Liga Spanyol
Ambisi Jadi Presiden Barca, Gerard Pique Ingin Suntikkan Model Bayern Munich ke FC Barcelona
Jika menjadi presiden, Gerard Pique ingin mengubah rezim kekuasaan di tubuh Barca. Ia berorientasi pada model klub Jerman, Bayern Munich.
Kemudian, pidato perpisahan Gerard Pique tidak secara langsung menyebutkan sang pelatih maupun Presiden FC Barcelona saat ini, Xavi Hernandez dan Joan Laporta.
Bahkan, penampilan publik pertama mantan Manchester United itu setelah pensiun malah dengan selebritas internet, Ibai Llanos, bukan presiden klubnya.
Joan Laporta dilaporkan tidak dapat mengatur jadwal untuk mengadakan konferensi pers bersama pemain legendaris Barca tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan Gerard Pique menunjukkan upayanya untuk menjauhkan diri dari pendirian politik saat ini di dalam tubuh Barcelona.
Singkatnya, nanti ketika menjadi presiden, Gerard Pique ingin mengubah rezim kekuasaan di tubuh Barca.
Selain itu, Gerard Pique disebut-sebut berorientasi pada model Bayern Munich, di mana nama-nama mantan legendanya, seperti Uli Hoeness, Karl-Heinz Rummenigge, dan Oliver Kahn ditempatkan sebagai petinggi utama klub setelah pensiun.
Gerard Pique, yang juga menjadi bagian dari 'generasi emas' Barcelona, tampaknya ingin melihat model yang sama diterapkan di klubnya.
Ia ingin para mantan pemain yang punya catatan terbaik mengambil bertanggung jawab atas semua keputusan penting untuk Barcelona.
Selain itu, terpuruknya FC Barcelona akhir-akhir ini disebut-sebut karena berbagai keputusan penting di ruang ganti pemain telah diambil alih oleh mereka yang tak punya pengetahuan sepak bola yang memadai.
Dengan rencana ini, sepertinya Gerard Pique tidak hanya ingin kekuasaan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mengubah manajemen Barcelona menjadi 'Futbolistacracy' di mana para mantan pemain terkenal yang memegang semua posisi penting di dewan, bukan orang-orang non-sepak bola.
Sumber: Bavarian Football Works
(TribunTernate.com/Rizki A.)
