DKP Halmahera Selatan Sebut Perubahan Warna Laut Obi Bukan Limbah Industri, DLH Uji Sampel Air

TRIBUNTERNATE.COM, BACAN - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Halmahera Selatan Yusuf Untung buka suara soal perubahan warna air laut di Pulau Obi dari biru ke cokelat.

Ia menyebut, perubahan warna air laut bukan disebabkan limbah industri tambang yang beroperasi di Pulau Obi.

"Jadi karena penampungan air di PT Wanatiara Persada jebol akibat melewati batas kapasitas sehingga mengerus tanah ke permukaan air laut dan mengakibatkan perubahan laut berwarna cokelat," ujar Yusuf, Minggu (26/11/2023).

Sementara Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halmahera Selatan Samsu Abubakar mengatakan pihaknya telah mengambil sampel air laut di Pulau Obi untuk diuji di laboratorium milik KLHK.

Baca juga: BREAKING NEWS: Air Laut Pulau Obi Halmahera Selatan Berubah Warna, Diduga Akibat Aktivitas Tambang

Hal ini dilakukan untuk memastikan ada atu tidaknya pencemaran terhadap air laut tersebut.

"Tim kita sudah ambil sampelnya, untuk diuji di laboratorium terakreditasi dari KLHK. Ini untuk memastikan ada atau tidak air itu tercemar," katanya.

Samsu pun memastikan bakal menyampaikan ke publik jika hasil uji sampel itu sudah keluar.

"Jadi apakah ada biota laut yang mati atau tidak. Prinsipnya, DLH akan menyampaikan hasil uji sampelnya," tandas Samsu.

Air laut di Pulau Obi, Halmahera Selatan, dilaporkan mengalami perubahan warna dari biru ke cokelat pada Rabu (22/11/2023).

Perubahan air laut, diduga akibat dari aktivitas pertambangan nikel di Pulau Obi.(*)