Liga Champions
Kevin De Bruyne Akhirnya Angkat Bicara soal Bentak-bentak Suruh Guardiola Diam Jelang City Vs Inter
Sempat terjadi peristiwa yang cukup mengejutkan di mana bintang Manchester City, Kevin De Bruyne, membentak pelatihnya sendiri, Pep Guardiola
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Sempat terjadi peristiwa yang cukup mengejutkan di mana bintang Manchester City, Kevin De Bruyne, membentak pelatihnya sendiri, Pep Guardiola, untuk diam.
Peristiwa itu terjadi saat semifinal Liga Champions melawan Real Madrid, tepatnya pada babak kedua.
Kini, menjelang final Liga Champions melawan Inter Milan, Kevin De Bruyne menyinggung soal peristiwa itu.
Baca juga: VIDEO Capeknya Rodri saat Man City Vs MU di FA Cup sampai Terbungkuk, Komentator: Dia Tampak Hancur
Baca juga: RESMI, Riyad Mahrez Dipinang Al Ahli untuk Gabung ke Arab, Guardiola Rela Lepaskan dari Man City?
Dikutip TribunTernate.com dari cityxtra.co.uk, Kevin De Bruyne mengaku hal itu tidak berarti apa-apa dan keduanya tidak ada konflik.
"Ya, itu tidak apa-apa. Saya tidak melihat ada masalah di sana. Kami juga tak pernah membahasnya sebelum atau sesudah," ungkapnya.
Bagi bintang Belgia tersebut, hal itu adalah hal biasa dalam olahraga, apalagi skuadnya sedang dalam tekanan menghadapi laga-laga besar.
"Hal-hal ini biasa terjadi. Kalau kalian main laga kompetitif di level tertinggi, pasti akan melakukan segalanya untuk menang, dan itu terjadi pada para pemain dan para pelatih," tegasnya.
Kata Pep Guardiola
Pep Guardiola hanya bisa diam dan menunduk kala dibentak-bentak oleh anak asuhnya sendiri, Kevin De Bruyne.
Momen itu terjadi saat Manchester City melawan Real Madrid di leg 2 semifinal Liga Champions.
Setelah laga yang dimenangkan tuan rumah 4-0 itu, Pep Guardiola menjelaskan kronologi insiden tersebut.
Baca juga: Video Jack Grealish Lagi-lagi Jadi Kiper Jelang Final UCL Man City Vs Inter Milan: Ederson di Depan?
Dikutip TribunTernate.com dari goal.com, Pep Guardiola menyebut saat itu situasi memang tengah panas setelah dua gol dari Bernardo Silva.
Sedangkan Kevin De Bruyne melakukan transisi yang membuatnya diteriaki Pep Guardiola.
Tak terima diteriaki, Kevin De Bruyne langsung meledak menyuruh sang pelatih untuk diam.
"Saat skor 2-0, kami jadi sangat terburu-buru. Setelah jeda, Gundogan kehilangan bola, Kevin membuat tiga transisi yang tidak perlu, membuat kami terburu-buru sekali karena kami harusnya melakukan yang sebaliknya, yaitu menekan lawan dan menguasainya, menekan dan menguasai."
"Tapi itu normal. Semakin ditekan, jadi terburu-buru, dan bisa kehilangan lebih, meski secara umum kami sudah main luar biasa," paparnya.
Kevin De Bruyne Bentak Pep Guardiola
Terjadi sebuah kejadian yang tak biasa di lapangan saat Manchester City melawan Real Madrid.
Bintang Manchester City, Kevin De Bruyne, yang biasanya kalem nekat membentak sang pelatih, Pep Guardiola.
Insiden yang videonya viral di media sosial itu membuat perasaan fans Manchester City campur aduk.
Ada fans yang menganggapnya lucu, ada yang menyebut Kevin De Bruyne tidak menghormati Pep Guardiola, ada pula yang kasihan kepada sang bintang lantaran tampak stres.
Dari video yang beredar di media sosial, tampak Kevin De Bruyne tengah berebut bola dengan Eder Militao di dekat area pelatih.
Terdengar Pep Guardiola memberikan instruksi, "Oper bolanya! Oper bolanya!" kepada Kevin De Bruyne.
Bintang Belgia itu ternyata kesal dengan teriakan sang bos dan malah hilang fokus pada bolanya sambil balik berteriak, "Diam! Diam!"
Pep Guardiola yang berada di tepi lapangan tampak menunduk kembali ke tempat duduknya.
Para fans pun memiliki beragam tanggapan soal insiden tersebut.
@ErlingRo**: Itu normal. Memang momennya sedang panas, dia tak mungkin berani bilang begitu ke Pep di ruang ganti. Dia tahu apa yang bakal terjadi.
@mcfcda**: Saya kasihan pada Pep. KDB sangat tidak menghormatinya.
@pawangome**: KDB sedang mengalami masalah pribadi yang serius, hanya (Thierry) Henry dan skuadnya yang tahu, makanya Pep tidak bereaksi atas tindakannya itu. Secara umum, hal seperti ini juga lumayan wajar apalagi oleh pemain senior.
Apapun yang terjadi pada Kevin De Bruyne dan Pep Guardiola saat pertandingan, keduanya sudah saling berpelukan lagi saat sang pemain diistirahatkan.
Kevin De Bruyne Tak Sepaham dengan Pep Guardiola
Kevin De Bruyne tidak mau sepaham dengan sang pelatih, Pep Guardiola.
Hal ini terkait dengan pembuktian mereka di final Liga Champions nanti melawan Inter Milan.
Pep Guardiola menyebut akan semakin terbukti kehebatan Manchester City jika sudah memenangkan Liga Champions.
Sedangkan Kevin De Bruyne tidak mau kehebatannya cuma dianggap gara-gara satu laga saja.
Bagi Kevin De Bruyne, karier dirinya dan rekan-rekannya selama bertahun-tahun patut dihargai, meski nantinya menang atau kalah di final UCL.
"Lagian banyak di antara kami yang memang sudah hebat. Apakah ini berpengaruh (menang UCL), ya memang."
"Tapi satu laga 90 menit tidak segitunya menentukan karier. Saya sudah berlaga dalam sekitar 700 pertandingan. Satu laga 90 menit dari 700 laga tidak menentukan karier saya. Tapi jelas itu memang membantu," tegasnya, dikutip TribunTernate.com dari manchestereveningnews.co.uk.
Pep Guardiola Jelang Final UCL
Manchester City kini di ambang treble setelah menjuarai Liga Premier dan FA Cup, tinggal Liga Champions.
Manchester City akan berhadapan dengan Inter Milan di final UCL di Ataturk Olympic Stadium pada Minggu (11/6/2023) WIB.
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, mengaku dirinya tidak terlalu terobsesi dengan trofi Liga Champions.
Meski demikian, Pep Guardiola memastikan skuadnya tetap gigih untuk memenangkan final UCL.
"Ini lebih dari sekadar fakta bahwa kalau treble harus memenangkan Liga Champions. Kami sudah menengkan FA Cup dan Liga Premier," ucapnya dikutip TribunTernate.com dari manchestereveningnews.co.uk.
Pep Guardiola menyadari Liga Champions adalah trofi paling bergengsi dan terpandang di antara trofi lainnya.
"Semua orang tahu kami sudah melalui musim-musim yang luar biasa, lima gelar Liga Premier, dua FA Cup, Carabao Cup, tapi kami harus tetap memenangkan Liga Champions untuk bisa diakui seperti tim-tim lain yang pantas diakui."
"Tapi kami harus mengakui juga bahwa tanpa Liga Champions, kami sudah luar biasa, kami melalui masa-masa menyenangkan, tapi memang kami seperti melewatkan (sesuatu), jadi kami harus memenangkannya," paparnya.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.