Piala Dunia Qatar 2022
Maroko Melaju ke Perempat Final Piala Dunia 2022, Walid Regragui: Kami Mewakili Seluruh Afrika
Pelatih Maroko, Walid Regragui, pun menyebut bahwa ia dan tim tak hanya mewakili negaranya saja, tetapi juga mewakili orang-orang Afrika lainnya.
TRIBUNTERNATE.COM - Maroko adalah tim Afrika terakhir yang bertahan di Piala Dunia 2022 Qatar sejauh ini.
Maroko mengukir sejarah ketika menaklukkan Spanyol dalam babak 16 besar Piala Dunia 2022 pada Selasa (6/12/2022) lalu lewat adu penalti 3-0.
Setelah berhasil mendepak Spanyol, Maroko pun melaju ke babak perempat final.
Kemenangan itu menjadikan Maroko sebagai tim Afrika keempat yang lolos ke perempat final Piala Dunia setelah Kamerun (1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010).
Selanjutnya, Maroko akan menghadapi Portugal dalam babak perempat final Piala Dunia 2022 di Al Thumama Stadium, Sabtu (10/12/2022) petang waktu setempat atau pukul 22.00 WIB.
Jika nanti Maroko mengalahkan Portugal, maka itu akan menjadikan The Atlas Lions sebagai tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia.
Di media sosial, warganet memuji Maroko sebagai kemenangan Afrika.
Setelah Tunisia, Kamerun, dan Ghana tersingkir di babak fase grup, serta Senegal terhenti di babak 16 besar, dukungan pun beralih ke Maroko.
Pelatih Maroko, Walid Regragui, pun menyebut bahwa ia dan tim tak hanya mewakili negaranya saja, tetapi juga mewakili orang-orang Afrika lainnya.
Ia percaya, tim-tim Afrika telah menunjukkan potensi mereka dan memiliki peluang untuk memenangkan kompetisi di masa depan.
"Cuma mau bilang, saya di sini bukan untuk menjadi politisi. Kami mewakili Maroko dan Maroko adalah prioritas saya. Tapi yang jelas, kami juga orang Afrika seperti Senegal, Ghana, Kamerun, dan Tunisia, jadi kami berharap dapat mengibarkan bendera sepak bola Afrika setinggi-tingginya," kata Walid, dikutip dari Standard Media.
"Sering kali sepak bola Afrika digambarkan di bawah rata-rata, tidak sebagus di tempat lain, tetapi di Piala Dunia ini, menurut saya, kami telah menunjukkan bahwa kami dapat berjuang dan menjadi lawan yang sulit ditaklukkan," lanjutnya.
"Ini kita membahas tentang tim Eropa, tim Amerika Selatan, dan saya berharap di masa depan kita akan melihat lebih banyak tim Afrika. Afrika menjadi juara Piala Dunia di masa depan, mengapa tidak?" paparnya.

Baca juga: 5 Rekor Maroko setelah Kalahkan Spanyol di Babak 16 Besar Piala Dunia 2022: Punya Kampanye Terbaik
Baca juga: Piala Dunia 2022: Inggris vs Perancis, Gareth Southgate Siapkan Strategi Anti-Mbappe
Baca juga: Kisah Kocak Graham Potter Dibongkar Mantan Anak Asuh: Pelatih Chelsea Ancam Batalkan Pesta
Komentar Walid ini muncul setelah pemain tim nasional Maroko, Sofiane Boufal, mengatakan kepada media internasional bahwa kemenangan mereka adalah untuk dunia Arab, dan Afrika belum disebutnya
“Terima kasih kepada semua orang Maroko di seluruh dunia atas dukungan mereka, kepada orang Arab, dan kepada semua Muslim,” kata Boufal.
Sofiane Boufal kemudian mengajukan permintaan maaf kepada masyarakat Afrika karena tidak menyebutkan nama benua tersebut selama wawancaranya.
"Saya minta maaf karena tidak menyebut seluruh benua Afrika selama wawancara setelah pertandingan kemarin."
Berbicara lebih lanjut, Sofiane Boufal berkata, "Saya berterima kasih kepada seluruh benua Afrika karena telah hadir untuk kami dan saya mendedikasikan kemenangan ini untuk setiap negara Afrika."
Selama kemenangan adu penalti atas Spanyol, Walid Reragui senang dan bangga setelah timnya membuat sejarah dengan mencapai perempat Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Penjaga gawang Maroko, Yassine Bounou alias Bono, melakukan dua penyelamatan dan menggagalkan upaya Sergio Busquets dan Carlos Soler, sebelum Achraf Hakimi mencetak gol penalti yang menentukan kelolosan Maroko ke perempat final Piala Dunia 2022.

Baca juga: Gacor Bela Perancis di Piala Dunia 2022, Dayot Upamecano Ungkap Besarnya Peran Julian Nagelsmann
Baca juga: Cueki Lionel Messi, Pemain Belanda Nathan Ake Lebih Takut Rekan dari Man City Jelang Lawan Argentina
Baca juga: Jelang Inggris vs Prancis, Kyle Walker Sebut Sadio Mane Lawan yang Paling Sulit, bukan Kylian Mbappe
"Para pemain luar biasa, dengan energi dan tekad mereka, Mereka sangat bertekad untuk bertahan melawan salah satu tim terbaik di dunia dalam menjaga bola," kata Walid Reragui.
"Kami ingin menang dalam waktu bermain yang normal, tapi kami tahu kami memiliki salah satu kiper terbaik di dunia (Bono) dan kami pun merasa percaya diri," lanjutnya.
"Kami adalah keluarga dan tim dan kami mendapat dukungan besar," kata sang pelatih, menyinggung kedalaman skuadnya.
"Saya selalu mengatakan, 11 pemain menjadi starter, tetapi pemain yang berbeda akan menyelesaikannya. Permainan seperti ini membutuhkan banyak energi dan saya memilih skuad saya yang terdiri dari 26 orang dengan pertimbangan itu," tegasnya.
Walid Reragui juga ditanya tentang keberagaman skuad Maroko yang punya banyak pemain yang lahir di luar Maroko dan bermain di liga-liga Eropa.
"Sebelum Piala Dunia, kami punya masalah dengan beberapa orang yang mempertanyakan pemain yang lahir di Eropa atau lahir di Maroko. Hari ini mereka menunjukkan bahwa setiap orang Maroko, jika mereka memiliki paspor, adalah orang Maroko. Saya lahir di Perancis, tetapi tidak ada yang meragukan cinta saya untuk negara," pungkasnya.
(TribunTernate.com/Rizki A.)