Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Timnas Indonesia

Apa Prestasi Patrick Kluivert Pangganti Shin Tae-yong, Top Scorer Eropa, Peringkat Ballon d'Or

Apa prestasi Patrick Kluivert calon pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia?

|
Editor: Ifa Nabila
Instagram.com/@patrickkluivert9
Mantan pemain Barcelona, Patrick Kluivert. Apa prestasi Patrick Kluivert calon pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia? 

TRIBUNTERNATE.COM - Apa prestasi Patrick Kluivert calon pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia?

Patrick Kluivert bukanlah sosok asing di dunia sepak bola Eropa.

Mantan bintang Barcelona itu pernah nyaris memenangkan gelar bergengsi Ballon d'Or.

Baca juga: Kronologi Skandal Patrick Kluivert Pengganti Shin Tae-yong, Utang Judi hingga Pengaturan Skor

Baca juga: Alasan Shin Tae-yong Dipecat, Apa Penyebab STY Diberhentikan PSSI, Erick Thohir Jawab Kenapa

Prestasi Gemilang Patrick Kluivert

Patrick Kluivert lahir di Amsterdam, Belanda pada 1 Juli 1976.

Kluivert berlatih di tim muda klub lokal, Schellingwoude sebelum bergabung ke tim muda Ajax Amsterdam.

Kluivert kemudian menjadi salah satu pentolan generasi emas Ajax Amsterdam pada 1990-an.

Penampilan impresif bersama Ajax pun membuatnya direkrut AC Milan pada 1997.

Pada 1998, Kluivert hijrah ke Barcelona dan menjadi andalan Blaugrana di lini serang bersama Rivaldo.

Kluivert tampil dalam 257 pertandingan untuk Barcelona hingga 2004 dan mencetak 122 gol.

Patrick Kluivert kemudian pindah ke Newcastle United, Valencia, dan PSV Eindhoven sebelum menutup karier di LOSC Lille pada 2007/2008.

Sepanjang kariernya sebagai pesepakbola, Kluivert meraih tiga gelar Eredivisie Belanda bersama Ajax dan PSV dan satu La Liga Spanyol bersama Barcelona.

Kluivert juga menjadi top skor Piala Eropa 2000 dan menempati peringkat kelima Ballon d'Or 1995.

Kendati memiliki karier mentereng sebagai pemain, kiprah Patrick Kluivert di dunia kepelatihan cukup terjal. Pria yang kini berusia 48 tahun ini mengambil lisensi kepelatihan pada 2008 dan menjadi staf pelatih di AZ Alkmaar.

Selain AZ Alkmaar, Patrick Kluivert pernah menjadi asisten pelatih di Brisbane Roar yang dilatih pelatih Tottenham Hotspur kini, Ange Postecoglou. Kluivert juga pernah menjadi asisten di NEC Nijemegen, Timnas Belanda, dan Kamerun.

Patrick Kluivert pun sempat menjabat posisi direktur olahraga di Paris Saint-Germain pada 2016-2017 dan manajer akademi di Barcelona pada 2019-2021.

Karier sebagai pelatih kepala dimulai Patrick Kluivert di tim cadangan FC Twente atau Jong Twente pada 2011/2012. Kluivert berhasil mengantarkan Jong Twente menjuarai Beloften Eredivisie, kompetisi bagi tim cadangan klub Eredivisie yang kini telah dibubarkan.

Pada 2015, Kluivert direkrut menjadi pelatih Timnas Curacao. Kluivert berhasil membawa timnas dari Laut Karibia itu ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2018 zona CONCACAF, prestasi terbaik Curacao. 

Kluivert kemudian mengundurkan diri dan menjadi asisten eks rekan setimnya, Clarence Seedorf di Timnas Kamerun. Namun, Kluivert meninggalkan Kamerun usai Seedorf dipecat pada 2018.

Pada 2021, ayah dari pemain Bournemouth, Justin Kluivert ini kembali ke Curacao sebagai pelatih interim, tetapi kemudian mengundurkan diri setelah beberapa bulan.

