Seorang Kakak Ditembak Adiknya Sendiri di Tegal, Ternyata Penembakan Disuruh Ayah Sendiri
Setelah ditembak, Casbari ditangani di ruang IGD lalu dibawa ke ruang inap RSI PKU Muhammadiyah Tegal. Ia mengalami luka di bagian kepala.
TRIBUNTERNATE.COM - Sebuah kasus penembakan terjadi di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Namun ironisnya, kasus ini terjadi karena seorang ayah menyuruh anaknya sendiri untuk menembak saudara kandungnya.
Diketahui, pihak yang terlibat dalam kasus penembakan ini adalah Tarwad (55) dan anak keduanya Dirto (34).
Sementara, korban yang tewas ditembak adalah anak pertama Tarwad yang bernama Casbari (40).
Rupanya Tarwad memiliki motif tersendiri hingga tega memerintahkan penembakan kepada Dirto.
Yakni, Tarwad menganggap anak pertamanya itu sebagai beban keluarga.
Sejak kecil, korban kerap membuat ulah hingga membuat Tarwad jengkel.
Setelah ditembak, Casbari sempat mendapat perawatan di rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Berikut fakta-fakta kasus penembakan di Tegal dihimpun dari Kompas.com dan TribunJateng.com, Jumat (2/9/2022):
Kronologi kejadian
Kasus bermula saat korban mendatangi rumah tetangga untuk meminta tolong pada Selasa (30/8/2022) sekitar pukul 23.00 WIB.
Lokasinya berada di Desa Pedes Lohor, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal.
Saat itu, terlihat dari kepala Casbari keluar darah karena terluka parah.
Tetangga yang melihat korban lantas membawanya ke klinik terdekat.
Namun, petugas tidak bisa melayani dengan maksimal lantaran luka parah yang dialami Casbari.
Korban selanjutnya dirujuk ke RSI PKU Muhammadiyah Tegal sekitar pukul 23.30 WIB.
Saat di IGD, kondisi Casbari masih dalam keadaan sadar.
Beberapa jam kemudian kondisi korban terus menurun hingga dinyatakan meninggal pada Rabu (31/8/2022) sekitar pukul 04.30 WIB.
Sebelum tewas, Casbari sempat membeberkan penyebab luka di kepalanya.
Dirinya mengaku ditembak oleh adiknya sendiri.
Baca juga: Isu Kenaikan Harga BBM Subsidi: Jokowi Sebut sedang Dikalkulasi, Luhut Minta Jangan Dipolitisasi
Penjelasan tim dokter

Manajer Pelayanan Pasien RSI PKU Muhammadiyah Tegal, Sri Sulastri, membenarkan pihaknya menerima pasien bernama Casbari.
Selama kurang lebih lima jam petugas medis berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa Casbari.
Casbari ditangani di ruang IGD lalu dibawa ke ruang inap.
Sri membenarkan ada luka di bagian kepala korban.
"Saat pertama di IGD memang mengeluh sakit di bagian belakang kepala. Ya setelah dicek menang ada luka," ucapnya.
Sri belum bisa memastikan penyebab tewasnya Casbari.
Pihak kepolisian dari Polda Jateng sudah melakukan autopsi.
"Kalau berkaitan dengan kondisi luka, jumlah luka, dan lain-lain mungkin ranahnya pihak kepolisian," tambah Sri.
Belakangan hasil autopsi menyebut korban tewas karena lemas kehabisan darah.
Proyektil senapan angin juga masih bersarang di kepala korban.
Penembakan sudah direncanakan
Polres Tegal tidak butuh waktu lama berhasil mengungkap kasus penembakan terhadap Casbari.
Terungkap fakta, penembakan ini direncanakan langsung oleh ayah korban, Tarwad.
Ia memberikan uang Rp6 juta kepada Dirto, adik korban untuk membeli senapan angin serta amunisinya.
Singkat cerita Dirto menemui Casbari di Desa Pedeslohor.
Kapolres Tegal, AKBP Arie Prasetya Syafa'at, menjelaskan keduanya mengobrol di rumah milik ayahnya.
Korban tidak merasa curiga dengan senapan angin yang dibawa adiknya karena selama ini hubungan keduanya baik.
Tiba-tiba saat korban membelakangi, Dirto langsung menembak kakaknya.
"Pelaku menembak satu kali dari jarak 3 meter dan tepat mengenai kepala bagian belakang, dan pelaku langsung melarikan diri," jelas Arie.
Saat kejadian Tarwad sedang berada di Bogor karena bekerja.
Akhirnya, Tarwad dan Dirto berhasil diamankan tidak lama setelah korban meninggal di rumah sakit.
Baca juga: Paman yang Bunuh Keponakan di Ruang Kelas Diringkus, Motif hingga Pelaku Diduga Alami Gangguan Jiwa
Pengakuan Dirto

Dirto di hadapan polisi mengakui telah menembak sang kakak atas perintah ayahnya.
Ia mengaku sempat dilema untuk menjalankan apa yang diperintahan atau tidak.
"Jujur pada saat dapat perintah, saya sangat bingung dan dilema. Disatu sisi saya paham jika apa yang dilakukan salah," ujar Dirto.
Dirto mengaku disisi lain merasa kasihan kepada Tarwad karena selama ini sudah repot mengurusi kakaknya.
Pada akhirnya dirinya mau menjadi eksekutor.
Motif penembakan
Tarwad membeberkan motif dirinya tega memerintahakan Dirto untuk menembak Casbari.
Semua dipicu rasa jengkelnya dan mengangkap korban selama ini sebagai beban keluarga.
"Anak saya Casbari (korban), tingkahnya sudah kelewatan bahkan sejak usia 10 tahun. Semakin parah mulai usia 20 tahunan," ucap Tarwad.
Tarwad melanjutkan ceritanya, semasa hidup korban menjual tiga motor keluarga tanpa izin.
Korban kerap mengamuk karena permintaannya tidak dituruti.
"Kalau apa yang dimau tidak dituruti, maka marah dan hancur semua perabot yang ada di rumah," lanjut Tarwad.
Baca juga: Fakta Pria Beristri Bunuh Guru TK di Lombok Barat, Motif Cinta Terlarang, Pelaku Bohongi Korban
Kini Tarwad hanya bisa menyesali perbuatannya.
Ia merasa sedih telah membunuh anaknya sendiri.
"Terus terang saya dalam hati menangis, sangat sedih, Allahuakbar," tuturnya.
Atas perbuatannya, Tarwad dan Dirto sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Keduanya dijerat Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 KUHP tentang pasal pembunuhan berencana.
Dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atau minimal 20 tahun penjara.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJateng.com/Desta Leila Kartika)( Kompas.com/Tresno Setiadi)
Berita lainnya seputar kasus pembunuhan berencana.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul FAKTA Ayah Suruh Anaknya Tembak Mati Saudara Kandung di Tegal, Motif Korban Dianggap Beban Keluarga