Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Liga Inggris

Disoraki Suporter Mantan Klub di Laga Brighton Vs Chelsea, Graham Potter: Saya Tidak akan Minta Maaf

Pelatih Chelsea, Graham Potter, mengalami momen tak menyenangkan saat reuni dengan mantan klub asuhannya, Brighton & Hove Albion.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
YouTube/Chelsea Football Club
Pelatih Chelsea, Graham Potter, mengalami momen tak menyenangkan saat reuni dengan mantan klub asuhannya, Brighton & Hove Albion. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pelatih Chelsea, Graham Potter, mengalami momen tak menyenangkan saat reuni dengan mantan klub asuhannya, Brighton & Hove Albion.

Dalam laga pada Sabtu (29/10/2022), skuad Graham Potter dipermalukan Brighton dengan kekalahan 4-1.

Selain harus menerima kekalahan, Graham Potter juga menerima cemoohan dari oknum suporter Brighton.

Baca juga: Brighton Bantai Chelsea 4-1, Graham Potter Dipermalukan Mantan Anak Asuh: Saya Tampak Bodoh

Graham Potter mengaku dirinya tak ada harapan sejak awal untuk melawan mantan anak asuhnya.

"Seperti yang saya katakan sebelum pertandingan, saya tidak punya ekspektasi apapun," tegasnya, dikutip dari theguardian.com.

Baca juga: Pengakuan Mantan Anak Asuh Graham Potter, Kaget Pelatih Hijrah ke Chelsea: Saya Utang Banyak Padanya

Ia menyadari Brighton lawan yang berat dan Chelsea dalam kondisi pincang kehilangan banyak pemain kunci.

Atas kekalahan memalukan itu, Graham Potter enggan minta maaf lantaran merasa sudah berbuat maksimal.

"Saya tidak ada hal yang perlu saya sesali atau perlu minta maaf. Saya bekerja dengan baik, kalian bisa lihat tim kami adalah tim yang baik."

"Saya mengambil alih ketika mereka berada di urutan keempat dari bawah di Liga Inggris dan mungkin jadi tim terburuk ketiga," paparnya.

Baca juga: Perbandingan Brighton di Era Graham Potter dan De Zerbi, Lebih Unggul Era Pelatih Baru Chelsea?

Graham Potter bahkan mengakui dirinya tampak bodoh gara-gara dikalahkan anak asuhnya.

Ini adalah kali pertamanya skuad Graham Potter kalah dalam sejumlah laga terakhirnya.

Dikutip TribunTernate.com dari theguardian.com, Graham Potter mengakui keputusannya menjadikan Raheem Sterling dan Christian Pulisic sebagai bek sayap adalah bumerang.

Keduanya gagal menjebol gawang lawan hingga Chelsea sempat tertinggal 3-0 di babak pertama.

Gol pembuka dicetak oleh Leandro Trossard pada menit ke-5, disusul Ruben Loftus-Cheek pada menit ke-42.

Baca juga: Dikalahkan Leeds, Jurgen Klopp padahal Sempat Optimis: Tapi Gawang Liverpool Kebobolan Gol Aneh

Kemudian pada babak kedua Chelsea mencetak satu gol lewat Kai Havertz pada menit ke-48 yang kemudian ditutup dengan gol Pascal Grob pada menit ke-90+2 menyegel kemenangan Brighton.

Graham Potter mengakui taktiknya gagal membuat dirinya tampak bodoh.

"Tanggung jawab mereka berdua bukanlah untuk bertahan di posisi bek sayap mereka, tapi saya paham bahwa ketika kalian melakukan sesuatu dan itu tidak bekerja dengan baik, maka kalian akan tampak agak bodoh," ujar Potter.

Meski demikian, Graham Potter tidak mau berlarut-larut dalam kegagalan ini.

"Yang terjadi biarlah terjadi. Saya harus menerima itu, menghadapinya, berbuat lebih baik, dan saya akan belajar. Itulah prosesnya," tuturnya.

Chelsea Pincang Hadapi Brighton

Laga Brighton & Hove Albion vs Chelsea digelar pada Sabtu (29/10/2022) pukul 21.00 WIB.

