Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Euro

Julian Nagelsmann Jadikan Kai Havertz Bek Timnas Jerman, Chelsea Dianggap Untung Jual ke Arsenal

Pelatih Timnas Jerman, Julian Nagelsmann, menjadikan anak asuhnya, Kai Havertz, di posisi bek kiri.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Instagram.com/@kaihavertz29
Pemain Arsenal, Kai Havertz. Pelatih Timnas Jerman, Julian Nagelsmann, menjadikan anak asuhnya, Kai Havertz, di posisi bek kiri. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pelatih Timnas Jerman, Julian Nagelsmann, menjadikan anak asuhnya, Kai Havertz, di posisi bek kiri.

Kai Havertz dipaksa mundur ke lini belakang saat laga Jerman vs Turki setelah sebelumnya di posisi penyerang.

Hal ini menimbulkan opini bahwa keputusan yang tepat bagi Chelsea menjual Kai Havertz ke Arsenal musim panas lalu.

Baca juga: Kai Havertz Ditertawakan gegara Pemain Arsenal Jadi Bek Timnas Jerman, Ex Chelsea Malah Cetak Gol

Baca juga: Jurgen Klopp Kesal soal Laga Man City Vs Liverpool, Kyle Walker: Untung Guardiola Baik

Baca juga: Reece James Akui Sosok Thiago Silva Bestie untuk Curhat, Kapten Chelsea: Cukup Tua Jadi Bapak Saya

Jurnalis Caleb Sage berpendapat bahwa Kai Havertz hingga saat ini belum menemukan posisi yang pas di skuad.

Maka dari itu, jika sampai dipertahankan di Chelsea, maka akan terjadi banyak eksperimen.

Seperti yang dilakukan pelatih Arsenal, Mikel Arteta, yang meminta Kai Havetrz turut membantu lini pertahanan karena postur tubuhnya yang tinggi yakni 193 cm.

Keputusan Chelsea menjual Kai Havertz, apalagi dengan mahar 65 juta poundsterling atau Rp 1,2 triliun dianggap tepat.

Saat masih bersama Chelsea, pemain 24 tahun ini sudah tampil 47 kali dan hanya menyumbangkan sembilan gol serta satu assist.

Kini hampir separo musim di Arsenal, Kai Havertz juga baru tampil 19 laga dengan hanya satu gol dan satu assist.

Kini, Chelsea sudah ada Nicolas Jackson dari Villarreal yang dibeli seharga 35 juta euro atau Rp 589 miliar.

Pemain Senegal itu sudah menyumbangkan tujuh gol dari 14 laga.

Ditambah lagi pemain lama seperti Raheem Sterling dan Conor Gallagher yang memperkuat kubu Mauricio Pochettino.

Kai Havertz Ditertawakan

Kai Havertz jadi bahan tertawaan gara-gara diposisikan sebagai bek kiri di Timnas Jerman.

Pelatih Jerman, Julian Nagelsmann, memilih Kai Havertz sebagai bek dalam laga persahabatan melawan Turki, Minggu (19/11/2023).

Tak disangka, saat ditertawakan di media sosial, mantan pemain Chelsea itu malah mencetak gol pembuka pada menit ke-5.

Diketahui, Kai Havertz berjaga di lini belakang sejajar dengan Antonio Rudiger, Jonathan Tah, dan Benjamin Henrichs.

Kai Havertz malah mencetak gol setelah mendapat assist dari bintang Bayern Munich, Leroy Sane.

Namun sayang, Jerman sebagai tuan rumah malah kalah dalam laga itu.

Selain Kai Havertz, gol Jerman dicatatkan oleh Niclas Fullkrug pada menit ke-49.

Namun, Turki sanggup membalas tiga gol dari Ferdi Kadioglu (38'), Kenan Yidiz (45+2'), dan Yusuf Sari (penalti 71').

Sejumlah penikmat sepak bola sempat menertawakan Kai Havertz gara-gara begitu seringnya ia berganti posisi.

@loverofch**: Penyerang terbaik Arsenal jadi bek kiri. Tidak ada pelatih yang tahu posisi terbaiknya

@nabill_**: Kai Havertz nanti jadi kiper

@cfcwane**: Kai Havertz jadi bek kiri untuk Jerman, jujur saja saya ketawa

@wshay**: Havertz main jadi bek kiri. Nagelsmann beri ide buruk ke Arteta

Mikel Arteta Disindir

Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino, menyindir sosok yang memprotes keputusan VAR hanya jika timnya dirugikan.

Kebetulan, ucapan Mauricio Pochettino itu diungkapkan setelah pelatih Arsenal, Mikel Arteta, memprotes soal VAR.

Mauricio Pochettino menanggapi keberadaan VAR, terutama di laga penuh drama saat Chelsea membantai Tottenham Hotspur 4-1 di laga tandang.

Pelatih asal Argentina itu diminta menanggapi ucapan bos Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, yang mengeluh VAR membuat laga lebih lama.

Bagaimana tidak, laga Chelsea vs Tottenham Hotspur harus terhenti sembilan kali untuk pengecekan VAR dengan total waktu tambahan 21 menit.

Mauricio Pochettino kemudian menyindir secara spesifik jika ada pelatih yang protes VAR hanya jika setelah timnya dirugikan.

Tentunya sosok yang disindir itu langsung mengarah pada Mikel Arteta yang memprotes VAR setelah Arsenal dikalahkan Newcastle United 1-0.

Mikel Arteta kesal dengan gol tunggal Anthony Gordon yang diperiksa VAR empat menit dan hasilnya sah.

Bos Arsenal yakin bahwa gol Anthony Gordon itu offside.

Pelatih asal Spanyol itu juga menyebut bahwa kesalahan VAR adalah hal yang memalukan.

Sementara Mauricio Pochettino secara kebetulan juga menyebut kata yang persis diucapkan oleh Mikel Arteta, yakni soal "memalukan".

"Terlalu banyak pelatih yang ingin dicek VAR tapi sekarang kalau merugikan mereka, (mereka bilang) 'Tidak, ini memalukan'. Ini sulit, tapi saya tidak membahas soal Arteta!" ujar Mauricio Pochettino dalam wawancara BeanymanSports.

Lebih lanjut, Mauricio Pochettino menyadari betul keberadaan VAR tentu ada sisi yang membuat rugi, namun ia tak bisa menolak adanya keterlibatan teknologi dalam pertandingan.

Ivan Toney Pilih Chelsea atau Arsenal

Penyerang Brentford, Ivan Toney, dihadapkan sejumlah pilihan klub untuk berlabuh, di antaranya Chelsea dan Arsenal.

Namun, Ivan Toney yang saat ini masih diskors dianggap lebih cocok untuk bergabung dengan Chelsea.

Skuad Mauricio Pochettino dianggap lebih membutuhkan jasa Ivan Toney sebagai penyerang berpengalaman.

Hal ini diungkapkan oleh pemain Forest Green, Troy Deeney, dikabarkan oleh The Sun.

"Ivan Toney punya dua opsi jika dia pergi di jendela transfer Januari, Chelsea atau Arsenal."

"Saran saya untuknya untuk gabung ke proyek di mana Anda cocok seperti rasanya memakai sarung tangan, dan itu adalah Chelsea," ujarnya.

Menurut Deeney, gol-gol yang selama ini tercipta di kubu Mauricio Pochettino bukan datang dari konsistensi pemain.

Sehingga bagi Deeney, Chelsea sangat butuh pemain yang berpengalaman di lini depan sebagai pencetak gol reguler.

"Di umur 27 tahun, dia juga akan dipandang sebagai pemain yang sangat berbakat, skuad muda di Stamford Bridge baru bisa dua atau tiga tahun ke depan untuk benar-benar menjadi ancaman," tambahnya.

(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved