Liga Spanyol
Barcelona Dipastikan Tak Bisa Rekrut Pemain Baru di Bulan Januari 2023 gara-gara Hal Ini
Karena sebuah peraturan tertentu, Barcelona FC diketahui tidak akan bisa melakukan perekrutan pemain baru di Januari 2023 nanti.
TRIBUNTERNATE.COM - Dalam beberapa bulan lagi, bursa transfer tahun 2023 akan dibuka di bulan Januari.
Mirisnya, Barcelona FC yang sudah gugur di UEFA Champions League (UCL) kini makin apes karena dipastikan tidak bisa melakukan perekrutan pemain baru.
Dikutip dari Barcablaugranes, kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Presiden Barcelona Joan Laporta.
Baca juga: Dulu Optimis Pulangkan Messi, Kini Presiden Barcelona Nyatakan Ogah Cari Masalah dengan PSG
Baca juga: Di Depan Awak Media, Presiden Barcelona Curhat Merasa Bersalah Biarkan Messi Pergi ke PSG
Pada Januari mendatang, Laporta menyatakan tidak bisa merekrut pemain baru ke Barca.
Penyebabnya adalah aturan dari Liga Spanyol yakni financial fair plays alias FFP.
Aturan FFP ini melarang klub sepak bola untuk membeli pemain di luar budget yang mereka hasilkan.
Tujuan dari aturan FFP ini diketahui agar para klub sepak bola bisa sehat secara finansial dan dapat berdiri dalam waktu yang lama.
Baca juga: Liga Spanyol: Remehkan Lewandowski yang Sudah Tua, Raphinha Terkejut saat Barcelona Mulai Latihan
"Kami dan beberapa klub LaLiga lainnya juga berusaha meyakinkan LaLiga agar lebih fleksibel," ujar Laporta.
Sebagai informasi, jika ingin melakukan perekrutan pemain, kemungkinan Barca harus menumbalkan pemain yang ia miliki sekarang.
Gugurnya Barca dari UCL semakin memangkas pendapatan klub yang berbasis di Camp Nou ini.
Di sisi lain, sudah lama berembus kabar bahwa Gerard Pique berambisi menjadi presiden FC Barcelona suatu hari nanti jika dirinya pensiun.
Baca juga: Daftar 5 Pemain Termuda di Piala Dunia 2022: Pemain Dortmund hingga Barcelona, Ada yang 17 Tahun
Bahkan, laporan dari BleachReport pada 2017 lalu menunjukkan, Gerard Pique telah mengungkap impiannya untuk menjadi Presiden FC Barcelona setelah dirinya pensiun.
Kini, detail tentang rencana mantan kekasih Shakira itu untuk mengambil alih kursi kepresidenan Blaugrana mulai terungkap.
Namun, satu hal yang menarik adalah, ada model Bayern Munich yang sepertinya akan disuntikkan ke dalam rencana Gerard Pique, menurut sebuah laporan dari jurnalis Sport, Ernest Folche.
Untuk memenuhi ambisinya menduduki tampuk kepemimpinan FC Barcelona, Gerard Pique menargetkan pemilihan umum 2027.
Memang, FC Barcelona adalah salah satu klub besar di Spanyol yang seolah identik dengan institusi politik, dengan banyak faksi yang bersaing untuk menguasainya.
Baca juga: Keputusan Pindah ke Barcelona, Robert Lewandowski: Ini Saatnya Saya Pergi dari Bayern Munich
Oleh karena itu, media yang meliput Barca juga memiliki agenda politik masing-masing, dan para jurnalis diketahui memiliki koneksi dengan faksi-faksi tersebut.
Rupanya, di masa-masa jelang pensiunnya, Gerard Pique telah menyusun jalan setapak untuk mewujudkan ambisnya menjadi El Presidente.
Semua langkah Gerard Pique telah diperhitungkan untuk membuat modal politik yang maksimal.
Misalnya, saat Gerard Pique diusir dari lapangan oleh wasit Gil Manzano dalam pertandingan terakhirnya sebagai pemain Barca, dinilai sebagai sesuatu hal yang memang di-setting.
Dengan pengusiran ini, seolah pemain kelahiran Barcelona, Spanyol 2 Februari 1987 itu ingin menunjukkan kepada pendukung setia Catalan bahwa dirinya akan selalu membela klub dalam keadaan apa pun.
Kemudian, pidato perpisahan Gerard Pique tidak secara langsung menyebutkan sang pelatih maupun Presiden FC Barcelona saat ini, Xavi Hernandez dan Joan Laporta.
Bahkan, penampilan publik pertama mantan Manchester United itu setelah pensiun malah dengan selebritas internet, Ibai Llanos, bukan presiden klubnya.
Joan Laporta dilaporkan tidak dapat mengatur jadwal untuk mengadakan konferensi pers bersama pemain legendaris Barca tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan Gerard Pique menunjukkan upayanya untuk menjauhkan diri dari pendirian politik saat ini di dalam tubuh Barcelona.
Singkatnya, nanti ketika menjadi presiden, Gerard Pique ingin mengubah rezim kekuasaan di tubuh Barca.
Selain itu, Gerard Pique disebut-sebut berorientasi pada model Bayern Munich, di mana nama-nama mantan legendanya, seperti Uli Hoeness, Karl-Heinz Rummenigge, dan Oliver Kahn ditempatkan sebagai petinggi utama klub setelah pensiun.
Gerard Pique, yang juga menjadi bagian dari 'generasi emas' Barcelona, tampaknya ingin melihat model yang sama diterapkan di klubnya.
Ia ingin para mantan pemain yang punya catatan terbaik mengambil bertanggung jawab atas semua keputusan penting untuk Barcelona.
Selain itu, terpuruknya FC Barcelona akhir-akhir ini disebut-sebut karena berbagai keputusan penting di ruang ganti pemain telah diambil alih oleh mereka yang tak punya pengetahuan sepak bola yang memadai.
Dengan rencana ini, sepertinya Gerard Pique tidak hanya ingin kekuasaan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mengubah manajemen Barcelona menjadi 'Futbolistacracy' di mana para mantan pemain terkenal yang memegang semua posisi penting di dewan, bukan orang-orang non-sepak bola.
Sumber: Bavarian Football Works
(TribunTernate.com/Qonitah/Rizki A.)