Ini berarti menjadi kesempatan pelatih Chelsea, Graham Potter, untuk kembali bertemu mantan anak asuhnya.

Graham Potter sempat mengaku bahwa pertandingan melawan Brighton akan jadi pertandingan yang sulit.

"Ini bakal jadi pertandingan sulit lainnya," ujar Graham Potter dikutip dari bbc.com.

Baca juga: Leicester Vs Man City, Erling Haaland Bilang Begini ke Pep Guardiola setelah Sempat Demam dan Cedera

Hal ini tak lain karena Graham Potter begitu mengetahui Brighton sehingga tahu kekuatan mantan anak asuhnya.

"Saya tahu tim Brighton dengan sangat baik, saya tahu kualitasnya dan saya berharap untuk kembali ke sana," harapnya.

Graham Potter mengungkap kondisi terbaru anak asuhnya.

Dikutip dari sussexexpress.co.uk, sudah ada sejumlah pemain Chelsea yang cedera sejak beberapa pertandingan lalu.

Di antaranya adalah N'Golo Kante, Wesley Fofana, Reece James, dan Kalidou Koulibaly.

Yang terakhir adalah Mateo Kovacic yang cedera saat melawan RB Salzburg dalam laga tandang pada Selasa (25/10/2022) lalu.

Saat itu, Mateo Kovacic mencetak gol pembuka pada menit ke-23.

Kemudian dari RB Salzburg, Junior Adamu menyamakan kedudukan pada menit ke-49.

Hingga akhirnya Kai Havertz menyegel kemenangan untuk Chelsea dengan gol menit ke-64.

Saat itu, Kovacic harus meninggalkan lapangan lebih awal karena masalah di betisnya.

"Dia merasakan sakit sedikit di betisnya, itu adalah pertandingan yang berat."

"Dia merasa agak tegang, semoga tidak terlalu buruk," harap Potter.

Pengakuan Pemain Brighton soal Graham Potter

Hijrahnya Graham Potter ke Chelsea menggantikan Thomas Tuchel tak hanya mengagetkan para pemain The Blues, tapi juga pemain Brighton & Hove Albion.

Para pemain Brighton terkejut ketika pelatih mereka harus pindah ke klub raksasa London Barat tersebut.

Bintang Brighton, Adam Webster, mengakui dirinya berutang banyak kepada Graham Potter.

Dikutip TribunTernate.com dari sussexlive.co.uk, selain para pemain Brighton, para penggemar juga kecewa atas kepindahan sang pelatih.

Ditambah Graham Potter tak hanya pindah seorang diri, namun juga memboyong sejumlah staf yang dianggap penting di Brighton.

Beberapa minggu setelah kepergian Graham Potter, sang bek tengah, Adam Webster membeberkan apa saja yang sudah dilakukan sang pelatih di klub lamanya.

Diketahui, Adam Webster direkrut Brighton pada musim panas 2019 dari Bristol City.

Dia kemudian menjadi lini pertahanan yang hampir selalu dipilih Potter untuk bertanding.

Webster menjadi starter pada 93 dari 99 pertandingan selama di bawah kepemimpinan Potter.

Pemain asal Inggris itu bersyukur pernah menjadi anak asuh Potter karena dia begitu berjasa dalam kariernya.

"Saya berutang banyak padanya. Dia membawa saya ke klub, namun ini bukan proses yang mudah," ujar Webster.

Webster menceritakan, proses kepindahannya dari Bristol pun cukup alot.

"Setelah saya akhirnya di sini, dia menunjukkan kepercayaan diri yang besar kepada saya dan saya mendapat banyak kesempatan bermain di bawah kepelatihannya," kata Webster.

"Dia selalu memberi saya kepercayaan itu di lapangan. Tak hanya dia, namun juga Billy, Bruno, dan Bjorn."

"Banyak waktu dihabiskan latihan di lapangan, ketika di luar lapangan, ada video ulasan pertandingan, di mana sangat membantu kami dan rekan-rekan selama tiga tahun terakhir," paparnya.

(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved