Liga Inggris
Julian Nagelsmann Langsung Diundang Hadap Todd Boehly, Chelsea Panik Makin Nyungsep dengan Lampard?
Mantan pelatih Bayern Munich, Julian Nagelsmann, diundang Chelsea untuk menghadap para petinggi.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Mantan pelatih Bayern Munich, Julian Nagelsmann, diundang Chelsea untuk menghadap para petinggi.
Apakah Chelsea panik gara-gara semakin bobrok di bawah kepelatihan Frank Lampard?
Dikutip TribunTernate.com dari dailymail.co.uk, Chelsea membuat langkah signifikan untuk mengundang Julian Nagelsmann sebagai calon manajer permanen.
Baca juga: Enzo Fernandez Semangat Dengar Cerita Lampard soal Bos Dipecat Jelang Chelsea Menang Liga Champions
Baca juga: Kevin De Bruyne Marah Diganti Julian Alvarez saat Man City Vs Bayern, Guardiola: Saya Ini Pelatih
Julian Nagelsmann diminta menghadap para petinggi, Todd Boehly dan yang lainnya guna mempresentasikan ide-ide yang ia miliki.
Pelatih asal Jerman itu diharapkan bisa menghadap para petinggi Chelsea pada pertengahan April ini.
Sebelumnya, Luis Enrique juga sempat diundang dan memberikan kesan yang baik.
Chelsea jika Dilatih Julian Nagelsmann
Chelsea bisa semakin agresif dalam "merebut" pemain yang berada dalam radar rivalnya, Arsenal.
Hal ini bakal terjadi jika mantan pelatih Bayern Munich, Julian Nagelsmann, resmi menggantikan Graham Potter untuk melatih Chelsea.
Chelsea tak tanggung-tanggung menghabiskan banyak uang dalam jendela transfer.
Baca juga: Arsenal Pepet NGolo Kante setelah Rebut Jorginho, Chelsea Bakal Makin Bobrok tanpa Sang Bintang?
Kedatangan pemain baru yang cukup mengejutkan adalah Mykhailo Mudryk lantaran selama ini digadang-gadang tinggal selangkah lagi bergabung dengan Arsenal.
Mantan pemain Shakhtar Donetsk itu sempat menimbulkan gelombang hujatan dari para fans Arsenal yang kecewa pada keputusannya.
Selain Mykhailo Mudryk, pemain pinjaman dari Atletico Madrid, Joao Felix juga berhasil direnggut dari daftar pemain impian Arsenal.
Pemain muda, Omari Hutchinson, juga meninggalkan klub masa kecilnya, Arsenal, demi bergabung ke Stamford Bridge.
Julian Nagelsmann punya pengalaman untuk merekrut para pemain yang sedang naik daun seperti saat dirinya di Bayern Munich dan RB Leipzig.
Dengan koneksi yang luas dengan pemain papan atas, maka kemungkinan persaingan Chelsea dengan Arsenal dalam perebutan pemain akan semakin sengit.
Julian Nagelsmann Geser Mikel Arteta
Julian Nagelsmann yang berumur 35 tahun tergolong masih sangat muda untuk pelatih klub papan atas.
Meksi demikian, pengalamannya di Bayern Munich yang ia berhasil bawa sebagai juara Bundesliga tentu tak bisa diragukan.
Karena usianya yang masih sangat muda, jika Julian Nagelsmann masuk ke Liga Premier, maka ia akan menjadi pelatih termuda di liga.
Pelatih asal Jerman itu akan menggeser pelatih Bournemouth, Gary O'Neil yang berumur 39 tahun ke posisi dua.
Kemudian, pelatih Arsenal, Mikel Arteta yang berumur 41 tahun berada di posisi tiga.
Tentunya efek usia pelatih ini tak terlalu berpengaruh untuk Arsenal, mengingat pelatih muda itu justru yang berhasil mengangkat derajat The Gunners.
Namun, ternyata persoalan usia pelatih bisa jadi masalah tersendiri untuk Chelsea.
Julian Nagelsmann juga baru saja dipecat sepihak oleh Bayern Munich pada pertengahan Maret 2023.
Sejumlah nama pelatih digadang-gadang cocok untuk menggantikan Graham Potter dan nama Julian Nagelsmann berada di posisi puncak.
Meski demikian, ada satu hal yang mungkin membuat Chelsea pikir-pikir terlebih dahulu sebelum menunjuk Julian Nagelsmann sebagai pengganti Graham Potter.
Dikutip tribunTernate.com dari Sky Sports, hal yang membuat khawatir Chelsea adalah umur Julian Nagelsmann yang masih 35 tahun.
The Blues khawatir bagaimana perlakuan para pemain terhadap pelatihnya yang kelewat muda.
Pasalnya, salah satu faktor yang membuat Graham Potter dipecat adalah para pemain yang kurang menghormatinya.
Chelsea pun khawatir sejarah bakal terulang lagi.
Namun, meski Graham Potter sudah berumur 47 tahun, bisa dibilang ia memang kurang berpengalaman di level elit.
Sedangkan sang pelatih asal Jerman meski masih muda namun sudah berpengalaman mengelola Bayern Munich dan RB Leipzig.
Ia berhasil membawa Bayern Munich menjadi juara Bundesliga musim lalu.
Bukan Salah Frank Lampard
Kekalahan Chelsea melawan Real Madrid di Leg 1 perempat final Liga Champions pada Kamis (13/4/2023) WIB menimbulkan berbagai reaksi terkait sang pelatih interim, Frank Lampard.
Sebagian fans menyalahkan Frank Lampard yang kurang greget sebagai pelatih.
Sementara sebagian lainnya justru membela Frank Lampard dan menganggap ini kesalahan para pemain.
Perdebatan ini terjadi antara para fans Chelsea di berbagai platform media sosial termasuk Twitter.
Fans Chelsea dengan akun @Cfc_Kemboi berkeyakinan bahwa Frank Lampard sudah mau mendengarkan keluhan para suporter.
Hal ini terkait susunan pemain, di mana para fans kerap mengeluhkan pemain tertentu untuk tidak dijadikan starter karena performanya buruk.
Frank Lampard sudah membuat susunan pemain sesuai permintaan para fans namun ternyata tetap saja Chelsea kalah.
"Frank Lampard sudah melakukan segalanya hari ini. Katanya Havertz jadi masalah, dia tidak jadikan starter, katanya Mount jadi masalah, dia tidak jadikan starter, Cucurella harusnya tidak jadi starter, dia mendengarkan. Susunan pemain sudah sempurna tapi hasilnya sama saja, saya jadi berkesimpulan bahwa pelatih bukan sumber masalah," tulis @Cfc_Kemboi.
Cuitan tersebut menimbulkan pro kontra. Di antaranya menganggap susunan pemain memang penting, namun taktik juga tak kalah penting, sehingga Frank Lampard masih bisa disalahkan.
Sebagian lainnya sependapat, bahwa susunan pemain sudah sangat bagus, namun para pemain yang memang performanya buruk.
"Di titik ini saya setuju, ini adalah susunan pemain yang paling sempurna. Tapi timnya memang kurang greget, gol dua-duanya adalah hadiah. Tim ini perlu ditingkatkan, kita butuh pelatih setipe dengan Mourinho yang didukung para petinggi. Beberapa pemain butuh tendangan, bukan pelukan," tulis @IAMShadyB.
"Tepat sekali, menurut saya juga demikian, karena kita tidak bisa terus menyalahkan para pelatih, karena susunan pemain kali ini dari Lampard sudah bagus tapi lihatlah mental beberapa pemain di lapangan hari ini," @tambah @BelieverBeli1.
"Menurut saya, masalah utama di Chelsea adalah punya terlalu banyak pemain dengan kebangsaan sama (Inggris), ini membuat perpecahan di ruang ganti. Dan karena pelatih tidak vokal, mala sulit bagi para pemain untuk ikut instruksi," ujar @griffingan8158.
"Maaf saya sanggah pendapat Anda, tapi pelatih jelas ambil peran jadi sumber masalah. Terus-terusan mengganti susunan pemain dan tidka memberi para pemain menit berlaga yang konsisten tak akan bisa mendapat hasil yang konsisten," tulis @zulamunoz4.
"Susunan pemainnya sudah bagus. Tapi di sinilah taktik harusnya andil. Para pemain tidak menekan, tidak ada pola menyerang, jadinya mereka tidak bertindak apa-apa," kata @rihyolo.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.