Patrick Kluivert direkrut klub Liga Super Turki, Adana Demirspor pada awal musim 2023/2024.

Ekspektasi untuk Kluivert cukup tinggi karena Adana Demirspor baru saja finis di peringkat empat liga dan lolos ke kualifikasi UEFA Conference League.

Akan tetapi, Kluivert gagal memenuhi ekspektasi saat melatih M'Baye Niang dan kawan-kawan. Patrick Kluivert dipecat Adana Demirspor pada Desember 2023 usai kalah beruntun di Liga Super Terki dan tereliminasi dari kualifikasi UEFA Conference League.

Selama menukangi Adana Demirpor, Patrick Kluivert meraih delapan kemenangan dan enam kekalahan dari 20 pertandingan.

Masa Lalunya Dikerok

Hampir pasti menjadi kepala pelatih Timnas Indonesia, masa lalu Patrick Kluivert pun disorot netizen.

Patrick Kluivert diketahui diterpa sejumlah skandal ketika masih aktif bermain atau setelah pensiun.

Salah satu skandal yang menggegerkan adalah pemerasan terhadap Kluivert gara-gara utang judi beberapa tahun lalu.

 Pada 2017, suratkabar Belanda, De Volkskrant melaporkan bahwa Patrick Kluivert diancam geng gara-gara utang judi yang menggunung.

Utang judi Kluivert waktu itu dilaporkan mencapai lebih dari satu juta euro.

Patrick Kluivert dikabarkan kerap berjudi saat melatih Jong Twente.

Kendati tidak melanggar hukum, Kluivert disebut kalah terus hingga terpaksa berutang.

Patrick Kluivert juga dituduh terlibat pengaturan skor dalam kasus tersebut.

Diancam Geng Kriminal

Dikutip dari The Sun, Patrick Kluivert bahkan dilaporkan diperas oleh geng kriminal setelah menumpuk utang judi hampir £900.000 (sekitar Rp 15 milia) karena bertaruh untuk kemenangan FC Twente .

Kala itu mantan penyerang Ajax , Barcelona, ​​dan Newcastle ini menjabat sebagai direktur sepak bola di Paris Saint-Germain.

Media De Volkskrant melaporkan Kluivert terlibat dengan sekelompok penjahat saat ia melatih FC Twente dari tahun 2011 hingga 2012.

Serangkaian taruhan besar menyebabkan Patrick Kluivert  mengakumulasi utang lebih dari hampir £900.000.

Mantan pemain internasional Belanda itu dilaporkan telah bertaruh pada pertandingan yang melibatkan tim utama Twente — dan inilah yang menjadi subjek pemerasan.

Geng tersebut dilaporkan telah memberikan tekanan “besar” kepada Patrick Kluivert agar membayar utangnya.

Namun laporan itu menegaskan tidak ada bukti Patrick Kluivert terlibat dalam pengaturan pertandingan, atau taruhan ilegal.

Dan memang tindakannya tidak dianggap ilegal saat itu.

Pengacara Kluivert, Gerard Sprong, telah menggarisbawahi ketidakbersalahan kliennya, dengan menegaskan bahwa ia “tidak memiliki keterlibatan kriminal dalam manipulasi pertandingan sepak bola” dan bahwa ia “hanya korban dalam kasus ini.”

Dan menambahkan bahwa Patrick Kluivert  pernah diperiksa hanya “sebagai saksi”.

Diketahui Patrick Kluivert diperas hingga tahun 2014 dan cerita ini muncul menyusul penangkapan lima anggota komplotan kriminal tersebut.

Direktur PSG saat itu belum berkomentar secara publik tentang kasus ini.

Prestasi Shin Tae-yong

Media Korea Selatan turut bereaksi atas pemecatan Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia.

Media Korea Selatan, negara asal Shin Tae-yong, itu mengungkit prestasi STY selama ini.

Adapun pengumuman pemecatan disampaikan Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta hari ini, Senin (6/1/2025).

Sikap PSSI itu mendapat sorotan dari media Korea Selatan (Korsel).

