Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Resesi 2023

Berkaca dari Prediksi IMF, Sri Mulyani Ungkap Strategi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi Global 2023

Sri Mulyani menyebutkan langkah apa saja yang telah disiapkan oleh Indonesia untuk bersiap menghadapi prediksi IMF soal ancaman resesi global di 2023.

Editor: Ifa Nabila
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Sri Mulyani menyebutkan langkah apa saja yang telah disiapkan oleh Indonesia untuk bersiap menghadapi prediksi IMF soal menurunnya ekonomi global. 

TRIBUNTERNATE.COM - Menghadapi situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian dan ancaman resesi global di tahun 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi.

Seperti diketahui, International Monetary Fund (IMF) telah mengeluarkan prediksi menurunnya ekonomi global (resesi) di tahun 2023 mendatang.

Resesi juga diprediksi akan terjadi secara global di banyak negara pada tahun 2023 mendatang.

Baca juga: Siapkan Tabungan Darurat hingga Pastikan Sembako Terpenuhi, Ini Tips Hadapi Kemungkinan Resesi 2023

Baca juga: Industri Game dan Kreatif, 2 Jenis Pekerjaan yang Mampu Bertahan di Tengah Gelombang Resesi

Dikutip dari Kompas TV, Sri Mulyani menjelaskan, turunnya ekonomi global disebabkan oleh inflasi yang tinggi, krisis pangan, pupuk hingga energi.

Sri Mulyani mengatakan, Indonesia sendiri sudah mempersiapkan langkah mengantisipasi turunya perekonomian global.

"Dari kebijakan fiskal yang sudah disetujui oleh DPR, pertama kita kembali ke di bawah tiga persen defisitnya," ujarnya.

Terkait kebijakan defisit ini, Sri Mulyani menyebt kebijakan tersebut akan sangat sesuai dengan kondisi pasar yang akan menjadi sangat ketat dan mahal.

Baca juga: Jangan Overthinking Ancaman Resesi, Rhenald Kasali: Jangan Percaya yang Miskin Tambah Miskin

Maka dari itu penurunan defisit merupakan cara untuk mengurangi risiko yang berasal dari pasar, salah satu contohnya adalah pasar surat berharga negara.

"Kedua, kita juga harus memastikan pemulihan ekonomi kita tetap terjaga," kata Sri Mulyani.

Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi oleh IMF masih berada di angka 5 persen, Sri Mulyani menyatakan akan menggunakan instrumen di APBN maupun non APBN untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Sri Mulyani kemudian mencontohkan kebijakan hilirisasi yakni strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas.

Kemudian, Indonesia juga akan melakukan perbaikan iklim investasi untuk menarik investor.

"Jadi beberapa langkah terus kita siapkan," kata Sri Mulyani.

Selanjutnya, Sri Mulyani juga menyatakan akan belajar dari kejadian seperti pandemi Covid-19 untuk membuat APBN lebih fleksibel.

Baca juga: Resesi 2023 Bikin Panik Ancaman PHK Massal, Rhenald Kasali: Padahal Indonesia Sudah Resesi di 2020

Sebagai informasi, dikutip dari Kompas, resesi berdasarkan keterangan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk.

Kondisi ini terlihat dari produk domestik bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Secara garis besar resesi memiliki tiga dampak negatif.

Pertama adalah perlambatan ekonomi yang mengakibatkan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) bahkan bangkrutnya perusahaan.

Kedua, investor menarik dananya dan mengubahnya dalam bentuk aman.

Ketiga, daya beli masyarakat akan melemah sehingga jumlah demand di pasar akan berkurang karena masyarakat akan sangat berhati-hati dalam membeli keperluan.

Resesi sendiri diakibatkan oleh bermacam faktor, mulai dari kejadian tak terduga seperti Covid-19 hingga tingginya utang suatu negara.

Tips Hadapi Resesi

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk bersiap menghadapi kemungkinan resesi di tahun 2023 melansir USA Today:

Tabungan Darurat

Jika Anda merasa perusahaan tempat Anda bekerja rentan terdampak krisis, ada baiknya Anda mempersiapkan tabungan untuk mencukupi kebutuhan Anda hingga 3-6 bulan ke depan.

Saran ini dianjurkan oleh penasihat keuangan Brian Robinson.

Brian mengatakan, dalam rangka mempersiapkan tabungan darurat, Anda bisa mengurangi belanja yang bukan kebutuhan pokok.

Hapus Pengeluaran Tertentu

Brian menjelaskan, untuk menghemat pengeluaran dari dompet Anda, maka perlu untuk menghapus sejumlah pengeluaran yang tidak diperlukan.

Pengeluaran tersebut di antaranya adalah keanggotaan aplikasi-aplikasi hiburan.

Menyetok Kebutuhan Pokok

Brian juga menyarankan tidak ada salahnya menyetok beberapa kebutuhan pokok yang bisa bertahan untuk jangka waktu lama.

Dengan adanya ketersediaan bahan pokok, maka Anda tidak perlu panik ketika terjadi kenaikan harga atau kelangkaan barang.

Namun tidak dianjurkan juga untuk menyetok barang secara membabi buta.

(TribunTernate.com/Qonitah) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved