Liga Champions
Kai Havertz Dicadangkan saat Lawan Real Madrid, Frank Lampard Banjir Pujian tapi Ending Tetap Ngenes
Pelatih interim Chelsea, Frank Lampard, sempat banjir pujian gara-gara akhirnya mencadangkan Kai Havertz saat melawan Real Madrid di Leg 1 UCL
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Pelatih interim Chelsea, Frank Lampard, sempat banjir pujian gara-gara akhirnya mencadangkan Kai Havertz saat melawan Real Madrid di Leg 1 perempat final Liga Champions, Kamis (13/4/2023) WIB.
Namun, racikan pemain ala Frank Lampard tetap tidak berhasil membawa Chelsea pada kemenangan dan dibekuk oleh Real Madrid dengan skor 2-0.
Sebelum laga dimulai, sejumlah fans Chelsea sempat memuji starter XI pilihan Frank Lampard.
Baca juga: Chelsea Jelas Dibantai Real Madrid: Graham Potter Memang Bencana, tapi Frank Lampard Lebih Parah
Baca juga: Kevin De Bruyne Marah Diganti Julian Alvarez saat Man City Vs Bayern, Guardiola: Saya Ini Pelatih
Baca juga: Chelsea OTW ke Markas Real Madrid, Fans Kesal Lihat Gallagher, Cucurella, dan Loftus-Cheek
Di antaranya adalah: Kepa, W. Fofana, Thiago Silva, Koulibaly, James, Kante, Enzo, Kovacic, Chilwell, Sterling, dan Joao Felix.
Melihat tidak ada nama Kai Havertz di sana, para fans sempat lega lantaran performa Havertz sering dianggap buruk.
Pujian itu dilontarkan para fans dalam akun Instagram @chelseafc.
@hoodie_ridwan: Tidak ada Havertz. Tuan Frank Lampard Anda telah membuat kemajian
@chelseanewsambassador: Akhirnya Lampard mengambil langkah berani dengan cadangkan Havertz. Semangat Blues
@chelseanetworks: Tidak ada Havertz adalah langkah berani untuk laga terbesar Chelsea di musim ini
@van3zzzz: Tanpa Havertz = bakal menang
@morijin91: Havertz harusnya tinggal saja di London. Tapi line up ini cukup bagus.
@y_sh_b17: Mount dan Havertz dicadangkan. Saya biasanya masih ada harapan untuk momen seperti ini
Jalannya Pertandingan
Diketahui, dua gol dari tuan rumah dicatatkan oleh Karim Benzema (21') serta Marco Asensio (74').
Di menit awal, Chelsea sempat punya peluang dengan umpan kepada Joao Felix di saat posisi tuan rumah kosong.
Namun peluang itu gagal lantaran Eder Militao menghalangi dan tendangan Joao Felix dihalau oleh Courtois.
Kemudian peluang tercipta di skuad Carlo Ancelotti dengan ancaman dari Vinicius yang sempat dihentikan Kepa tapi dijadikan gol oleh Benzema.
Tim Frank Lampard sempat mendapat peluang melalui umpan Reece James ke Raheem Sterling namun gagal lagi.
Di babak kedua, Real Madrid tampil semakin agresif dan Ben Chilwell malah kena kartu merah gara-gara menghentikan Rodrygo.
Jadilah Chelsea hanya ada 10 pemain dan gol kedua tercipta dari skema sepak pojok.
Susunan pemain
Real Madrid: Thibaut Courtois; Dani Carvajal, Eder Militao, David Alaba, Eduardo Camavinga (Antonio Rudiger 71'); Federico Valverde, Toni Kroos (Aurelien Tchouameni 84'), Luka Modric (Dani Ceballos 81'); Rodrygo (Marco Asensio 71'), Karim Benzema, Vinicius Junior.
