Liga Inggris
Enzo Maresca atau Mauricio Pochettino, Pilihan Boehly atau Eghbali yang Selamatkan Bisnis Chelsea
Apakah Enzo Maresca atau Mauricio Pochettino yang sebenarnya bisa menyelamatkan Chelsea?
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNTERNATE.COM - Apakah Enzo Maresca atau Mauricio Pochettino yang sebenarnya bisa menyelamatkan Chelsea?
Saat ini, masa depan Chelsea dipertaruhkan di tangan para petinggi yang sempat dikabarkan berseteru.
Adalah dua miliarder, Todd Boehly dan Behdad Eghbali, yang terlibat dalam hubungan bisnis toksik alias tidak sehat untuk saat ini.
Baca juga: Enzo Maresca Bongkar Cara Pilih Starting XI: Sejak Awal Saya di Chelsea Pasti Sudah Persiapan
Baca juga: Mateo Kovacic Blak-blakan Ngaku Senang Jebol Gawang Chelsea, Pemain Man City: Momen Istimewa
Sang pebisnis Amerika Serikat adalah sosok yang mendukung dipertahankannya Mauricio Pochettino musim lalu.
Sedangkan rekan bisnisnya yang berasal dari Iran itu tidak ingin klub miliknya terus dipimpin oleh Mauricio Pochettino.
Maka dari itu, Behdad Eghbali merekrut Enzo Maresca dari Leicester City.
Kini, para penikmat sepak bola akan menyaksikan musim pembuktian, apakah pilihan Todd Boehly atau Behdad Eghbali yang bakal menyelamatkan Chelsea.
Hierarki Kepemimpinan Chelsea
Semua perubahan besar dalam tubuh Chelsea ini berawal dari invasi Rusia ke wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022, di mana miliarder keturunan Rusia-Israel, Roman Abramovich, dituduh memiliki asosiasi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Roman Abramovich terpaksa menjual klub yang sudah ia miliki selama 19 tahun tersebut demi menghindari sanksi pemerintah Inggris.
Dalam konsorsium yang dipimpin oleh Todd Boehly, akhirnya pebisnis Amerika Serikat dan jajarannya di BlueCo sepakat membeli Chelsea senilai Rp78,19 triliun.
Dikutip dari bbc.com, Todd Boehly yang selama ini dianggap memiliki kekuasan tertinggi ternyata hanya memiliki saham minoritas sebanyak 12,8 persen.
Dengan persentase yang sama, dua bagian lain setara Todd Boehly dimiliki oleh pengusaha Amerika Serikat lain, Mark Walter dan miliarder Swiss, Hansjorg Wyss.
Sementara Behdad Eghbali bersama Clearlake Capital yang paling mendominasi, dengan saham sebanyak 61,5 persen.
Awalnya, Todd Boehly memang tampak lebih berkuasa dengan posisinya sebagai direktur olahraga interim.
Todd Boehly mengganti Thomas Tuchel dengan Graham Potter serta membeli sejumlah pemain seperti Raheem Sterling, Kalidou Koulibaly, hingga Pierre-Emerick Aubameyang.
Sekarang, Behdad Eghbali sebagai pendiri Clearlake Capital bersama Jose Feliciano lebih mendominasi dalam pengambilan keputusan, dikutip dari skysports.com.
Behdad Eghbali menunjuk Laurence Stewart dan Paul Winstanley sebagai direktur olahraga serta mendominasi Chelsea dalam 18 bulan terakhir.
Belum ada solusi jelas terkait ketimpangan kekuasaan di Chelsea.
Hanya saja, Todd Boehly dikabarkan ada niat untuk membeli saham yang dimiliki oleh Clearlake Capital senilai 2,5 miliar poundsterling atau Rp50,3 triliun.
Namun, tentu saja Behdad Eghbali enggan untuk menjualnya dan tidak akan membiarkan jika Todd Boehly menjual sahamnya ke pihak luar.
Tindakan yang paling mungkin dilakukan Behdad Eghbali adalah menguasai seluruh kepemilikan saham.
Enzo Maresca vs Mauricio Pochettino
Selama ini, banyak yang mengira bahwa Todd Boehly berada di posisi tertinggi jajaran kepemilikan Chelsea.
Setiap kali Chelsea tampil buruk, para fans tak hanya menyalahkan pelatih yang tengah menjabat, namun juga menyalahkan Todd Boehly.
Ketika terjadi konflik internal di awal musim ini, barulah orang-orang menyadari posisi Todd Boehly ternyata tidak memegang kuasa sebesar yang mereka bayangkan.
Pemilihan Enzo Maresca sebagai pengganti Mauricio Pochettino tentunya menuai pro dan kontra.
Rumornya, Todd Boehly adalah sosok yang mendukung Mauricio Pochettino, per thetimes.com.
Sementara Paul Winstanley dan Laurence Stewart berada di pihak Behdad Eghbali yang ingin mantan pelatih PSG itu diganti.
Pihak Behdad Eghbali sampai membuat laporan berisi 18 halaman, berisi mengapa Mauricio Pochettino harus diganti setelah 10 bulan melatih.
Menanggapi hal itu, Todd Boehly berusaha memveto keputusan tersebut.
Sebagian pihak tidak setuju karena melihat Mauricio Pochettino sudah ada progres untuk mengembalikan kejayaan Chelsea.
Dari urutan ke-12 di awal musim, Mauricio Pochettino sanggup mengangkat The Blues di urutan ke-6 klasemen di akhir musim.
Sementara sebagian pihak lainnya menganggap gaya kepemimpinan mantan pelatih Tottenham Hotspur itu cenderung monoton dengan sikap sang bos yang dianggap kurang interaktif dengan pemain.
Ada juga yang beranggapan bahwa "kesuksesan" Mauricio Pochettino sangat dipengaruhi oleh bergabungnya Cole Palmer dari Manchester City.
Yang mana sosok yang kini menjadi pelatih Timnas Amerika Serikat itu mengaku tidak dilibatkan sama sekali saat Chelsea memboyong Cole Palmer.
Untuk Enzo Maresca, muncul pujian dari sejumlah pihak karena ia berhasil membawa Leicester City promosi ke Liga Premier.
Bahkan, pelatih asal Italia itu dijuluki sebagai The Next Pep Guardiola, pelatih yang sanggup membawa Manchester City sebagai pemenang treble.
Enzo Maresca yang pernah menjadi asisten Pep Guardiola di Manchester City kini menjadi harapan baru Chelsea.
Di laga pekan kelima EPL, West Ham United vs Chelsea pada Sabtu 21 September 2024, mulai tampak kedalaman skuad The Blues.
Chelsea berhasil membantai tuan rumah 3-0 melalui brace dari Nicolas Jackson (4', 18') dan gol Cole Palmer (47').
Dari lima laga pertama musim ini, Chelsea mencatatkan satu kekalahan, satu hasil imbang, dan tiga kemenangan.
Semua kemenangan itu diraih skuad Enzo Maresca di laga tandang, yakni melawan Wolves, Bournemouth, dan West Ham United.
Pencapaian ini menyamai rekor Pep Guardiola di tahun 2016, di mana ia sanggup memenangkan tiga laga tandang pertama di musim pertama bersama klub barunya di Liga Premier.
Perbandingan Dua Pelatih
Baik Mauricio Pochettino atau Enzo Maresca punya kelebihan dan kekurangan masing-masing berdasarkan opini tokoh pengamat atau pemainnya sendiri.
Mantan bek Chelsea, Frank Leboeuf, berpendapat bahwa perubahan pelatih tidak akan membawa dampak untuk The Blues.
Frank Leboeuf merasa, Enzo Maresca tidak akan banyak membantu Chelsea.
"Saya tidak benar-benar mengenal Enzo Maresca dan saya mendoakan yang terbaik untuknya, tapi saya benar-benar merasa (kehadirannya) tidak mengubah apa-apa."
"Masalahnya itu di lapangan, bukan pelatihnya. Pochettino itu sangat bagus tapi sialnya para pemilik klub itu tidak paham."
"Itu karena para pemainnya kenapa kita bisa seburuk itu, bukan karena pelatih," kritiknya pada Juli 2024 lalu via BoyleSports.
Opini Frank Leboeuf yang dilontarkan sebelum musim dimulai itu mungkin bisa disanggah oleh kesan positif yang ditinggalkan Enzo Maresca untuk para pemain.
Ketika kepelatihan Enzo Maresca sudah dimulai, para pemain Chelsea menceritakan hal-hal positif positif mengenai pelatih asal Italia itu.
Karena kesan positif terhadap Enzo Maresca, maka perbandingan terhadap Mauricio Pochettino pun tak bisa terhindarkan.
"Minggu pertama Enzo Maresca memimpin latihan Chelsea hanya meninggalkan kesan positif kepada para pemain yang menceritakannya kepada perwakilan mereka, betapa mereka menikmati sesi latihannya," tulis jurnalis Kieran Gill via Mail Sport.
"Sudah ada firasat bahwa instruksi taktis Maresca jauh lebih jelas dibandingkan pendahulunya, kata-kata paling umum yang keluar dari mulut pria Italia berusia 44 tahun selama seminggu ini adalah 'bagus' setiap kali dia melihat sesuatu yang dia sukai," tambahnya.
Kabar itu juga didukung dengan pendapat terkini dari sang bek baru, Tosin Adarabioyo, yang bursa transfer musim panas ini direkrut dari Fulham.
Bagi Tosin Adarabioyo, Enzo Maresca adalah pelatih yang bisa menjelaskan instruksinya secara detail.
Sementara itu, mantan bintang Chelsea, Craig Burley, menyorot keberanian Enzo Maresca dalam melatih skuad The Blues.
Craig Burley terkesan dengan kemenangan 3-0 Chelsea atas West Ham United.
Sang mantan penyerang membandingkan Enzo Maresca dengan Mauricio Pochettino dan Thomas Tuchel.
Di mana pelatih asal Jerman dan Argentina itu cenderung membiarkan skuadnya bermain lebih santai dan kurang agresif.
“Dulu, Chelsea di bawah Tuchel dan tentu saja di bawah Pochettino, mereka bermain lebih santai, membiarkan tim lawan mendapatkan kesempatan."
"Dan mungkin mencatatkan 100 passing, dia (Maresca) telah mengubahnya."
“Umpan-umpan itu bergerak maju. Mereka lebih sering menatap ke depan, dan sekali lagi, hari ini mereka melakukannya dengan sangat, sangat baik,” pujinya via ESPN.
Selain dari gaya kepelatihan kepada para pemain, situasi skuad di era Enzo Maresca dianggap berada di posisi yang lebih baik ketimbang saat dilatih Mauricio Pochettino.
Hal ini diucapkan oleh jurnalis Football Espana, Will Faulks.
Faulks menyorot kondisi cedera para pemain Chelsea yang menghantui selama beberapa musim terakhir.
Chelsea biasanya mencatatkan lebih dari lima pemain yang kerap absen.
Bahkan, Chelsea menduduki posisi puncak klub Liga Premier dengan jumlah pemain cedera terbanyak.
Saat ini, Chelsea hanya mencatatkan Reece James, Romeo Lavia, dan Malo Gusto.
Pemain kunci seperti Christopher Nkunku yang musim lalu didera cedera kini rutin dimainkan meski dari bangku cadangan.
Dengan semua testimoni positif tentang Enzo Maresca, Mauricio Pochettino bukan berarti tak punya kelebihan.
Seperti dari penuturan sang winger, Noni Madueke, yang sangat bersyukur pernah dilatih Mauricio Pochettino selama semusim.
Ia merasa, Mauricio Pochettino yang mendidiknya untuk bisa menjadi sosok yang jauh lebih dewasa.
Rekan senegara Noni Madueke, Cole Palmer, bahkan merasa Mauricio Pochettino menyelamatkan kariernya.
Dikutip dari 90min.com, Cole Palmer menyebut kebebasan yang diberikan Mauricio Pochettino membuatnya bisa leluasa unjuk gigi di skuad Chelsea sampai dipanggil ke Timnas Inggris senior.
Mauricio Pochettino yang kini resmi menjabat sebagai pelatih baru Timnas Amerika Serikat juga langsung memberi optimisme untuk anak asuhnya.
Diketahui, Mauricio Pochettino menggantikan Gregg Berhalter yang dipecat oleh Federasi Sepak Bola Amerika Serikat atau USSF.
Pemain AC Milan, Christian Pulisic, menyampaikan harapannya untuk Mauricio Pochettino.
Mantan pemain Chelsea tersebut ingin sang pelatih baru bisa menanamkan mental pemenang di skuadnya.
Sebelum sang pelatih baru resmi terpilih, Christian Pulisic sempat bertanya kepada teman-temannya terkait pendapat mereka soal Mauricio Pochettino.
"Saya sudah mengobrol dengan beberapa pemain di Chelsea, mereka sangat menikmati kepelatihannya."
"Jujur saja, saya cuma mendengar hal-hal baik, dan saya bukan cuma di lisan saja, saya benar-benar menantinya," ujarnya via goal.com.
Lagi-lagi segala komentar positif soal Mauricio Pochettino sayangnya tak bisa lepas dari perbandingannya dengan Enzo Maresca.
Jurnalis London World, Rahman Osman, mengungkapkan bahwa Mauricio Pochettino kurang terlibat dengan pemain saat melatih.
Hal ini dirasakan oleh jajaran pemilik Chelsea serta direktur olahraga.
Mereka mengklaim bahwa bos asal Argentina itu agak lepas tangan dan menyerahkan banyak detail kepada asistennya, Jesus Perez.
Sementara itu, Enzo Maresca saat ini dipuja-puja gara-gara keterlibatannya saat sesi latihan.
Enzo Maresca tampak begitu jelas memberi instruksi di tengah-tengah pemain.
Tidak heran jika Behdad Eghbali ngotot ingin mengganti Mauricio Pochettino dengan Enzo Maresca.
Dari penuturan sejumlah tokoh di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa yang dibutuhkan pemain Chelsea saat ini adalah sosok seperti Enzo Maresca.
Para pemain muda yang sebagian belum berpengalaman di Liga Premier harus diberi instruksi mendetail.
Skuad yang didominasi pemain muda juga sangat potensial untuk dimanfaatkan kekuatan fisiknya dalam permainan yang agresif.
Maka dari itu, keputusan Behdad Eghbali sejauh ini dipandang paling masuk akal ketimbang Todd Boehly yang condong pada Mauricio Pochettino.
Chelsea Kembali ke Kejayaan
Mulai stabilnya penampilan Chelsea di lapangan akan berpengaruh pada situasi bisnis BlueCo, meski musim ini mereka masih melakukan sejumlah kesalahan dalam mengelola klub.
Misalnya dengan trik bisnis kontrak panjang para pemain baru demi mengelabuhi UEFA dengan aturan FFP agar pengeluaran Chelsea tidak tampak sebanyak aslinya.
Dengan demikian, tidak tampak pula pelanggaran terhadap aturan Profit and Sustainabilty (PSR).
Selain dengan cara kontrak panjang melalui sistem amortisasi, Chelsea juga melakukan cara lain untuk menghindari pelanggaran aturan PSR atau keuntungan dan keberlanjutan.
Tahun ini, Chelsea menjual dua hotel, yakni Millennium dan Copthorne yang lokasinya dekat dengan Stamford Bridge.
The Blues menjualnya ke anak perusahaan, dari Chelsea FC Holdings ke BlueCo 22 Properties Ltd yang sebenarnya sama-sama dikuasai Clearlake Capital dan Todd Boehly.
Selain itu, Chelsea juga masih saja merekrut pemain secara "buta" hingga nama klub London ini nyaris selalu ada dalam perebutan pemain.
Mulai dari nama besar sekelas Kylian Mbappe sampai pemain belasan tahun yang masih belum terbukti kemampuannya di klub besar.
Chelsea yang merekrut belasan pemain baru akhirnya memasukkan delapan di antaranya ke skuad Enzo Maresca.
Mereka adalah Filip Jorgensen, Tosin Adarabioyo, Renato Veiga, Kiernan Dewsbury-Hall, Joao Felix, Jadon Sancho, Pedro Neto, dan Marc Guiu.
Dengan skuad yang masih saja gemuk, Enzo Maresca sepertinya mulai mempelajari strategi terbaik.
Penampilan Chelsea kini kian stabil dan ada tanda-tanda duo pemilik klub akur lagi.
Todd Boehly dan Behdad Eghbali kedapatan kembali berdua menonton laga West Ham United vs Chelsea.
Jika kebersamaan keduanya hanyalah gimmick atau formalitas saja, maka masa depan Chelsea masih belum ada kepastian meski penampilan skuad di lapangan sudah membaik.
Jika pertanda damai, maka penunjukkan Enzo Maresca sebagai pelatih bisa benar-benar menyelamatkan masa depan Chelsea.
Bukan mustahil bagi Chelsea untuk akhirnya bisa berakhir di empat besar dan kembali ke Liga Champions jika performa bisa terus konsisten.
Bentrok antara kedua pemilik pun bisa dihindari dengan Chelsea yang mulai menemukan jalan menuju kejayaan lagi sehingga perputaran bisnis bisa dilakukan dengan sehat.
Namun, kesuksesan Chelsea nantinya akan menjadi boomerang bagi Liga Premier.
Dengan cara berbisnis BlueCo yang seperti sekarang, maka klub-klub lain bisa jadi meniru metode mereka yang tidak mempedulikan keberlanjutan.
Harga-harga pemain akan semakin melonjak tinggi, melihat klub-klub kaya bisa membeli pemain dengan mudah dan menyiasatinya dengan kontrak panjang.
Klub-klub kecil yang tidak bisa mengandalkan kekayaan bakal rawan tergeser atau terhapus oleh klub-klub elit.
Liga Premier bisa jadi hanya akan menjadi pertunjukan adu kuat kemampuan bisnis dan finansial antarklub, tidak lagi bisa dinikmati para pencinta sepak bola.
Kelakuan BlueCo yang mengandalkan uang harus segera dikontrol dengan aturan tegas atau sanksi demi keberlangsungan Liga Premier.
(TribunTernate.com/ Ifa Nabila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.