Tingkatkan Kualitas Pelayanan, Pegawai Rutan Ternate Dapat Pelatihan Bahasa Isyarat dari SLBN Sasa

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE-Rutan Kelas IIB Ternate menggandeng Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Sasa untuk memberikan Pelatihan Berbahasa Isyarat kepada Jajaran Rutan Kelas IIB Ternate khususnya kepada Duta Layanan dan Petugas P2U sebagai garda terdepan yang memiliki peranan penting dalam hal kualitas pelayanan.

Pelatihan ini dalam rangka meningkatkan kualitas Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manusia (HAM), sesuai dengan UU Nomor 8 tahun 2016 tentang Hak Kesejahteraan Sosial untuk Penyandang Disabilitas.

Kegiatan Pelatihan kali ini, bertempat di Halaman Rutan Kelas IIB Ternate dan juga merupakan salah satu kegiatan pada Pembinaan Fisik Mental dan Disiplin(FMD) Rutan Kelas IIB Ternate, Sabtu (18/11/2023).

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIT dibuka secara resmi oleh Kepala Rutan Kelas IIB Ternate, Yudhi Khairudin.

Dalam sambutannya, Yudhi menyampaikan bahwa dalam rangka memberikan pelayanan prima untuk masyarakat disabilitas terutama untuk tuna rungu atau tuli maka diperlukan upaya peningkatan kualitas layanan publik yang berpedoman pada prinsip-prinsip HAM dengan berorientasi pada kebutuhan, kepastian, dan kepuasan penerima layanan publik.

Ia juga berpesan kepada jajaran Rutan Kelas IIB Ternate agar mengikuti pelatihan dan materi yang diberikan dengan serius dan konsentrasi, demi mewujudkan pelayanan unit kerja yang berpedoman pada prinsip HAM, pelayanan yang cepat, tepat, berkualitas, tidak diskriminatif, serta bebas dari pungli, suap, korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Selanjutnya sambutan dari Kepala Sekolah SLBN Sasa, Irfan Rahman, yang membawa pemateri dan perwakilan guru-guru yang berkompeten.

Materi yang diikuti Rutan kelas IIB Ternate berupa pelatihan bahasa isyarat yang sesuai dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Pelatihan dasar terkait belajar mengenal isyarat huruf, angka hingga bagaimana menyapa orang, memperkenalkan diri, dan kalimat yang sering digunakan sehari- hari di Rutan.

Harapannya jika ada warga binaan atau pembesuk yang tunarungu, semua petugas sudah bisa melayani dengan baik. Adapun respon dari peserta pelatihan mendapat antusias yang sangat tinggi.

Diharapkan dengan adanya pelatihan bahasa isyarat itu akses pelayana disabilitas tidak mengalami kendala berkomunikasi sehingga pelayanan yang diberikan berjalan dengan baik.