Chelsea: Kepa Arrizabalaga; Wesley Fofana, Thiago Silva (Mason Mount 76'), Kalidou Koulibaly (Marc Cucurella 55'); Reece James, N’Golo Kante (Conor Gallagher 75'), Enzo Fernandez, Mateo Kovacic, Ben Chilwell; Raheem Sterling (Kai Havertz 65'), Joao Felix (Trevoh Chalobah 65').
Pakar Sempat Berusaha Positive Thinking
Pakar sepak bola, Paul Merson, berusaha berpikir positif kala melihat Chelsea dikalahkan Wolves 1-0.
Paul Merson berusaha mencari alasan paling kuat mengapa Chelsea bisa seburuk itu saat melawan Wolves.
Ia berasumsi, Chelsea memang tidak tampil gacor gara-gara persiapan untuk melawan Real Madrid.
Bagi Paul Merson, Chelsea seolah-olah memang tidak ada keinginan untuk menang saat melawan Wolves.
"Tidak ada urgensi. Mereka tidak pernah bangkit dan mengoper bola dengan cepat. Mereka sanagt lamban."
"Selama sekitar 15 menit di babak pertama, mereka sempat sangat cepat dan tapi mereka menghadapi Wolves tanpa berhasil menciptakan peluang," kritiknya.
Paul Merson pun berusaha mencari alasan bahwa peforma Chelsea terkait dengan beban laga di Stadion Santiago Bernabeu.
"Satu-satunya keuntungan dari keraguan saya adalah mereka mungkin menunggu laga Rabu malam (Kamis WIB-red). Cuma itu satu-satunya yang bisa saya pikir."
"Jika sampai mereka tampil seperti ini lagi pada Rabu malam, tidak ada gunanya melaju ke leg kedua. Ini bisa jadi skor kriket," tambahnya.
Frank Lampard Lebih Parah dari Graham Potter
Pelatih interim Chelsea, Frank Lampard, disebut lebih parah dari Graham Potter, yang mana berarti ia akan membawa The Blues semakin dalam keterpurukan.
Hal ini disampaikan oleh pakar sepak bola, Jamie O'Hara yang kesal dengan kepelatihan Frank Lampard.
Dikutip TribunTernate.com dari football.london, Jamie O'Hara melihat debut Frank Lampard dalam kekalahan 1-0 melawan Wolves, maka disimpulkanlah tidak ada harapan untuk bisa menang melawan Real Madrid.
Baginya, Frank Lampard melatih dengan arogan dan kurang peka.
"Bagi saya, itu tampak seperti penampilan arogan dari Chelsea dan Frank Lampard, dan saya tidak tahu apa yang dia lihat."
"Meski Graham Potter itu bencana, setidaknya dia tahu apa yang bisa sesuai dengan Chelsea."
"Dari yang saya lihat saat lawan Wolves Sabtu kemarin, kalian tidak punya peluang untuk melawan Real Madrid," tuturnya.
Frank Lampard Ubah Taktik Graham Potter
Jamie O'Hara menyorot Frank Lampard yang seolah-olah belum pernah melihat Chelsea bertanding.
Chelsea baru saja kalah 1-0 saat melawan Wolves dan Frank Lampard melalukan perubahan dalam taktiknya.
Frank Lampard dianggap mengabaikan kemajuan yang sudah dibuat oleh Graham Potter.
Graham Potter baisanya menggunakan lima bek untuk mendapat pertahanan terbaik, seperti Reece James dan Ben Chilwell di bek sayap.
"Memalukan untuk ditonton. Sepertinya Frank Lamaprd belum pernah menonton Chelsea bermain sepak bola sebelum musim ini," ujarnya kesal, dikutip TribunTernate.com dari football.london.
"Graham Potter telah memainkan 3-4-3 dan Anda bisa bilang bahwa dua pemain terbaik Anda adalah Ben Chilwell dan Reece James, di situlah paling efektif."
"Dia malah memainkan empat di belakang, Reece James tidak bisa bangkit," paparnya.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.