Sempat Pasrah hingga Sebut Jadi Gila, Guardiola Kini Protes Lagi soal Tuntutan Man City Juara UCL

TRIBUNTERNATE.COM - Sebelum leg 1 semifinal Liga Champions melawan Real Madrid, bos Manchester City, Pep Guardiola sempat pasrah soal tuntutan menang UCL.

Kini, menjelang leg 2 di Etihad Stadium, Pep Guardiola kembali protes soal tuntutan tersebut lantaran sudah membawa-bawa soal warisan.

Pep Guardiola ditanya soal apa warisannya jika nanti sudah meninggalkan Manchester City.

Baca juga: Man City Vs Real Madrid, Fans Skuad Guardiola Bahagia Wasit Piala Dunia Ditunjuk: Panen Penalti Nih

Baca juga: Man City Utang ke Sheikh Mansour, Walker Blak-blakan Sebut Harus Menang UCL: Lihat Saja Man United

Diketahui, Pep Guardiola sempat mencoba untuk memahami dan pasrah atas tuntutan kemenangan itu.

"Saya paham permintaan dari klub saya untuk memenangkan Liga Champions. Saya sudah merasakannya sejak saya tiba," ujar Pep Guardiola.

Menurutnya, pihak klub memang sudah tidak menuntut Pep Guardiola, namun sang pelatih sudah sadar akan perasaan mereka.

Pep Guardiola harus tetap bisa waras selama perebutan trofi Liga Champions.

"Mereka tidak menuntut saya tapi saya tahu perasaan mereka setelah (trofi) pertama Liga Premier targetnya adalah Liga Champions. Ini normal ketika kita tidak ada trofi pasti ingin punya."

"Anda juga tidak boleh menjadi gila. Ini adalah pertandingan sepak bola. Berusaha yang terbaik dalam dua laga dengan skenario khusus dan itulah yang harus kami lakukan," tuturnya.

Baca juga: Jack Grealish dkk Bakal Main Lebih Bagus Dibanding di Kandang Madrid, Bos Man City: Kami Tidak Bodoh

Kini, agaknya Pep Guardiola muak dengan pertanyaan soal warisan hanya gara-gara belum menang UCL.

Pep Guardiola dinilai harus memenangkan piala Liga Champions sebagai warisannya.

Dikutip TribunTernate.com dari manchestereveningnews.co.uk, baginya, warisan itu sudah berupa pelajaran atau ilmu yang ia transfer kepada anak asuhnya serta para fans.

"Warisan saya sudah luar biasa. Saya sudah sering ikut ini (UCL). Warisannya adalah berupa masa-masa sulit yang pernah kita lalui."

"Selama bertahun-tahun mereka akan mengingat berbagai generasi pemain yang selama lima atau enam tahun mencetak banyak gol dan kebobolan sedikit gol, memenangkan banyak piala dan menang dengan cara yang baik."

"Orang-orang harusnya mengingat itu. Itu akan menjadi kenangan yang bagus."