Liga Inggris
Kai Havertz Tampil Gacor saat Chelsea Vs Bournemouth, Graham Potter Puji: Tak Biasa tapi Bagus
Pemain Chelsea, Kai Havertz, tampil gacor dalam laga melawan Bournemouth pada Rabu (29/12/2022) dini hari.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Pemain Chelsea, Kai Havertz, tampil gacor dalam laga melawan Bournemouth pada Rabu (29/12/2022) dini hari.
Kai Havertz mencetak satu gol dan satu assist dalam laga tersebut.
Pelatih Chelsea, Graham Potter, menganggap Kai Havertz tidak seperti para pemain lainnya, dikutip dari thechelseachronicle.com.
Baca juga: Graham Potter Jawab Begini soal Kondisi Terbaru Reece James yang Cedera saat Chelsea Vs Bournemouth
Baca juga: Sudah Bagus Chelsea Bantai Bournemouth, Graham Potter Malah Pusing Lagi Pikirkan Cedera Reece James
Baca juga: Dibanding Enzo Fernandez, Chelsea Mending Gaet Declan Rice dan Bintang Brighton ke Tim Graham Potter
Baca juga: Kemiripan Calon Erling Haaland-nya Chelsea dan Sang Bintang Man City: Beda tapi Ada Persamaan
Meski demikian, Graham Potter mengakui kehebatan anak asuhnya itu.
Diketahui, Kai Havertz mencetak gol pembuka pada menit ke-16.
Kemudian disusul Mason Mount pada menit ke-24, sementara Bournemouth tidak bisa membalas hingga skor berakhir 2-0.
Kai Havertz membulai sebagai starter di depan Pierre-Emerick Aubameyang dengan Christian Pulisic dan Raheem Sterling dalam formasi 4-3-3.
Pemain 23 tahun itu sering dianggap tidak cukup kuat jika bermain sebagai pemain target.
Baca juga: Guardiola Ketar-ketir Jelang Man City Vs Leeds: Terlalu Agresif, Saya Pilih Lawan yang Lain Saja
Ia juga lebih memilih berlari ke dalam kotak penalti dibanding harus menjadi playmaker dalam tim.
Havertz sendiri sebelumnya menyebut dirinya tak keberatan dalam posisi menyerang mana pun.
Menurut Potter, Harvertz adalah pemain yang fleksibel.
"Dia bisa masuk begitu saja, sangat fleksibel dan sulit ditandai," ujar Potter.
Meski disebut tak seperti pemain lain, Havertz tetap menuai pujian dari sang pelatih.
"Dia tidak konvensional, tapi di saat yang bersamaan, dia masih bisa masuk ke kotak penalti dan mencetak gol."
"Jadi, itu kualitas yang bagus untuk dimiliki," pujinya.
Baca juga: Dianggap Permalukan Kalvin Phillips di City, Guardiola Dikecam: Kalau Aguero yang Lakukan Dia Diam
Reece James Cedera
Graham Potter memberi jawaban begini terkait kondisi terbaru anak asuhnya, Reece James.
Reece James kembali mengalami cedera saat Chelsea melawan Bournemouth pada Rabu (28/12/2022).

Yang jelas, Reece James mengalami cedera kaki di bagian yang sama seperti sebelumnya.
"Saya belum terlalu tahu, terlalu cepat untuk ambil kesimpulan."
"Di area yang sama, jadi kami khawatir, kami harus menunggu dalam 24/48 jam ke depan," jawabnya.
Graham Potter berharap tidak ada hal fatal yang menimpa Reece James.
"Ini terlalu dini, tapi saya pikir ada yang terjadi, lalu terkilir, lalu dia merasakan sesuatu. Kami harus melihat sejauh mana dan tetap berdoa yang terbaik," ujarnya.
Graham Potter mengaku belum tahu detail soal apa yang menimpa Reece James.
Pemain Chelsea Kesal dengan Graham Potter
Para pemain Chelsea disebut mulai kesal dengan sang pelatih, Graham Potter.
Hal ini tak lain dari metode Graham Potter dalam memilih starter XI dari skuadnya.
Graham Potter dikenal inkonsisten dalam memilih siapa-siapa saja yang berhak untuk menjadi starter.
Hal ini diungkapkan oleh mantan gelandang Liverpool dan Timnas Inggris, Danny Murphy.
Danny Murphy mengaku menggemari Graham Potter karena kecerdikannya.
"Saya adalah penggemar Potter, bagaimana mungkin kalian tidak mendukung dengan apa yang telah dia capai dalam pertandingan? Saya suka cara dia tampil."
"Dia cerdas, pandai menyampaikan pemikiran, dan dia adalah pesepakbola yang baik."
"Tapi saya pikir akhir-akhir ini dia mulai menunjukkan kurangnya pengalaman mengurus klub besar dan para pemain besar," kritiknya, dikutip dari express.co.uk.
Bagi Murphy, langkah Potter itu tidak tepat karena hanya akan membuat para pemain bingung dan tak ada waktu yang cukup untuk adaptasi.
"Seolah kalian menempatkan pasak persegi di lubang bulat yang mana sangatlah aneh. Terlalu memusingkan formasi dan ini sebagian karena Graham Potter menghabiskan hidupnya untuk meraih prestasi sangat tinggi dengan pesaing orang-orang yang memang kurang berprestasi."
"Dia harus menemukan cara untuk secara taktis mengalahkan tim yang lebih baik dari mereka dan membuat rencana setiap saat," sambungnya.
Bagi Murphy, jika ingin menonjol di Liga Inggris, biasanya pelatih akan terpaku pada satu susunan starter dan tidak berganti-ganti seperti Potter.
"Biarkan para pemain membangun hubungan dengan rekannya, membangun kepercayaan diri."
"Setiap kali Anda mengutak-atik tim dengan lima atau enam pemain dan setiap kali Anda mengubah-ubah formasi, para pemain top merasa terganggu. Mereka menjadi kesal," kritiknya.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)