Naver menulis "Shin Tae-yong yang memberi Indonesia impian Piala Dunia, mengakhiri karirnya di Indonesia dengan ‘pemecatan yang tidak masuk akal'.

Ditulis alasan PSSI pecat STY, “Keputusan ini merupakan hasil kajian dan evaluasi yang cermat terhadap kinerja timnas dan tujuan jangka panjangnya.”

"Itu adalah pemecatan mendadak," tulis Naver.

Pelatih Shin Tae-yong dan PSSI memperpanjang kontrak hingga 2027 pada Juni tahun lalu.

Hal itu berkat pesatnya perkembangan sepak bola Indonesia yang dimotori pelatih Shin Tae-yong.

Indonesia melaju ke babak 16 besar Piala Asia Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang digelar di Qatar pada Januari tahun lalu.

Indonesia menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara yang melaju ke babak 16 besar kompetisi ini.

Pada Piala Asia U-23 April 2024, saat kualifikasi Olimpiade Paris dipertaruhkan, mereka mendapat kejutan besar dengan mengalahkan Korea dan melaju ke semifinal.

Saat itu, Indonesia tidak lolos ke Olimpiade, namun berhasil mencapai semifinal Asia dan mendapat tepuk tangan meriah.

Itu tidak berakhir di sini.

Indonesia lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia Amerika Utara dan Tengah 2026 kawasan Asia.

Indonesia meraih 1 kemenangan, 3 kali seri, dan 2 kekalahan (6 poin) dalam 6 pertandingan di babak penyisihan ke-3.

Pada 19 November tahun lalu, mereka mengalahkan Arab Saudi 2-0 di kandang sendiri. 

Ini merupakan kemenangan pertama Indonesia di kualifikasi Asia yang menjadi penentu lolosnya mereka ke putaran final Piala Dunia.

Indonesia menduduki peringkat ke-3 Grup C babak kualifikasi ke-3 dan berpeluang besar melaju ke putaran final Piala Dunia.

Selisih poin Indonesia dengan peringkat kedua Australia hanya terpaut satu poin.

Di babak ketiga kualifikasi Asia, dua tim teratas dari masing-masing grup akan mengamankan tempat di putaran final Piala Dunia.

Tempat ke-3 dan ke-4 menuju ke babak playoff.

Pemecatan mendadak Pelatih Shin Tae-yong dinilai karena kegagalan tim melaju ke semifinal Piala AFF yang diikuti perwakilan kelompok umur.

Indonesia menjadi tim yang belum bisa dipastikan mampu naik ke posisi teratas Asia Tenggara meski berstatus tim elite.

"Itu sebabnya sulit memahami keputusan PSSI memecat pelatih Shin Tae-yong," tulis media Naver.

PSSI Dinilai Tidak Realistis

Chosun yang merupakan salah satu media ternama yang berasal dari negara Shin Tae-yong turut memberikan sudut pandang.

Dalam artikel terbarunya, Chosun tidak segan mengkritisi kebiasaan PSSI selaku Federasi Sepak Bola Indonesia yang hobi bergonta-ganti pelatih.

Chosun juga memandang PSSI tidak cukup realistis melihat kondisi Timnas Indonesia yang masih menempati ranking diluar 100 besar.

Namun pelatihnya dituntut bisa membawa lolos ke Piala Dunia.

"Kita tidak bisa ke final Piala Dunia dengan cara seperti ini, kebiasaan buruk Persatuan Sepak Bola Indonesia untuk menggoyang Shin Tae-yong kembali terkuak, kenapa?" tulis pemberitaan Sports Chosun.

"Ini bukan pertama kalinya terjadi guncangan seperti itu, manajer telah memperoleh kepercayaan penuh dari para penggemar dengan membawa Indonesia ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia,"

"Meski sempat mengalahkan Arab Saudi di kandang sendiri, nyatanya hal itu membuat keraguan terus berlanjut," tambahnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Duduk Perkara Patrick Kluivert Diancam Geng Kriminal Karena Utang Judi dan Terlibat Pengaturan Skor

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved