Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Liga Inggris

Graham Potter Kecewa Chelsea Dikalahkan Man City: Tak Heran, Kiper Mereka Ortega Man of the Match

Pelatih Chelsea, Graham Potter, mengaku kecewa dengan kekalahan oleh Manchester City pada laga Kamis (10/11/2022) dini hari WIB.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Instagram.com/@cmpulisic
Pemain Chelsea, Christian Pulisic. Pelatih Chelsea, Graham Potter, mengaku kecewa dengan kekalahan oleh Manchester City pada laga Kamis (10/11/2022) dini hari WIB. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pelatih Chelsea, Graham Potter, mengaku kecewa dengan kekalahan oleh Manchester City pada laga Kamis (10/11/2022) dini hari WIB.

Graham Potter juga menyinggung bahwa kiper Manchester City, Stefan Ortega Moreno, yang menjadi man of the match.

Meski kecewa, Graham Potter tetap berusaha mengambil hikmah dari kekalahan itu.

Baca juga: Man City Bantai Chelsea, Guardiola Puji Skuad Graham Potter: Kami Menderita karena Mereka Bagus

Baca juga: Guardiola Banggakan Kalvin Phillips di Laga Man City Vs Chelsea, Optimis Bakal Ikut Piala Dunia

"Saya pikir ada beberapa hal positif. Jelas kami kecewa dengan hasilnya," ujarnya, dikutip dari independent.co.uk.

"Tapi dalam hal cara kami bermain, kami sudah menciptakan beberapa peluang bagus dan ada struktur yang lebih baik dan level performa yang lebih baik," ungkap Graham Potter.

Graham Potter berusaha mengapresiasi anak asuhnya yang sudah bekerja keras.

"Tim sudah berusaha lebih dekat untuk menampilkan apa yang kami inginkan. Para pemain punya keberanian besar dan mereka sudah berusaha melawan tim papan atas," paparnya.

Baca juga: Kontroversi Graham Potter Pancing Kritikan Pedas Lagi: Kok Malah Puji Arsenal yang Kalahkan Chelsea

Graham Potter kemudian menyinggung soal kiper Manchester City yang menjadi man of the match sehingga memang gawangnya sulit dijebol.

"Penjaga gawang mereka dapat gelar man of the match, menurut saya cukup menjelaskan. Tapi secara keseluruhan, menurut saya ini adalah langkah maju bagi kami," tuturnya.

Guardiola Puji Chelsea

Manchester City berhasil membantai Chelsea dalam babak keempat Carabao Cup pada Kamis (10/11/2022) dini hari WIB.

Manchester City berhasil menjebol gawang Chelsea dua kali tanpa balas.

Hasil 2-0 ini membuat pelatih Manchester City, Pep Guardiola, puas.

Pemain Manchester City saat menghadapi Chelsea
Pemain Manchester City saat menghadapi Chelsea (Instagram.com/@mancity)

Meski puas atas performa anak asuhnya, Pep Guardiola tetap memuji Chelsea, dikutip dari independent.co.uk.

Diketahui, gol ganda dari The Citizens dibukukan pada babak kedua.

Yakni oleh Riyad Mahrez pada menit ke-53 dan Julian Alvarez pada menit ke-58.

Pep Guardiola bersyukur bisa menang karena baginya Chelsea adalah lawan yang sulit.

"Mengetahui lawan dan kualitas yang mereka punya, saya lebih dari puas. Saya senang untuk performa para pemain," kata Pep Guardiola.

"Kami menderita karena mereka sangat bagus. Ketika mereka mendapatkan bola dan melaju sejauh 40 meter, kami tidak bisa mempertahankannya, mereka sangat bagus," pujinya.

Bagi Pep Guardiola, meski Chelsea kalah, The Blues tetaplah lawan yang hebat.

"Tidak masalah apa yang terjadi pada hasil akhir mereka, mereka adalah tim yang fantastis dan saya senang lolos ke babak berikutnya," paparnya.

Starting XI Manchester City vs Chelsea

Manchester City: Ortega Moreno, Lewis, Dias, Laporte, Gomez, Rodrigo, Gundogan, Palmer, Mahrez, Grealish, Alvarez

Chelsea: Mendy, Chalobah, Koulibaly, Cucurella, Loftus-Cheek, Kovacic, Zakaria, Hall, Ziyech, Broja, Pulisic

Pelatih Arsenal, Mikel Arteta dan pelatih Chelsea, Graham Potter.
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta dan pelatih Chelsea, Graham Potter. (Instagram.com/@mikelarteta - @grahampotter.manager)

Graham Potter Puji Arsenal

Legenda Arsenal, Ray Parlour kesal terhadap Graham Potter.

