Timnas Indonesia
5 Kelebihan dan Kekurangan Patrick Kluivert di Timnas, Pengganti Shin Tae-yong Diperkenalkan Besok
Simak kelebihan dan kekurangan Patrick Kluivert yang sebentar lagi diperkenalkan sebagai pelatih Timnas Indonesia.
TRIBUNTERNATE.COM - Simak kelebihan dan kekurangan Patrick Kluivert yang sebentar lagi diperkenalkan sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Jadwalnya, Patric Kluivert tiba di Indonesia pada hari ini Sabtu (11/1/2025). Legenda Barcelona, Ajax, dan AC Milan ini miliki plus-minus jelang membesut Timnas Indonesia!
Sesuai pernyataan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam konferensi pers pada Senin (6/1/2025) silam, pelatih baru Timnas Indonesia akan menginjakkan kaki di Tanah Air pada tanggal 11 Januari 2025.
Baca juga: Nasib Louis van Gaal Batal Jadi Direktur Teknik Timnas Indonesia, Ternyata Dikaitkan Posisi Lain
Baca juga: Shin Tae-yong Ajak Erick Thohir Ketemu Langsung, Ketum PSSI Ungkit Hubungan Buruk dengan Mancini
Patrick Kluivert diperkirakan bakal mendarat di Indonesia, tepatnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Sabtu (11/1/2024) petang WIB.
Seperti diketahui, Kluivert telah resmi diumumkan sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Rabu (8/1/2025) lalu.
Pria Belanda berusia 48 tahun itu diikat kontrak selama dua tahun hingga 2027 disertai opsi perpanjangan. Ia ditargetkan membawa Indonesia menembus Piala Dunia 2026.
Rencananya, Kluivert akan secara resmi diperkenalkan kepada publik sebagai pelatih timnas Indonesia pada Minggu (12/1/2025) besok, alias sehari setelah kedatangannya.
Kini yang menjadi topik pembahasan, pecinta sepak bola Indonesia tidak semuanya merespons positif atas tugas baru yang diemban legenda AC Milan itu.
Satu di antaranya rekam jejak Patrick Kluivert yang dinilai kurang mentereng jika dibandingkan dengan Shin Tae-yong.
Meski begitu, ada sisi plus dan minus Patrick Kluivert ditunjuk sebagai pelatih anyar Timnas Indonesia, yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Komunikasi Mudah (Positif)
Faktor utama yang disebut-sebut menjadi alasan PSSI melengserkan Shin Tae-yong sebagai nakhoda Timnas Indonesia ialah komunikasi.
Aspek ini memang diharapkan bisa terjawab dengan hadirnya Kluivert sebagai pelatih kepala yang baru.
Apalagi, sebagai warga Belanda, dia memiliki kemudahan untuk menjalin komunikasi dengan anak asuhnya.
Sebagian besar amunisi skuad Garuda saat ini merupakan pemain-pemain naturalisasi asal Negeri Kincir Angin.
Tentu, hubungan kedekatan antara pelatih dan para pemain ini bisa memudahkan interaksi di dalam tim.
Harapannya, komunikasi yang lancar dapat membantu Kluivert untuk membawa skuad Garuda punya performa lebih baik.
2. Sosok Kepemimpinan (Positif)
Alasan lainnya yang digunakan pihak federasi untuk menunjuk Kluivert ialah faktor kepemimpinan.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menilai kepemimpinan menjadi catatan krusial yang mesti diperbaiki Timnas Indonesia.
Hadirnya Kluivert tentu diharapkan PSSI bisa menjawab permasalahan tersebut.
Dengan rekam jejaknya yang melegenda di Belanda, dia tentu diharapkan mampu memberikan motivasi dan inspirasi bagi para pemainnya.
Tentu, nama-nama pemain bintang seperti Jay Idzes, Mees Hilgers, Thom Haye, dan lain-lain bisa lebih segan dan menghormati Kluivert karena rekam jejaknya yang mentereng saat masih aktif bermain.
3. Reputasi Bagus (Positif)
Tak hanya itu, PSSI juga dapat menggoda lebih banyak pemain keturunan Indonesia-Belanda dengan hadirnya Kluivert sebagai pelatih kepala.
Reputasi sang pelatih di Negeri Kincir Angin memang sudah tak perlu diragukan.
Dengan ‘menjual nama’ Kluivert, PSSI bisa meyakinkan lebih banyak pemain-pemain keturunan, terutama yang masuk kategori ‘Grade A’ untuk bersedia menjalani proses naturalisasi demi memperkuat Timnas Indonesia.
Ini menjadi modal sosial yang sangat baik untuk ke depannya, terutama jika Kluivert mampu membawa skuad Garuda tampil lebih baik setelah menjadi suksesor Shin Tae-yong di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
4. Minim Pengalaman (Negatif)
Rekam jejak Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala sebetulnya tak begitu mentereng. Dia tak memiliki pengalaman yang panjang sebagai pelatih kepala. Kariernya lebih banyak dihabiskan sebagai asisten.
Dia hanya pernah tiga kali menjadi pelatih kepala.
Pertama ialah ketika mengasuh Jong Twente (2011-2012), setelah itu ketika menangani Timnas Curacao (2015-2016 dan 2021), serta terakhir menakhodai klub Liga Turki, Adana Demirspor (2023).
Bersama klub yang disebut terakhir, dia bekerja mulai Juni 2024.
5. Butuh Proses Adaptasi (Negatif)
Tantangan terbesar yang harus dihadapi Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia ialah proses adaptasi. Juru racik berusia 48 tahun tersebut tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengenal timnya.
Praktis, waktu yang dimiliki Kluivert sebelum menghadapi pertandingan pertamanya pada Maret 2025 hanya selama 2,5 bulan.
Periode ini bakal menjadi momen penentu apakah Kluivert telah memahami karakter dari setiap anak asuhnya.
(Tribunnews.com/Giri)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Patrick Kluivert Diperkenalkan Besok, 5 Plus Minus Eks AC Milan saat Latih Timnas Indonesia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.