Piala Dunia Qatar 2022
Ikut Aksi Protes Hak dan Kebebasan Perempuan, Mantan Pesepakbola Iran Terancam Dieksekusi
Amir Nasr Azadani ditangkap setelah dituduh terlibat dalam kematian Kolonel Esmaeil Cheraghi dan dua anggota pasukan Basij.
TRIBUNTERNATE.COM - Mantan pemain sepak bola Iran, Amir Nasr Azadani (26), dilaporkan terancam eksekusi hukuman mati karena tindak kriminal yang disebut 'moharebeh' atau 'perang melawan Tuhan.'
Media lokal menyebut, Amir Nasr-Azadani dituding memiliki peran dalam aksi protes nasional di Iran yang mengampanyekan hak-hak dan kebebasan perempuan di negaranya.
Diketahui, Iran tengah dilanda gelombang protes nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini (22) dalam tahanan polisi, September 2022 lalu.
Mahsa Amini ditahan oleh polisi karena diduga melanggar aturan ketat seputar hijab atau penutup kepala.
Sementara itu, dikutip dari Daily Star, Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional (FIFPro) mencuitkan ancaman eksekusi yang dihadapi Amir Nasr Azadani di media sosial Twitter, Senin (12/12/2022).
Dalam cuitannya, FIFPro menulis:
“FIFPro terkejut dan muak dengan laporan bahwa pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya."
"Kami berdiri dalam solidaritas dengan Amir dan menyerukan agar hukumannya segera dicabut."
Baca juga: Eks Asisten Guardiola di Man City Tergila-gila dengan Pemain Inggris Ini meski Gagal Lawan Prancis
Baca juga: Teori Lionel Messi yang Dibantah Van Dijk Ternyata Benar Terjadi saat Argentina Kalahkan Belanda
Baca juga: Perjalanan Achraf Hakimi: Dari Putra Pedagang Kaki Lima hingga Jadi Bintang Sepak Bola Maroko
Menurut laporan dari IranWire, sistem peradilan Republik Islam Iran berencana untuk menjatuhi pesepakbola berusia 26 tahun itu dengan hukuman gantung karena dituduh terlibat dalam kematian Kolonel Esmaeil Cheraghi dan dua anggota pasukan Basij, Mohammed Hossein Karimi dan Mohsen Hamidi.
Kolonel Esmaeil Cheraghi sendiri tewas terbunuh di tengah gelombang aksi protes nasional yang dipicu kematian Mahsa Amini pada November 2022.
Adapun Amir Nasr Azadani dan dua orang lainnya sempat terlihat dalam siaran televisi pemerintah Iran saat membaca pengakuan 'paksa' atas kasus tewasnya Kolonel Esmaeil Cheragi.
Ketiganya dilaporkan ditangkap di Isfahan.
Namun, sebuah sumber mengatakan bahwa meski hadir dalam aksi protes, Amir Nasr Azadani konon tidak pernah berada di dekat lokasi Kolonel Esmaeil Cheraghi dan dua anggota Basij terbunuh.
Keterlibatan Amir Nasr Azadani dalam aksi protes nasional itu hanya sebatas meneriakkan slogan-slogan selama beberapa jam.
Di sisi lain, pihak keluarga Amir Nasr Azadani juga mendapat ancaman jika mengungkap ke media soal penangkapan pesepakbola yang pernah bermain di tim Rah-Ahan, Tractor, dan Gol-e Rayhan itu.
Ancaman itu berupa, Amir Nasr Azadani akan dijatuhi hukuman seberat dan secepat mungkin.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Jejak Apik 2 Pemain Maroko, Noussair Mazraoui dan Achraf Hakimi, di Bundesliga
Baca juga: Alasan Sadio Mane Bangun Rumah Sakit di Kampung Halaman: Ayah Tak Dapat Perawatan Medis hingga Wafat
Aksi Protes Tim Nasional Iran di Piala Dunia 2022
Tim nasional Iran juga melakukan aksi protes sendiri di tengah gelaran Piala Dunia 2022 Qatar.
Mereka menolak menyanyikan lagu kebangsaan Iran sebelum pertandingan pembuka melawan Inggris, 21 November 2022 lalu.
Menjelang pertandingan, kapten timnas Iran, Ehsan Hajsafi mengatakan, "Kami harus menerima kondisi di negara kami tidak benar dan orang-orang kami tidak senang. Kami di sini tetapi itu tidak berarti kami tidak boleh menyuarakannya atau kami tidak boleh menghormati mereka."
“Apa pun yang kami miliki adalah dari mereka. Kami harus bertarung. Kami harus tampil dan mencetak beberapa gol untuk memberikan hasil kepada orang-orang Iran yang pemberani. Saya berharap kondisi berubah sesuai harapan masyarakat,” lanjutnya.
Namun, akhirnya timnas Iran menyanyikan lagu kebangsaan jelang laga kontra Amerika Serikat pada 30 November 2022 lalu setelah keluarga mereka mendapat ancaman akan dihukum dan disiksa jika mereka menolak menyanyikan lagu kebangsaan.
Sumber: IranWire, Daily Star
(TribunTernate.com/Rizki A.)