Pasalnya, Graham Potter malah memuji Arsenal dan pelatihnya, Mikel Arteta, yang baru saja mengalahkan Chelsea.

Ucapan Graham Potter malah didominasi pujian untuk tim lawan yang baginya pantas menang.

Menurut Ray Parlour, harusnya Graham Potter fokus saja pada performa Chelsea.

Kepada talkSPORT, Ray Parlour mengaku terheran-heran mendengarkan konferensi pers Graham Potter.

"Saya mendengarkan wawancara setelah pertandingan, yang dia lakukan hanyalah bicara tentang Arsenal dan betapa bagusnya mereka," kata Parlour kesal.

"Dia tak boleh melakukan itu. Anda di Chelsea. Ini laga Arsenal vs Chelsea. Chelsea sudah menang banyak trofi bertahun-tahun, standarnya tinggi," sambungnya.

Menurut Parlour, sikap Potter ini bermasalah, seharusnya ia tak perlu menyebut soal Arsenal.

"Anda punya masalah. Anda tidak bisa muncul lalu memuji tim lain. Mereka tidak menyebut Arsenal."

"Berapa kali Arsenal merebut bola ketika pemain (Chelsea) lengah dan tidak ada gerakan?"

"Tidak ada yang berlari mengejar. Mereka bisa merebut bola kembali dan kemudian tiba-tiba mereka kembali ke posisi empat bek Chelsea lagi," paparnya.

Graham Potter Kurang Galak

Graham Potter disebut kurang galak sebagai pelatih.

Graham Potter kurang agresif untuk kelas pelatih klub sebesar Chelsea.

Sedangkan sifat Graham Potter yang cenderung lembek hanya cocok jika dirinya masih berada di Brighton & Hove Albion.

Hal ini membuat Chelsea menjadi mudah untuk dibantai klub-klub besar lainnya.

Kritikan ini disampaikan oleh bintang Everton, Andros Townsend.

Dikutip dari talksport.com, Andros Townsend membandingkan Graham Potter dengan pelatih lainnya.

Mulai dari pendahulunya, Thomas Tuchel, pelatih Liverpool Jurgen Klopp atau pelatih Manchester City Pep Guardiola.

Townsend berpendapat, Graham Potter harus banyak belajar dari sesama pelatih klub besar.

Saat ini, Graham Potter masih terlalu tenang untuk ukuran pelatih klub sebesar Chelsea.

Graham Potter mengawali kariernya di Chelsea dengan cukup baik namun tren positif itu mulai menurun akhir-akhir ini.

"Ketika saya melihat Antonio Conte, ketika saya melihat Thomas Tuchel, Jurgen Klopp, dan Pep Guardiola, mereka mudah panik, mereka membuat pemain menendang setiap bola dan menentang setiap keputusan," ujar Townsend.

"Mereka kejam dalam apa yang mereka coba lakukan dan mereka coba capai," sambungnya.

Townsend menyebut, Potter tak bisa terus-terusan memandang segalanya dengan terlalu positif.

"Saya berpikir Graham tidak boleh terus muncul dan mengatakan bahwa mereka telah dikalahkan oleh tim yang lebih baik dan akan belajar dari mereka."

"Anda tidak dapat terus melakukan itu di Chelsea. Anda masih bisa berlaku demikian jika masih di Brighton," tegasnya.

Potter harus segera mengubah sikapnya jika ingin menjadi pelatih yang sukses di klub besar.

"Sikap itu harus dihilangkan, sikap di mana ingin membuat semua orang bersatu dan membuat semua orang bahagia."

"Menurut saya, jika ingin menjadi pelatih yang sukses di liga ini, dia harus mengembangkan sikap lebih kejam dari apa yang sudah dilakukannya di Chelsea."

"Untuk saat ini, saya melihat mereka dan menurut saya mereka cukup mudah dikalahkan," paparnya.

Saat ini, Potter disebut masih terjebak dalam mode Brighton dan belum berubah ke mode Chelsea.

"Itulah yang selama ini dia lakukan tapi dia harus segera menemukan sesuatu yang lain untuk memicu sisi terbaik dari para pemain terbaik, untuk mendapatkan lebih banyak dari anak asuhnya," pesannya.

(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved