipat apabila dibandingkan dengan jumlah kasus di akhir Mei 2022.

"Jumlahnya dari 1.800 kasus pada akhir Mei menjadi 3.600 kasus pada minggu lalu," ujar Wiku konferensi pers virtual yang disiarkan kanal Youtube BNPB, Selasa (14/6/2022).

Selain itu, Wiku mengungkapkan terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 harian dalam beberapa waktu terakhir.

Ia menyebut, jumlah kasus aktif pada akhir Mei 2022 ada sekitar 2.900 orang.

Kemudian, jumlah itu meningkat menjadi 4.900 orang per 13 Juni 2022.

Baca juga: Apakah Indonesia Sudah Transisi ke Endemi Covid-19? Ini Penjelasan Ketua Satgas Covid-19 IDI

Baca juga: Jubir Satgas Covid-19: PPKM Leveling akan Terus Berlanjut sampai Pandemi Terkendali

Kenaikan kasus Covid-19 ini, menurut Wiku, harus menjadi perhatian untuk meningkatkan kewaspadaan bagi semua pihak.

“Kenaikan ini perlu menjadi perhatian bersama karena bila tidak dimitigasi, kasus akan naik,” ucap Wiku.

Meski begitu, lonjakan kasus Covid-19 harian di Indonesia lebih kecil apabila dibandingkan dengan negara tetangga.

Berdasarkan data per 11 Juni 2022, kasus positif Covid-19 harian di Indonesia bertambah sebanyak 574 orang.

Sementara, kasus harian di Malaysia bertambah 1.709 orang, lalu Thailand bertambah 2.474 orang, dan Singapura 3.128 orang.

Bahkan, kasus Covid-19 di India mengalami penambahan sebanyak 8.582 orang dan Australia sebanyak 16.393 orang.

"Dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar, penambahan kasus harian dapat dikatakan rendah," ungkap Wiku.

Masyarakat dan berbagai pihak, kata Wiku, harus tetap mewaspadai penularan Covid-19.

Terlebih, saat ini jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus merangkak naik.

(TribunTernate.com/Ron)(Tribunnews.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved